
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Aku duduk manis di kamar
Sirine berkejaran di luar
Siapa lagi yang tak b'runtung hari ini?
Masih muda atau kena komplikasi?
Lirik ini menggambarkan suasana ketenangan yang tiba-tiba diganggu oleh hiruk pikuk di lua... tampilkan semua
Aku duduk manis menulis
Lagu ini menunggu rilis
S'kolah dibuka lagi, murid berbaris
Rasa bersalahku tak kunjung habis
Bagian ini mengisahkan seorang individu yang mencoba menjaga kreativitasnya dengan menulis... tampilkan semua
Hidupku berlanjut
Dan malam ini
Teman-temanku tertawa
Termabuk di bed
Lirik ini menceritakan kelanjutan hidup tokoh utama meski berada dalam perasaan sepi. Kebe... tampilkan semua
Atas semua kesalahan kami
Kurang cepat buka suara
Atas semua kesalahan kami
Tak disiplin menutup mulut
Lirik ini adalah sebuah pengakuan dari kesalahan masa lalu, menyoroti pentingnya komunikas... tampilkan semua
Aku minta maaf
Aku minta maaf
Aku takut kau hilang ditelan waktu
Kalimat permintaan maaf yang diulang tiga kali mengindikasikan penyesalan yang dalam dan k... tampilkan semua
Berharap kau bahagia di atas sana
Kautata rambut semuanya di surga
S'karang kautata rambut semuanya di surga
Bagian ini merupakan ungkapan harapan agar orang yang telah pergi dapat damai dan bahagia ... tampilkan semua
Lagu "Ibel" karya Hindia menggambarkan perjalanan emosional yang penuh dengan nuansa kesedihan, penyesalan, dan harapan. Melalui lirik-liriknya, Hindia berhasil menyampaikan perasaan yang mendalam dan universal, membuat pendengarnya merenungkan tentang kehidupan, kehilangan, dan hubungan antar manusia.
Kesendirian dan Refleksi Diri
Pada bagian awal lagu, Hindia menggambarkan sosok yang duduk sendirian di kamar. Kalimat “Aku duduk manis di kamar” mengisyaratkan kondisi introspeksi dan ketenangan, meski di luar sedang terjadi hiruk-pikuk. Sirine yang terdengar menambah kesan adanya sesuatu yang berlangsung di luar sana, menciptakan kontras antara dunia luar yang kacau dan pikiran dalam diri yang berusaha tenang. Hal ini mencerminkan banyak orang yang mengalami momen refleksi di tengah kekacauan hidup.
Momen Kesadaran Akan Ketidakadilan
- "Siapa lagi yang tak b'runtung hari ini?" – Sebuah pertanyaan retoris yang menunjukkan keprihatinan dan kesadaran akan realitas hidup yang tidak selalu adil.
- "Masih muda atau kena komplikasi?" – Menunjukkan kesalahan yang mungkin dialami dalam hidup, baik secara biologis maupun sosial. Ini mengisyaratkan bahwa segala sesuatu bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia.
Rasa Bersalah dan Tidak Berdaya
Di tengah refleksi tersebut, terdapat penggalan lirik yang menunjukkan rasa bersalah: “Rasa bersalahku tak kunjung habis.” Lirik ini mencerminkan bagaimana penyesalan dapat membebani seseorang, terutama ketika berurusan dengan kehilangan seseorang yang berharga. Kesadaran bahwa mungkin ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kehilangan tersebut menambah beratnya beban emosional.
Kehidupan yang Berlanjut
Meskipun ada perasaan kehilangan dan penyesalan, Hindia membawakan pesan bahwa hidup harus terus berjalan. “Hidupku berlanjut” menunjukkan semangat untuk melanjutkan kehidupan meskipun hal-hal buruk telah terjadi. Di sisi lain, kehadiran teman-teman yang “tertawa” dalam momen-momen kebersamaan juga menciptakan kontras, menggambarkan bagaimana orang-orang yang tersisa mencoba menghibur diri setelah kehilangan.
Permintaan Maaf dan Harapan
Momen puncak dari emosional lagu ini adalah ketika Hindia meminta maaf: “Aku minta maaf.” Ini adalah pengakuan atas kesalahan yang mungkin telah dilakukan, dan ketakutan akan kehilangan yang lebih dalam lagi. Kalimat “Aku takut kau hilang ditelan waktu” mencerminkan keinginan untuk tetap terhubung dengan yang telah pergi dan rasa cemas akan dilupakan. Di sinilah penekanan pada makna hubungan antar manusia menjadi terasa sangat kuat.
Puitis dan Simbolis
Akhirnya, lirik “Berharap kau bahagia di atas sana” dan “Kautata rambut semuanya di surga” memberikan gambaran yang puitis tentang harapan akan kedamaian bagi yang telah pergi. Ini merupakan sentuhan simbolis dari cara kita mengenang orang yang kita cintai, ketika kita berharap mereka menemukan kebahagiaan di tempat yang lebih baik.
Kesimpulan
Lagu "Ibel" dari Hindia tidak hanya sekadar lirik, tetapi merupakan sebuah karya seni yang merangkum pengalaman manusia yang kompleks. Dari refleksi pribadi, rasa bersalah, hingga harapan, setiap elemen dalam lagu ini mengajak pendengar untuk merenungkan hidup dan hubungan yang kita jalin. Dengan kehalusan dan kepekaan yang ditunjukkan, Hindia berhasil menjadi suara bagi banyak orang yang merasakan hal sama, menjadikan "Ibel" sebagai lagu yang relevan dalam berbagai dimensi kehidupan.
- 2Janji Palsu4:02
- 2Forgot Password3:36
- 3Perkara Tubuh2:35
- 3Matahari Tenggelam3:53
- 4Satu Hari Lagi4:31
- 4Pesisir4:26
- 5WAWANCARA LIAR, PT. 37:40
- 5WAWANCARA LIAR, PT. I4:37
- 6Masalah Masa Depan4:46
- 6Ibel2:13
- 7Alexandra4:48
- 7Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?3:43
- 8Jangan Jadi Pahlawan3:30
- 8Selebrisik2:46
- 9Bayangkan1:24
- 9Cincin4:26
- 10Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah3:13
- 10WAWANCARA LIAR PT. 29:08
- 11Kami Khawatir, Kawan4:25
- 11Kita Ke Sana4:42
- 12Apa Kabar, Ayah?3:19
- 12Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya3:44
- 13Iya... Sebentar3:58
- 13Nabi Palsu4:33
- 14WAWANCARA LIAR, PT. 46:28
- 14Bunuh Idolamu5:42

