
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Komet melintas di atas kepala, tak satu pun kita menoleh
Semua sibuk hidupi diri
Lihat ke atas, dambakan bulan, lutut hanyut, pinggang tenggelam
Semua sibuk hidup di mimpi
Lirik ini menggambarkan keadaan di mana manusia terlalu sibuk dengan rutinitas dan impian ... tampilkan semua
Harapanku menyelam kala langit menghitam
Dan pesisir bergumam dalam diam mengancam
Bagian ini berbicara tentang ketidaktentuan masa depan dan perasaan terancam yang dirasaka... tampilkan semua
Kencang kau menertawakan hujan di tengah gurun berapi
Cepat kau menertawakan hewan, di dalam hilang empati
Cendekia kau anggap jenaka, durhaka kau di hadapan data
Yang kau bangun sekarang semua fana, kau sibuk hidup di mimpi
Lirik ini menyoroti perilaku manusia yang sering mengabaikan elemen penting dari realitas,... tampilkan semua
Harapanku tenggelam, langit tertutup muram
Dan pesisir bergumam, bersiap ′tuk menerkam
Harapan yang tenggelam dan langit yang muram menggambarkan perasaan putus asa ketika situa... tampilkan semua
Bersiap 'tuk tenggelam, bersiap ′tuk melebam
Sejauh ku berlari, dosaku kan kembali
Konyol memikirkan masa depan, esokmu masih dalam ancaman
Semua rancangan yang parau, hanya mewariskan risau
Lirik ini mengandung pesan bahwa meskipun kita berusaha melarikan diri dari dosa atau kesa... tampilkan semua
Lagu "Pesisir" yang dinyanyikan oleh Hindia menawarkan sebuah narasi yang dalam mengenai kondisi manusia, harapan, dan ketidakpedulian di tengah tantangan kehidupan. Liriknya yang puitis membawa pendengar pada sebuah perjalanan emosional yang menggugah, menggambarkan realitas yang bisa membuat kita merenung.
Menelusuri Makna Lirik
Diawali dengan penggambaran komet yang melintas di atas kepala, lirik ini seolah memberikan kita gambaran tentang keajaiban alam yang diabaikan. Komet yang melintas ini menandakan momen signifikan yang seharusnya diperhatikan, namun semua orang terjebak dalam kesibukan hidupnya masing-masing. Hal ini mencerminkan persoalan umum di masyarakat, di mana orang seringkali lebih fokus pada urusan pribadi dan mengabaikan hal-hal yang lebih besar di sekitar mereka.
- Sibuk Hidup di Diri Sendiri: Keterasingan emosi digambarkan saat lirik menyatakan, "Semua sibuk hidup di mimpi," yang menunjukkan bahwa orang-orang terperangkap dalam dunia khayalan mereka sendiri dan melupakan realitas di sekitar.
- Harapan yang Terbenam: Lirik melanjutkan untuk mengolah harapan yang tenggelam, simbolis dari impian dan aspirasi yang terhambat oleh kondisi yang semakin sulit.
- Pesisir sebagai Simbol Ancaman: Menggunakan gambar pesisir yang "bergumam dalam diam," lagu ini menggambarkan potensi bahaya yang mungkin mengancam, menunjukkan bahwa ketidakpedulian dapat berujung pada konsekuensi yang serius.
Konflik Antara Tawa dan Keberadaan
Dalam bait berikutnya, Hindia menyoroti konflik antara tawa dan kesedihan. Lirik seperti "Kencang kau menertawakan hujan di tengah gurun berapi" memberikan kesan ironis; di tengah kesulitan dan kepanikan, ada yang memilih untuk menertawakan atau meremehkan situasi. Ini mencerminkan kekonyolan dalam menghadapi kenyataan pahit.
- Durhaka pada Realitas: Kecenderungan untuk menganggap serius sesuatu yang sebenarnya harusnya dihadapi dengan keseriusan, ditunjukkan dalam lirik "Cendekia kau anggap jenaka". Hal ini menyiratkan kurangnya rasa empati dalam masyarakat terhadap permasalahan yang lebih besar.
- Keterasingan dari Data: Lirik yang menyatakan "Yang kau bangun sekarang semua fana" menyoroti betapa semua yang dibangun manusia bersifat sementara jika tidak disertai kesadaran akan realitas.
Refleksi Terhadap Masa Depan
Akhir dari lirik "Pesisir" membawa kita pada pemikiran yang lebih mendalam tentang masa depan. Dalam bait terakhir, ada pengingat bahwa dosaku kan kembali, menggambarkan bahwa tidak peduli seberapa jauh kita mencoba berlari dari kesalahan, konsekuensi tetap akan mengejar. Ini menjadi peringatan bagi pendengar untuk tidak melupakan tanggung jawab mereka terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Kesimpulan
Lag u "Pesisir" adalah sebuah karya yang menyentuh, menggambarkan kisah batin manusia yang berjuang di tengah kesibukan dan ketidakpedulian. Melalui liriknya yang puitis, Hindia berhasil mengajak pendengar untuk merenungkan arti hidup, harapan, serta tanggung jawab kita terhadap masa depan. Sebagai sebuah refleksi sosial, "Pesisir" mengajak kita untuk tidak hanya bermimpi, tetapi juga bertindak dan peduli terhadap realitas yang ada di depan mata.
- 2Janji Palsu4:02
- 2Forgot Password3:36
- 3Perkara Tubuh2:35
- 3Matahari Tenggelam3:53
- 4Satu Hari Lagi4:31
- 4Pesisir4:26
- 5WAWANCARA LIAR, PT. 37:40
- 5WAWANCARA LIAR, PT. I4:37
- 6Masalah Masa Depan4:46
- 6Ibel2:13
- 7Alexandra4:48
- 7Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?3:43
- 8Jangan Jadi Pahlawan3:30
- 8Selebrisik2:46
- 9Bayangkan1:24
- 9Cincin4:26
- 10Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah3:13
- 10WAWANCARA LIAR PT. 29:08
- 11Kami Khawatir, Kawan4:25
- 11Kita Ke Sana4:42
- 12Apa Kabar, Ayah?3:19
- 12Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya3:44
- 13Iya... Sebentar3:58
- 13Nabi Palsu4:33
- 14WAWANCARA LIAR, PT. 46:28
- 14Bunuh Idolamu5:42

