
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Ku tak cukup pintar ′tuk bicarakan uang
Ku tak cukup peka 'tuk bicarakan alam
Tak cukup bijak ′tuk bicarakan orang
Pikiranku bertandang, jauh dari sekarang
Lirik ini menggambarkan perasaan ketidakcukupan dan keengganan dalam menghadapi realitas y... tampilkan semua
Yang ku tahu besok hancur berantakan
S'perti kata orang pintar macam Gita Wirjawan
Dan ku tahu siapa untuk disalahkan
Masalah masa depan, biar mereka bereskan
Penyanyi mengungkapkan pandangan pesimistik terhadap masa depan yang tidak menentu dan dip... tampilkan semua
Berdiri di penghujung buku
Gemetar lututku, tersisa ragu
Berlindung di belakang tawa
Di dalam hati tersisa ragu
Lirik ini mengekspresikan kegelisahan dan ketidakpastian yang dirasakan seseorang ketika m... tampilkan semua
Hari ini apa yang lucu?
Jutaan cara 'tuk batin yang gagu
Berdiri di akhir dunia
Di minggu ini tersisa ragu
Pertanyaan reflektif tentang apa yang dianggap lucu dalam kehidupan sehari-hari mengawali ... tampilkan semua
Lawan resesi modalku hanya pas-pasan
Lawan emisi pun aku hanya figuran
Tak cukup penting ′tuk bikin perubahan
Nasibku tak karuan, tidak digenggam tangan
Lirik ini menggambarkan perasaan ketidakmampuan dalam menghadapi masalah global seperti re... tampilkan semua
Yang ku tahu hadapi sambil berjalan
S′perti kata orang bijak yang paham kebatinan
Dan ku tahu siapa untuk disalahkan
Masalah masa depan, aku punya peranan
Ada pandangan penerimaan untuk menghadapi apa pun yang datang sambil tetap bergerak maju, ... tampilkan semua
Kemanakah
Pelik esok hari kan bawaku pergi
Di antara
Berjuta nama, aku hanya angka, bukan sesiapa
Penyanyi bertanya-tanya ke mana masa depan yang penuh teka-teki akan membawanya, di tengah... tampilkan semua
Lagu "Masalah Masa Depan" yang ditulis dan dinyanyikan oleh Hindia merupakan sebuah karya yang sarat dengan refleksi dan kritik terhadap keadaan sosial dan pribadi. Melalui liriknya, Hindia menyiratkan perasaan ketidakpastian dan keterasingan yang banyak dirasakan oleh generasi muda saat ini. Artikel ini akan mengupas beberapa tema utama yang terdapat dalam lagu ini dan memberikan penjelasan detail tentang makna di balik setiap baitnya.
Keterasingan dan Ketidakpastian
Pada bait pertama, ketika Hindia menyatakan, "Ku tak cukup pintar 'tuk bicarakan uang", terdapat penegasan akan keterbatasan diri dalam memahami sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan modern, seperti uang dan kekayaan. Hal ini mencerminkan perasaan banyak orang yang menghadapi tantangan hidup tanpa bimbingan yang memadai. Selain itu, lirik "Tak cukup bijak 'tuk bicarakan orang" menggambarkan rasa rendah diri dan keengganan untuk terlibat dalam pembicaraan yang lebih kompleks mengenai hubungan antarmanusia dan moral.
Optimisme yang Terkikis
Dari bait ke bait, Hindia membawa pendengar pada refleksi lebih dalam mengenai akan masa depan. Ia berujar, "Yang ku tahu besok hancur berantakan", yang menunjukkan rasa putus asa terhadap keadaan yang terus memburuk. Penyebutan nama Gita Wirjawan, seorang tokoh publik yang dikenal dengan pandangan-pandangannya, menunjukkan bahwa Hindia menyadari ada suara-suara lain yang lebih berpengalaman dan memahami situasi yang dihadapi masyarakat saat ini.
Peran Individu dalam Masyarakat
Selanjutnya, pengakuan akan "Masalah masa depan, biar mereka bereskan" menjadi pernyataan ambivalen, di mana ia merasa seolah tidak memiliki peran dalam perubahan yang terjadi. Namun, di sisi lain, ada pengakuan bahwa individu tetap memiliki tanggung jawab, digambarkan dalam lirik "aku punya peranan". Ini menunjukkan pentingnya setiap orang dalam menciptakan perubahan, sekalipun dalam kondisi yang sulit.
Rasa Ragu dan Ketidakpastian Hidup
Konflik batin yang dialami Hindia sangat terlihat pada bait yang mengungkapkan "Gemetar lututku, tersisa ragu". Ketidakpastian ini membawa pendengar pada gambaran visual akan seseorang yang berdiri di tepi jurang, menghadapi masa depan yang tak pasti. "Di dalam hati tersisa ragu" merefleksikan ketidakpastian yang menyelimuti pikiran dan perasaan, membuatnya sulit untuk melangkah maju.
Kesadaran Sosial
- Resesi Ekonomi: Hindia menyampaikan bahwa sumber daya yang dimilikinya terbatas dan keterbatasan ini membuatnya merasa seperti "hanya figuran" di arena yang lebih besar, di mana ia tidak memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan.
- Nasib sebagai Angka: Dalam mencari identitas, ia menggambarkan dirinya sebagai "hanya angka, bukan sesiapa", yang dapat diartikan sebagai hilangnya nilai individu dalam masyarakat yang sangat mengedepankan materialisme.
Penutup
Lag u "Masalah Masa Depan" oleh Hindia adalah sebuah cerminan yang kuat mengenai kebimbangan generasi modern. Dengan lirik yang sederhana namun dalam, Hindia berhasil menangkap esensi dari keresahan dan harapan yang terpendam. Melalui karya ini, ia mengajak pendengar untuk merenung tentang peran mereka di dunia dan bagaimana setiap individu, meski hanya tampak sebagai angka, tetap memiliki dampak yang signifikan. Dalam kalimat terakhir yang penuh harapan, "Kemanakah pelik esok hari kan bawaku pergi", Hindia seolah mengajak kita untuk terus melangkah meski dalam ketidakpastian yang ada. Lagu ini berhasil menyampaikan pesan bahwa meskipun masa depan tampak suram, keberanian untuk menghadapi tantangan adalah suatu langkah penting untuk meraihnya.
- 2Janji Palsu4:02
- 2Forgot Password3:36
- 3Perkara Tubuh2:35
- 3Matahari Tenggelam3:53
- 4Satu Hari Lagi4:31
- 4Pesisir4:26
- 5WAWANCARA LIAR, PT. 37:40
- 5WAWANCARA LIAR, PT. I4:37
- 6Masalah Masa Depan4:46
- 6Ibel2:13
- 7Alexandra4:48
- 7Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?3:43
- 8Jangan Jadi Pahlawan3:30
- 8Selebrisik2:46
- 9Bayangkan1:24
- 9Cincin4:26
- 10Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah3:13
- 10WAWANCARA LIAR PT. 29:08
- 11Kami Khawatir, Kawan4:25
- 11Kita Ke Sana4:42
- 12Apa Kabar, Ayah?3:19
- 12Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya3:44
- 13Iya... Sebentar3:58
- 13Nabi Palsu4:33
- 14WAWANCARA LIAR, PT. 46:28
- 14Bunuh Idolamu5:42

