
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Semua yang kaucela
Semua yang kaubela
Hak suaraku ′kan kauanggap responsif
Menahan diri dianggap lemah
Lirik ini menggambarkan situasi di mana seseorang merasa semua yang mereka lakukan, baik y... tampilkan semua
Semuanya tak nyata
Kau pun termakan juga
Batin lapar, kau mudah digembala
Lihat sekarang engkau di mana
Penggalan lirik ini menyoroti ketidakpuasan terhadap kondisi yang ada. Situasi yang digamb... tampilkan semua
Oh, jelas hal ini memang tak ada
Karena kau tak pernah merasakannya
Aman, duduk manis, hanya tertawa
Laga dirimu di balik kaca
Bagian ini mencerminkan rasa skeptisisme dan isolasi yang dialami oleh seseorang yang mera... tampilkan semua
Hanya jika sampai ada karangan bunga
Aku akan berbelasungkawa
Dan apa kaudengar semalam di berita?
Ngomong-ngomong, kukenal dia juga
Lirik ini menggambarkan rasa ironi dan ketidakpedulian terhadap sekeliling, bahkan ketika ... tampilkan semua
Kudoakan kita semua
Masuk neraka
Panjang umur
Lirik ini adalah penyampaian yang kontroversial. Mengungkapkan harapan semua orang menuju ... tampilkan semua
Matahari tenggelam
(Matahari tenggelam)
S'lamat datang malam
(S'lamat datang malam)
Panjang umur
(Turut berduka)
Bagian ini menggambarkan peralihan dari siang ke malam, yang bisa diibaratkan sebagai perj... tampilkan semua
“Matahari Tenggelam” adalah salah satu karya yang menarik dari penyanyi dan musisi Indonesia, Hindia. Melalui lirik yang dihadirkan, lagu ini mengekspresikan suatu pandangan yang mendalam terhadap kehidupan, hubungan sosial, dan kritik terhadap keadaan sekitar. Dalam tulisan ini, kita akan mendalami makna dan tema yang terkandung dalam lirik lagu ini.
Makna Setiap Baris
Diawali dengan “Semua yang kaucela / Semua yang kaubela”, lirik pembuka ini menekankan pada hubungan antara protes dan pembelaan. Ada nuansa konflik antara pendapat dan sikap yang dimiliki orang lain. Ini menunjukkan betapa seringnya kita menikmati kritik, tetapi juga sangat defensif terhadap apa yang kita bela.
Selanjutnya, “Hak suaraku 'kan kauanggap responsif / Menahan diri dianggap lemah” memberikan gambaran bahwa di balik setiap pernyataan, ada pandangan yang berlawanan. Seiring dengan itu, ada kekuatan dan kelemahan yang dinilai oleh orang lain, mencerminkan dinamika sosial yang kompleks.
Konflik dan Realitas
Ketika lirik melanjutkan dengan “Semuanya tak nyata / Kau pun termakan juga”, Hindia tampak mengajak pendengarnya untuk mempertanyakan kenyataan yang ada. Apakah semua ini hanya ilusi? Pertanyaan ini menggambarkan kondisi masyarakat yang sering terjebak dalam narasi yang salah.
- Kritik Sosial: Dalam lirik “Batin lapar, kau mudah digembala”, terdapat kritik terhadap masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh propaganda dan mitos yang ada di sekitar mereka.
- Pencerahan: “Lihat sekarang engkau di mana” menjadi seruan bagi mereka yang sering mengabaikan realitas di sekitar. Hindia seolah menunjukkan bahwa ketidakpedulian dapat membawakan konsekuensi yang mungkin tidak kita inginkan.
Konsep Kehidupan dan Kematian
Lanjut ke lirik yang mengatakan “Oh, jelas hal ini memang tak ada / Karena kau tak pernah merasakannya”, di sini Hindia mengimplikasikan bahwa banyak orang yang hidup dalam ketidakpuasan karena mereka tidak mengalami langsung apa yang mereka tolak atau bela. Hal ini dilanjutkan dengan konteks kematian yang eksplisit dalam baris “Hanya jika sampai ada karangan bunga / Aku akan berbelasungkawa”.
Kritik ini meluas pada ide bahwa kemampuan untuk merasakan kehilangan atau berduka seringkali hanya muncul ketika hal tersebut sudah terjadi, memberikan gambaran tentang kepasrahan dan peka terhadap situasi yang mungkin kendaraan bagi orang lain.
Penutup yang Mencengangkan
Akhir dari lagu ini dibawakan dengan lirik “Kudoakan kita semua / Masuk neraka / Panjang umur”. Ini adalah ungkapan pahit yang mencerminkan rasa kekecewaan dan keputusasaan terhadap keadaan. Hindia seolah menyatakan bahwa walaupun hidup terus berlanjut, ada banyak elemen yang mengakibatkan penderitaan yang terasa tidak berkesudahan.
Menutup lagu, “Matahari tenggelam / S'lamat datang malam” menjadi sebuah pernyataan mendalam tentang siklus kehidupan. Bahwa dalam ke gelapan malam, ada harapan untuk memulai hari yang baru di esok hari.
Kesimpulan
Lagu “Matahari Tenggelam” dari Hindia, lewat liriknya yang tajam dan puitis, berhasil memberikan kritik sosial, refleksi diri, serta pandangan yang mendalam tentang realitas kehidupan. Dengan semua elemen tersebut, lagu ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga suatu bentuk pencarian makna dalam dalam konteks kehidupan manusia. Kekuatan lirik dan melodi yang diusung menjadikan lagu ini relevan dan beresonansi dengan banyak orang, menggugah para pendengarnya untuk berfikir dan merenung. Dengan kata lain, “Matahari Tenggelam” adalah suara dari keresahan yang perlu didengar dan dipahami.
- 2Janji Palsu4:02
- 2Forgot Password3:36
- 3Perkara Tubuh2:35
- 3Matahari Tenggelam3:53
- 4Satu Hari Lagi4:31
- 4Pesisir4:26
- 5WAWANCARA LIAR, PT. 37:40
- 5WAWANCARA LIAR, PT. I4:37
- 6Masalah Masa Depan4:46
- 6Ibel2:13
- 7Alexandra4:48
- 7Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?3:43
- 8Jangan Jadi Pahlawan3:30
- 8Selebrisik2:46
- 9Bayangkan1:24
- 9Cincin4:26
- 10Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah3:13
- 10WAWANCARA LIAR PT. 29:08
- 11Kami Khawatir, Kawan4:25
- 11Kita Ke Sana4:42
- 12Apa Kabar, Ayah?3:19
- 12Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya3:44
- 13Iya... Sebentar3:58
- 13Nabi Palsu4:33
- 14WAWANCARA LIAR, PT. 46:28
- 14Bunuh Idolamu5:42

