
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Dulu saat saya pelatihan, sempat terjadi perundungan yang luar biasa sehingga berita itu menyebar luas
Bahkan keluar dari institusi, akibat dari 1-2 orang sampai masyarakat tidak percaya dengan kami
Karena 1-2 orang ini, seluruhnya menjadi rusak
Namun bagaimana nasib kami yang tidak melakukan apa-apa?
Lirik ini menggambarkan pengalaman perundungan yang dialami oleh seseorang selama masa pel... tampilkan semua
Bukannya karena kami tidak peduli, bukannya karena kami membiarkan ini terjadi. Bukan
Karena saat itu kami takut, Mas
Tidak ada yang bisa kami lakukan selain diam
Tapi kami dicap yang sama seperti yang melakukan perundungan tersebut
Apa adil?
Lirik ini menjelaskan bahwa meskipun tidak terlibat aktif dalam perundungan, banyak orang ... tampilkan semua
Perundungan di pelatihan, di sekolah sama saja
Dan sama hasilnya, semua dicap
Satu merusak, semuanya rusak
Korupsi itu kewajaran bagi sebuah negara
Lirik ini menyoroti bahwa perundungan di lingkungan pelatihan dan sekolah memiliki kesamaa... tampilkan semua
Gini, saya ralat, banyak negara lain merasakan hal yang sama, terutama untuk negara berkembang
Kalau boleh tahu, mungkin
Gaji sampeyan berapa?
Saya merasa tidak nyaman menyampaikan
Melalui lirik ini, ada refleksi mengenai kondisi sosial dan ekonomi sejumlah negara, terut... tampilkan semua
Sembilan, sepuluh juta? Sebelas?
Sekitar segitu, lah
Saya tebak, melihat dari baju, sepatu dan jam tangan yang Mas pakai
Gaji teman-teman saya itu enam juta, Mas, sebulan
Lirik ini menggambarkan kesenjangan sosio-ekonomi dengan cara yang sederhana namun mencolo... tampilkan semua
Bahkan banyak yang tidak sampai enam juta
Pangkatnya mungkin lebih tinggi dari dia nih, ajudan saya
Ibaratnya begini, saya ini dikasih sapu, tapi yang mereka minta adalah mengubah Bantar Gebang menjadi sebersih aula masjid
Punya waktunya aja ndak
Lirik ini menceritakan situasi politik dan sosial yang tegang dengan perbedaan pendapat di... tampilkan semua
Kita tahu apa yang akan datang sebentar lagi, Pak
Dan lucunya, mungkin sebagai masyarakat kami hanya bisa melihat bahwa di bawah payung yang sama, ketidaksetujuan antara pemimpin sedang terjadi
Perlombaan ini seperti lomba 17-an, tetapi di skala yang jauh lebih besar
Mengkhawatirkan
Menakutkan, Pak
Dalam lirik ini, ada pengakuan bahwa nama seseorang sering muncul dalam diskusi publik, me... tampilkan semua
Bapak adalah nama yang selalu muncul
Menurut Bapak, apakah ini kewajaran?
Umur sampeyan berapa?
Hampir 30, Pak
Lirik ini membaca kembali popularitas seorang figur dalam konteks pemilu sebelumnya, menan... tampilkan semua
Ingat pemilu beberapa tahun yang lalu? Sebelumnya juga
Saya tidak ingin bilang bahwa ini adalah sebuah kewajaran, namun ini yang selalu terjadi
Orang-orang menggunakan kehancuran, menggunakan apa pun untuk jadi tunggangannya
Saya tidak ingin, tapi saya hanya punya satu gagang sapu
Dalam lirik ini, seorang figur publik ditanya tentang harapan mereka dari pemimpin baru. J... tampilkan semua
Apa yang Mas inginkan dari pemimpin baru?
Apa? Satu saja
Transparansi
Transparansi
Makna lirik lagu ini menyoroti harapan masyarakat terhadap pemimpin baru yang diharapkan d... tampilkan semua
Sekarang saya tanya sama sampeyan
Tadi saya bercerita soal perundungan di institusi saya
Apakah sekarang masih terjadi di sekolah-sekolah, Mas?
Mas punya anak? Atau kalau ndak punya, sepupu mungkin, yang bersekolah?
Lirik ini dimulai dengan refleksi tentang perundungan yang terjadi dalam institusi, dilanj... tampilkan semua
Ya
Terjadi, ndak, di sekolahnya?
Masih dalam beberapa tempat, ya
Murid-murid yang baik itu suka dijauhi oleh murid-murid yang dalam tanda kutip "nakal"
Melanjutkan dialog sebelumnya, lirik ini menggambarkan situasi perundungan yang masih ada ... tampilkan semua
Perbedaannya, murid-murid yang baik ini kalau di sekolah punya kemungkinan hidup lebih besar
Begini, sampeyan mengeluh masalah kondisi negara
Wajar
Namanya juga rakyat
Lirik ini mengakui bahwa meski murid yang baik memiliki kemungkinan lebih baik dalam berta... tampilkan semua
Tapi orang suka lupa
Saya juga rakyat
Sama seperti semua orang yang ada di sini
Kita semua rakyat
Lirik ini mengingatkan pendengar bahwa meskipun menjadi seorang yang dikenal atau memiliki... tampilkan semua
Orang teriak-teriak ke kita yang berkuasa
Ini bukan krisis kekuasaan, Mas
Ini krisis identitas
Lirik ini mengungkapkan kekesalan terhadap kritik yang diterima oleh mereka yang berkuasa,... tampilkan semua
Lagu "WAWANCARA LIAR, PT. 3" karya Hindia menggambarkan kompleksitas isu sosial yang menghinggapi masyarakat, khususnya mengenai perundungan dan ketidakadilan di institusi. Melalui liriknya yang kuat dan emosional, Hindia menciptakan sebuah narasi yang menggugah kesadaran kita tentang kondisi lingkungan sekitar.
Menghadapi Perundungan
Salah satu tema utama yang diangkat dalam lagu ini adalah pengalaman perundungan yang dialami oleh narasumber selama pelatihan. Mereka merasakan dampak dari tindakan segelintir orang yang menyebabkan institusi mereka dicap buruk di mata masyarakat. Lirik yang berbunyi, "Karena 1-2 orang ini, seluruhnya menjadi rusak," mencerminkan rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh individu-individu yang tidak terlibat dalam perundungan namun tetap harus menanggung akibatnya.
Ketidakmampuan untuk Bertindak
Narasumber menekankan bahwa ketidakmampuan untuk bertindak ketika melihat perundungan terjadi bukanlah karena ketidakpedulian, melainkan karena rasa takut. "Tidak ada yang bisa kami lakukan selain diam," menjadi refleksi dari perasaan terjebak yang banyak dialami oleh mereka yang menjadi saksi perbulian. Hal ini menunjukkan bahwa seringkali, individu merasa tidak memiliki kekuatan atau dukungan untuk melawan ketidakadilan, suatu isu yang tidak hanya ada di sektor pendidikan tetapi juga di tempat lain.
Korupsi dan Ketidakadilan Sosial
Selain perundungan, lagu ini juga mengangkat isu korupsi yang dianggap sebagai kewajaran di banyak negara, terutama negara yang sedang berkembang. Narasumber menyatakan, "Korupsi itu kewajaran bagi sebuah negara," yang menunjukkan betapa normalnya tindakan tersebut sehingga dianggap tidak lagi mengejutkan. Ini menjadi peringatan bahwa korupsi telah merasuki struktur sosial dan pemerintahan, menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.
Perbandingan Kesejahteraan
Dalam dialognya, terdapat obrolan mengenai perbedaan gaji antara narasumber dan pemimpin yang diajak bicara, yang mengilustrasikan kesenjangan ekonomi yang mencolok. Hal ini ditandai dengan lirik yang menyebutkan gaji teman-teman narasumber yang hanya enam juta per bulan, sementara pemimpin memiliki gaji yang jauh lebih tinggi. Situasi ini menunjukkan ketidakadilan sosial yang memperburuk kesenjangan dalam masyarakat.
Transparansi sebagai Harapan
Di tengah-tengah narasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, muncul harapan akan transparansi dari pemimpin baru. Narasumber menegaskan, "Apa yang Mas inginkan dari pemimpin baru? Transparansi," sebagai kunci untuk memperbaiki keadaan. Transparansi dianggap penting untuk membangun kepercayaan antara pemimpin dan rakyat, serta untuk mengurangi tindakan korupsi yang sudah mengakar.
Krisis Identitas
Di penghujung lirik, ada pernyataan yang kuat tentang krisis identitas dalam masyarakat, "Ini krisis identitas," yang menggambarkan bagaimana rakyat merasa terasing dan terpotong dari proses pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan mereka. Hal ini menciptakan kesan bahwa masalah yang dihadapi bukan hanya sekadar persoalan kekuasaan, tetapi juga menyentuh aspek esensial dari keberadaan sebagai bagian dari masyarakat.
Kesimpulan
Lag u "WAWANCARA LIAR, PT. 3" dari Hindia menghadirkan panduan emosional dan krusial mengenai masalah sosial yang kompleks. Dengan penggambaran yang tajam tentang perundungan, ketidakadilan, kesenjangan, dan harapan akan transparansi, karya ini mampu menggugah refleksi mendalam bagi pendengarnya. Pesan yang dibawa melalui liriknya tidak hanya relevan bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga universal dalam konteks ketidakadilan sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia.
- 2Janji Palsu4:02
- 2Forgot Password3:36
- 3Perkara Tubuh2:35
- 3Matahari Tenggelam3:53
- 4Satu Hari Lagi4:31
- 4Pesisir4:26
- 5WAWANCARA LIAR, PT. 37:40
- 5WAWANCARA LIAR, PT. I4:37
- 6Masalah Masa Depan4:46
- 6Ibel2:13
- 7Alexandra4:48
- 7Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?3:43
- 8Jangan Jadi Pahlawan3:30
- 8Selebrisik2:46
- 9Bayangkan1:24
- 9Cincin4:26
- 10Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah3:13
- 10WAWANCARA LIAR PT. 29:08
- 11Kami Khawatir, Kawan4:25
- 11Kita Ke Sana4:42
- 12Apa Kabar, Ayah?3:19
- 12Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya3:44
- 13Iya... Sebentar3:58
- 13Nabi Palsu4:33
- 14WAWANCARA LIAR, PT. 46:28
- 14Bunuh Idolamu5:42

