Lagu "Konsekuens" yang dinyanyikan oleh band .Feast memancarkan kritikan tajam terhadap realitas kehidupan serta pertanggungjawaban individu dalam tindakan mereka. Melalui lirik yang kuat dan penuh makna, lagu ini menggugah pendengarnya untuk merenungkan konsekuensi dari perbuatan yang mereka lakukan.

Analisis Lirik

Diawali dengan pertanyaan retoris, "Inikah kehidupan yang kau mau? Apakah ini cerita yang kau mau?", lirik ini mengajak pendengar untuk introspeksi. Pertanyaan ini seolah mencerminkan kebingungan dan ketidakpuasan terhadap keadaan dunia yang diwariskan. Selain itu, frasa "Inilah dunia yang kau wariskan" menyoroti tanggung jawab yang dimiliki oleh generasi sebelumnya atas keadaan dunia saat ini.

Melalui kalimat "Bacalah petaka yang kau tuliskan", .Feast menegaskan bahwa setiap tindakan memiliki akibat. Petaka yang dimaksud bisa dilihat sebagai peringatan akan dampak dari keputusan yang dibuat oleh individu atau kolektif. Ketidakpuasan ini semakin dalam saat mereka menyebutkan "Burukmu terpampang terang-terangan", menunjukkan bagaimana kesalahan dan kekeliruan manusia bisa terlihat jelas dan terdokumentasi dalam sejarah.

Konsekuensi Tindakan

• Amanah: Lagu ini menekankan pentingnya menjalankan amanah dengan benar; karena setiap tindakan memiliki konsekuensi yang harus diterima.
• Derita sebagai hasil: Dengan lirik "Berbuat maka kau siap derita", .Feast menegaskan bahwa setiap tindakan yang diambil harus dihadapi dengan kesadaran penuh akan risikonya.

Lebih dalam lagi, lirik "Mulutmu bersumpah ugal-ugalan" menggambarkan kesedihan ketika seseorang membuat janji atau pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Pembaca diajak untuk memahami bahwa kesalahan individu tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar mereka. Ditambah dengan frasa "jika takut hangus jangan kau main api", memberikan peringatan untuk tidak bermain-main dengan tindakan yang berisiko tinggi.

Refleksi dan Kesadaran Diri

Dalam bagian berikutnya, lirik berfungsi sebagai pengingat bagi individu untuk menyadari bahwa mereka juga bisa berkontribusi pada keadaan buruk yang ada. "Mulutku menyerang asal-asalan" menunjukkan bagaimana terkadang kita bisa berbicara atau bersikap tanpa memikirkan dampaknya, menciptakan siklus kesalahan yang terus berlanjut.

Berulangnya kalimat "Aku membangun dan aku menghancurkan" memperkuat tema dualitas dalam tindakan manusia. Kita memiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu yang baik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menghancurkan hasil kerja keras kita sendiri. Pesan ini mengajak pendengar untuk lebih bertanggung jawab atas setiap langkah yang diambil.

Kesimpulan

Lagu "Konsekuens" oleh .Feast bukan sekedar sebuah karya musik, tetapi juga sebuah refleksi mendalam akan perilaku manusia dan dampaknya terhadap dunia. Dengan lirik yang provokatif dan penuh makna, .Feast menyarankan pendengar untuk lebih jeli dalam mempertimbangkan setiap tindakan dan perkataan. Ini adalah panggilan untuk kesadaran diri dan tanggung jawab, mengingat bahwa setiap individu berkontribusi pada kenyataan yang ada saat ini.

Secara keseluruhan, "Konsekuens" menawarkan lebih dari sekadar melodi yang enak didengar; lagu ini adalah pengingat bahwa hidup penuh dengan pilihan dan konsekuensinya, dan kita harus siap menghadapi apa pun yang kita buat.

• 1membangun4:26
• 2Konsekuens3:34
• 3Masimarah2:53
• 4Arteri4:30
• 5Politrik3:20
• 6o,Tuan5:05
• 7Ouroboros3:30
• 8Nina4:37
• 9Langitruntuh3:28
• 10Metakritik3:51
• 1153:36
• 12Tarot4:48
• 13Peralihan1:39
• 14Drums2:33
• 15menghancurkan4:38