
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Oh jelas aku tahu, bunga akan layu
Rumput kian mengering, daun kan menguning
Kau tahu menurutku waktu adalah
Kutukan, ancaman, bualan
Makna lirik lagu ini menggambarkan kesadaran akan perubahan dan kefanaan dalam hidup, di m... tampilkan semua
Dan satu per satu orang sekitarku
Mulai ditinggalkan, oh ini peringatan
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan kesepian dan kehilangan yang dialami seseorang... tampilkan semua
Untukku, o Tuan, wahai Kematian
Ku tak bisa melawan jamah perhentian
Berjanji kuikhlaskan dengan rela
Namun jangan hari ini
Makna lirik lagu ini mencerminkan pergulatan emosional seseorang yang berhadapan dengan ke... tampilkan semua
Melihatmu masuk ke dalam ruang operasi
Berdoa semalam suntuk di kamar yang hening
Tanpa metafora dan analogi
Kiasan berbelit diksi, tanpa berbungkus fiksi
Aku takut
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan cemas dan harapan seseorang yang ditinggal ora... tampilkan semua
Kurelakan, o Tuan
Kurelakan, namun jangan hari ini
Kurelakan, o Tuan
Kurelakan, namun jangan hari ini
Kurelakan, o Tuan
Kurelakan, namun jangan hari ini
Namun jangan hari ini
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan pasrah dan pengorbanan seseorang yang siap mel... tampilkan semua
Lagu "O, Tuan" yang dinyanyikan oleh band .Feast membawa pendengar pada sebuah perjalanan emosional yang mendalam. Dengan lirik yang puitis, lagu ini mengeksplorasi tema tentang waktu, kematian, dan penerimaan yang disertai rasa takut. Melalui pembacaan lirik, kita dapat merasakan konflik batin yang dirasakan oleh sang narator ketika menghadapi kenyataan pahit dari kehidupan dan kematian.
Makna dan Tema
Salah satu elemen kunci dari lagu ini adalah tema waktu. Diawali dengan pengingat bahwa bunga akan layu dan rumput kian mengering, lirik ini menunjukkan kesadaran penuh bahwa tidak ada yang abadi. Waktu dipersonifikasikan sebagai kutukan dan ancaman, menyoroti perasaan penuh kecemasan yang sering kali menyertai pemikiran tentang kematian. Hal ini memberikan kesan bahwa waktu membawa along bukan hanya pada penuaan, tetapi juga pada kehilangan.
Dalam bait berikutnya, terungkap bagaimana orang-orang di sekitar sang narator mulai pergi, menciptakan rasa ketidakpastian dan ketakutan yang semakin mendalam. Penyampaian ini menggarisbawahi betapa fragilnya kehidupan dan bagaimana setiap individu pada akhirnya akan menghadapi perpisahan. Dengan kata-kata "oh ini peringatan", kita saat diajak untuk merenungkan betapa pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki.
Dialog dengan Kematian
Dengan menyebut O Tuan, wahai Kematian, sang narator seolah mengajak kematian berdialog, mengungkapkan kepasrahan namun dengan harapan akan penundaan. Frasa “Ku tak bisa melawan jamah perhentian” menggambarkan betapa tidak berdayanya manusia frente terhadap kekuatan alam dan takdirnya sendiri. Ini membawa kita kepada pertanyaan universal tentang apakah kita benar-benar siap untuk merelakan orang-orang tercinta atau diri kita sendiri.
Keinginan untuk ikhlas juga muncul dalam lirik yang berulang, “Namun jangan hari ini”. Ini mengekspresikan harapan dan keinginan yang kuat agar waktu menunggu sebentar lagi. Lirik tersebut menyoroti rasa takut yang mendalam ketika menghadapi perpisahan yang tak terelakkan, yang sering kali tidak bisa kita atasi meski kita berusaha untuk menjadi ikhlas.
Emo-sentimen dan Aura Kesedihan
Secara keseluruhan, "O, Tuan" adalah sebuah balada emosional yang membangkitkan perasaan duka dan keikhlasan. Melalui lirik yang sederhana namun mendalam, .Feast berhasil menciptakan nuansa kesedihan yang dapat dirasakan oleh pendengar. Elemen puitis dalam liriknya menambah kedalaman makna dan menciptakan ruang bagi pendengar untuk merenungkan pengalaman hidup dan kematian.
Kesimpulan
Denga n lirik yang penuh makna dan kemampuan untuk menggugah emosi, lagu "O, Tuan" dari .Feast menawarkan lebih dari sekedar karya musik; ia adalah sebuah refleksi terhadap kehidupan dan semua ketidakpastian yang menyertainya. Menghadapi kenyataan yang pahit, namun dengan harapan dan keinginan untuk memperpanjang waktu, menjadikan lagu ini relevan dan menyentuh bagi banyak orang yang pernah merenungkan tentang hidup dan kematian.

