v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Review Lagu • 1 tahun lalu
Album Artwork
menghancurkan
Indie
2024 • 4:38 • Track 15/15
.Feast
  • Tentang
  • Lirik
  • Review
  • Tracklist
  • Komentar
Makna Lagu
Lagu ini menggambarkan perjalanan emosional yang penuh pertentangan antara rasa sakit dan perjuangan. Melalui metafora seperti “gunting, batu dan kertas,” serta referensi kepada makhluk hidup dan pengawasan digital, penyanyi mencerminkan kondisi jiwa yang rusak dan upaya untuk mencari makna dalam penderitaan, sambil menghadapi destruksi dan penciptaan dalam hidupnya.
Makna Lirik
Gunting, batu dan kertas
Semua cara kucoba
Tiban perih yang ada, oh
Dengan sakit terbaru

Lirik ini menggambarkan usaha seseorang untuk menghadapi rasa sakit dan kesulitan dengan m... tampilkan semua

Aku menuai abu
Darah dalam sela kuku
Mempertontonkan pilu

Bagian ini mengandung makna simbolis dari seseorang yang terjebak dalam lingkaran kesediha... tampilkan semua

Gajah, semut, manusia
Berputar di pusara
Di nyawa berikutnya, oh
Lihat aku berduka

Lirik ini menggambarkan siklus kehidupan yang dialami oleh berbagai makhluk, dari gajah, s... tampilkan semua

Aku menuai abu
Darah dalam sela kukuku
Mempertontonkan pilu
Aku tak jemu-jemu
Siarkan nanah dan retak dalam hatiku
Tarik tiket ke dunia

Kedalaman rasa sakit dan pengulangan perjuangan seseorang terangkum dalam lirik ini. 'Menu... tampilkan semua

Kupasang tarif ‘tuk pasang
Mata yang menyaksikan
Bersorak untuk jiwa
Yang rusak, tayangkan langsung
Di panggung, di ponsel
Di algoritma

Dalam lirik ini, ada kritik secara implisit terhadap sifat konsumtif masyarakat yang selal... tampilkan semua

Aku membangun dan aku menghancurkan
Aku membangun dan aku menghancurkan
Aku membangun dan aku menghancurkan
Aku membangun dan aku menghancurkan

Repetisi frasa 'Aku membangun dan aku menghancurkan' menggambarkan paradoks kehidupan dan ... tampilkan semua

Review Lagu

Lagu "Menghancurkan" yang ditulis dan dinyanyikan oleh .Feast menyajikan lirik yang penuh makna dan emosi yang mendalam. Dengan tema yang berfokus pada dualitas kehidupan dan betapa cepatnya manusia bisa berputar dalam siklus terbentuknya rasa sakit, lagu ini berhasil menyentuh banyak sisi dari pengalaman manusia. Mari kita telusuri lebih dalam setiap bagian dari lirik ini.

Konsep Gunting, Batu, dan Kertas

Pembuka lagu yang menyebutkan "Gunting, batu, dan kertas" dapat dimaknai sebagai simbol dari permainan kehidupan. Ketiga elemen ini menggambarkan berbagai cara dan taktik yang kita pilih dalam menghadapi masalah. Pemain perlu membuat pilihan, dan tak jarang hasilnya membawa "perih" dalam perjalanan hidup. Konsep ini menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa banyak cara kita coba, rasa sakit seringkali tetap ada, seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman manusia.

Pertarungan dengan Sakit dan Kehilangan

"Menuai abu" dan "Darah dalam sela kuku" menggambarkan sebuah perjuangan yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Abu seringkali melambangkan sesuatu yang telah hilang, sedangkan darah menunjukkan luka yang dalam. "Mempertontonkan pilu" menggarisbawahi rasa sengsara yang ingin ditunjukkan kepada dunia. Dalam konteks ini, lirik menunjukkan bagaimana rasa sakit dan kehilangan bertransformasi menjadi sesi "pertunjukan" bagi jiwa yang terluka.

Kemanusiaan dalam Pusara

Penggambaran "Gajah, semut, manusia" dalam lirik merupakan simbol perbandingan antara berbagai makhluk hidup yang berputar di "pusara." Pusara dapat diartikan sebagai siklus kehidupan yang tak terhindarkan. "Di nyawa berikutnya" mengindikasikan harapan sekaligus keputusasaan, berpindah dari satu pengalaman ke pengalaman lainnya tanpa mengesampingkan "duka" yang senantiasa ada. Ini menekankan bahwa meskipun kehidupan terus berlanjut, duka dan kesedihan selalu menyertai perjalanan kita.

Monolog Internal

Lirik yang menyatakan "Aku tak jemu-jemu, Siarkan nanah dan retak dalam hatiku" menunjukkan pengakuan atas luka batin yang berulang kali dibagikan. Istilah "siarkan" mencerminkan kebutuhan untuk membagikan rasa sakit tersebut, baik itu di media sosial maupun di kehidupan nyata. Di era digital saat ini, ini menciptakan sebuah hubungan antara individu dan dunia luar yang seolah mendorong untuk terus mengeksplorasi penderitaan.

Kontemplasi tentang Kehidupan dan Penghancuran

Frasa "Aku membangun dan aku menghancurkan" yang terulang beberapa kali memberikan kesan dualitas yang kuat. Dalam kehidupan, kita seringkali terjebak dalam siklus menciptakan diri kita sendiri dan di saat yang sama menghancurkan apa yang telah kita bangun. Ini menunjukkan betapa kompleksnya usaha manusia untuk menemukan identitas di tengah berbagai tantangan dan rasa sakit.

Penutup yang Penuh Makna

Lagu "Menghancurkan" adalah sebuah karya seni yang tidak hanya mengandalkan melodi yang enak didengar, tetapi juga lirik yang memicu pemikiran. Di balik setiap bait, tersembunyi berbagai lapisan makna yang mengajak pendengar untuk merenung tentang kehidupan, kehilangan, dan harapan. Melalui lirik yang sederhana namun kuat ini, .Feast berhasil mengekspresikan perasaan yang dalam dan kompleks, menjadikan lagu ini sebagai refleksi nyata dari pengalaman manusia yang universal.

Tracklist Album