
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Kisah usang tikus-tikus kantor
Yang suka berenang di sungai yang kotor
Kisah usang tikus-tikus berdasi
Yang suka ingkar janji lalu sembunyi
Makna lirik lagu ini menggambarkan kritik sosial terhadap perilaku individu yang bermuka d... tampilkan semua
Di balik meja teman sekerja
Di dalam lemari dari baja
Makna lirik lagu ini menggambarkan situasi yang intim dan personal di dalam lingkungan ker... tampilkan semua
Kucing datang cepat ganti muka
Segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri
Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi
Makna lirik lagu ini mencerminkan tentang dualitas dan kepalsuan dalam sikap atau perilaku... tampilkan semua
Tikus-tikus tak kenal kenyang
Rakus, rakus, bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang
Kucing datang tikus menghilang
Makna lirik lagu ini menggambarkan sifat rakus dan serakah yang sering dijumpai dalam peri... tampilkan semua
Kucing-kucing yang kerjanya molor
Tak ingat tikus kantor datang menteror
Cerdik, licik, tikus bertingkah tengik
Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Makna lirik lagu ini menggambarkan situasi di mana ada pihak yang bersikap santai atau len... tampilkan semua
Tikus tahu sang kucing lapar
Kasih roti jalan pun lancar
Memang sial sang tikus teramat pintar
Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar
Makna lirik lagu ini menggambarkan interaksi antara tikus dan kucing, dua hewan yang serin... tampilkan semua
Lagu 'Tikus - Tikus Kantor' yang dinyanyikan oleh Iwan Fals menyajikan sebuah kritik yang tajam terhadap kemunafikan dan perilaku korup di lingkungan kantor. Melalui lirik yang cerdas dan penuh makna, Iwan Fals berhasil menggambarkan realitas yang sering dihadapi dalam dunia pekerjaan, khususnya yang berkaitan dengan etika dan moral.
Kisah Tikus dan Kucing
Pembaca diperkenalkan pada sosok 'tikus' yang melambangkan mereka yang tidak bertanggung jawab, sering kali bersembunyi di balik meja dan lemari baja, serta tidak segan melanggar janji. Istilah 'tikus' di sini menjadi simbol bagi individu yang rakus akan kekuasaan dan keuntungan pribadi, sementara 'kucing' merepresentasikan mereka yang berusaha menegakkan keadilan, meskipun terkadang tampak malas dan tidak sigap.
Tikus-Tikus yang Rakus
Refrain yang berulang menekankan bahwa 'tikus-tikus' tersebut tidak pernah merasa kenyang. Mereka digambarkan sebagai makhluk yang rakus, menunjukkan sebuah gambaran yang jelas mengenai sifat keserakahan di tempat kerja. Dengan menekankan frasa 'rakus, rakus, bukan kepalang', Iwan Fals menunjukkan bahwa perilaku ini bukan hal yang sepele, melainkan sebuah masalah sistematis yang terjadi di banyak organisasi.
Etika dan Moral
Lebih dalam lagi, penggunaan 'otak tikus' yang dibandingkan dengan 'otak udang' mengisyaratkan bahwa mereka yang terjebak dalam perilaku negatif ini tidak memiliki kapasitas untuk berpikir jangka panjang atau mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Ini menciptakan sebuah kontras yang mencolok antara kecerdikan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di dunia korup dan kebodohan yang disebabkan oleh keserakahan.
Pengamat yang Pura-Pura
Pada aspek lain, lirik juga mencerminkan bagaimana kadang-kadang situasi tampak tenang, tetapi kenyataan bisa sangat berbeda. Perawatan dan persiapan dari 'kucing' yang pura-pura tidak menyadari situasi hanya memperburuk keadaan. Hal ini menciptakan suasana di mana para 'tikus' dapat beroperasi dengan leluasa, seolah-olah tidak ada pengawasan atau konsekuensi dari tindakan mereka.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, 'Tikus - Tikus Kantor' adalah sebuah karya yang kaya akan simbolisme, menunjukkan kompleksitas dari perilaku manusia dalam lingkungan kerja. Melalui lirik yang tajam, Iwan Fals mengajak pendengarnya untuk merenungkan nilai-nilai etika dan moral di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali dipenuhi dengan kepalsuan dan ketidakadilan. Lagu ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah peringatan yang relevan bagi kita semua.

