
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Si anjing liar dari Jogjakarta
Apa kabarmu?
Kurindu gonggongmu
Yang keras hantam cadas
Makna lirik lagu ini menggambarkan kerinduan seseorang terhadap sosok yang dianggap liar d... tampilkan semua
Si kuda binal dari Jogjakarta
Sehatkah dirimu?
Kurindu ringkikmu
Yang genit memaki onar
Makna lirik lagu ini menggambarkan kerinduan terhadap sosok yang penuh semangat dan karakt... tampilkan semua
Di mana kini kau berada?
Tetapkah nyaring suaramu?
Makna lirik lagu ini mencerminkan kerinduan dan pencarian seseorang terhadap sosok yang di... tampilkan semua
Si mata elang dari Jogjakarta
Resahkah kamu?
Kurindu sorot matamu
Yang tajam belah malam
Makna lirik lagu ini menggambarkan kerinduan dan kekaguman seseorang terhadap sosok yang m... tampilkan semua
Di mana runcing kokoh paruhmu?
Tetapkah angkuhmu hadang keruh?
Makna lirik lagu ini menggambarkan pertanyaan retoris tentang keteguhan dan keberanian ses... tampilkan semua
Masih sukakah kau mendengar
Dengus nafas saudara kita yang terkapar?
Masih sukakah kau melihat
Butir keringat kaum kecil yang terjerat?
Oleh slogan-slogan manis sang hati laknat
Oleh janji-janji muluk tanpa bukti
Makna lirik lagu ini mencerminkan kepedulian dan empati terhadap penderitaan masyarakat ya... tampilkan semua
Di mana kini kau berada?
Tetapkah nyaring suaramu?
Di mana runcing kokoh paruhmu?
Tetapkah angkuhmu hadang keruh?
Makna lirik lagu ini menggambarkan kerinduan dan keinginan untuk mengingat sosok yang dulu... tampilkan semua
Masih sukakah kau mendengar
Dengus nafas saudara kita yang terkapar?
Masih sukakah kau melihat
Butir keringat orang kecil yang terjerat?
Oleh slogan-slogan manis sang hati laknat
Oleh janji-janji muluk tanpa bukti
Makna lirik lagu ini menggambarkan keprihatinan dan kritisisme terhadap ketidakadilan sosi... tampilkan semua
Lagu "Willy" karya Iwan Fals adalah sebuah karya yang sarat dengan makna dan pesan sosial. Melalui liriknya yang tajam dan puitis, Iwan Fals mengungkap kerinduan serta harapan akan kehadiran sosok-sosok yang mewakili kekuatan dan keberanian.
Gambaran Sosial dan Kemanusiaan
Diawali dengan penggambaran tentang "anjing liar dari Jogjakarta" dan "kuda binal", lirik ini menciptakan citra yang kuat tentang kebebasan dan semangat juang. Iwan Fals seolah menanyakan tentang keadaan mereka, yang menjadi simbol dari keberanian dan kebebasan, serta menciptakan kerinduan yang mendalam untuk suara-suara yang menggugah.
Pesan Kritis terhadap Realitas
Lirik yang mengungkapkan "masih sukakah kau mendengar | dengus nafas saudara kita yang terkapar?" menggambarkan kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat, terutama mereka yang terpinggirkan. Terdapat pernyataan yang tajam terhadap situasi ketidakadilan yang dialami oleh kaum kecil, serta kritik pada slogan-slogan manis yang tidak memiliki substansi. Ini menunjukkan kepedulian Iwan Fals terhadap realitas sosial yang seringkali diabaikan.
Simbolisme dalam Lirik
- Si anjing liar: Melambangkan kebebasan dan keberanian, tetapi juga kerinduan untuk kembali mendengarkan suara yang berani bersuara.
- Si kuda binal: Menyiratkan kemampuan untuk melawan rintangan dan mengingat kembali kekuatan generasi sebelumnya.
- Si mata elang: Simbol ketajaman dan penglihatan yang jelas, menunjukkan kebutuhan akan seseorang yang dapat melihat lebih dalam dan melawan kegelapan.
Pentingnya Suara dan Aksi
Frasa "tetapkah nyaring suaramu?" diulang berulang kali menggambarkan harapan akan keberanian untuk berbicara dan bertindak demi keadilan. Suara ini diharapkan tidak pudar meskipun kondisi lingkungan sosial yang keruh. Ini adalah panggilan bagi pendengar untuk tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam perubahan.
Kritik Terhadap Janji yang Tak Terwujud
Di bagian akhir lirik, Iwan Fals mengingatkan pendengar akan "janji-janji muluk tanpa bukti". Ini menjadi cerminan nyata dari banyaknya janji politik yang sering kali tidak ditepati, menggambarkan kekecewaan terhadap sistem yang ada.
Kesimpulan
Lagu "Willy" bukanlah sekadar sebuah lagu cinta atau kisah sederhana, tetapi sebuah karya yang mengundang refleksi dan introspeksi. Dengan menggunakan simbol-simbol yang kuat, Iwan Fals mengajak pendengarnya untuk mendengar, melihat, dan merasakan penderitaan orang-orang di sekitar mereka. Ini adalah panggilan untuk bersama-sama mempertahankan suara-suara yang seringkali terabaikan dalam hiruk-pikuk dunia yang kompleks ini.

