
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Oh I thought it was over
With all these broken spines
We argue we fight
Talks were cold, extra shiver
30 days were all night
No sunshine no sight
Lagu ini menggambarkan tentang hubungan yang penuh konflik dan ketidakpastian. Kedua belah... tampilkan semua
Old school
Taxi and Uber we fight?
Why can't our road be as one?
Bait ini menyoroti pertikaian antara metode transportasi tradisional seperti taksi dengan ... tampilkan semua
Tear down this border
We share the same mother
Our foes aligned
Dreams intertwined
Blow off your steam
Tomorrow is fine
Lirik ini mengusulkan untuk menghapus batasan yang memisahkan kita karena pada dasarnya ki... tampilkan semua
Share our promised land this time
Jerusalem's not just mine
Oh I got dreams without fever
Of a place I could call home
A place I share with some
Leave behind all this sickness and bruises
That you inflict upon me
That I inflict upon you
Dalam bagian ini, disebutkan keinginan untuk berbagi tanah yang dijanjikan secara damai. T... tampilkan semua
Fender and Gibson
Why do we fight?
Why can not we both rhyme as one?
Berbicara tentang persaingan antara merek gitar legendaris, Fender dan Gibson, lirik ini m... tampilkan semua
Share our promised land this time
Jerusalem's not just mine
I spoke a lot
Don't think know it was necessary
She shook her head
Let out a sigh
Suddenly the ground was shaking
Eyes blinded by light
Back in a cafe in Jakarta
Teks ini merasakan pengalaman surreal, di mana narator tiba-tiba berpindah dari ruangan ya... tampilkan semua
I looked around and she wasn't there
Amazed
Such magic
Applause
Curtain call
But wait
Whom did I talk to?
Then again I was in a cafe in Jakarta
The music was loud
They were playing Kendrick
Di sini, narator mengalami kebingungan ketika menyadari percakapan yang tidak nyata dan me... tampilkan semua
Doesn't fit the place's branding
But well, whatever
It was good
I should shut up and enjoy my latte
So either way it doesn't matter
If I spoke with myself
If I spoke with society
Or if
God spoke to me last night
Lirik ini mengungkapkan rasa ketidakcocokan antara musik yang dimainkan dengan branding te... tampilkan semua
Lagu "Jerusalem" yang dipersembahkan oleh .Feast dan Rubina adalah sebuah karya yang sangat menggugah, menggambarkan konflik emosi dan realitas sosial yang kompleks. Melalui lirik yang introspektif, kita diajak menyelami berbagai tema seperti perselisihan, harapan, serta pencarian jati diri dalam konteks yang lebih besar.
Konflik Penuh Makna
Diawali dengan sebuah pengakuan tentang hubungan yang penuh ketegangan, bait pertama mencerminkan kegundahan yang dialami oleh para protagonis:
"Oh I thought it was over / With all these broken spines / We argue we fight."
Frasa "broken spines" dapat diartikan secara metaforis; mencerminkan ketidakmampuan untuk berdiri tegak akibat konflik dan penderitaan yang berkepanjangan. Ketegangan ini berlanjut dengan gamblang dalam lirik yang menggambarkan uji coba dan pertikaian, menyoroti friksi yang muncul dari perbedaan pandangan.
Keinginan untuk Bersatu
Lagu ini tidak hanya berbicara tentang kemarahan dan pertengkaran, tetapi juga tentang keinginan untuk menemukan titik temu. Dalam bait yang melankolis namun penuh harapan, kita mendengar:
"Tear down this border / We share the same mother."
Ungkapan ini menyiratkan bahwa meskipun ada batasan dan perbedaan, pada dasarnya kita adalah bagian dari satu kesatuan yang lebih besar, yaitu umat manusia yang berbagi tempat dan asal yang sama. Pesan ini mengajak pendengar untuk lebih mengedepankan persatuan daripada perpecahan.
Impian dan Realita
Satu bagian lain yang sangat menarik adalah penggambaran tentang impian. Lirik mengisahkan:
"Oh I got dreams without fever / Of a place I could call home."
Di sini, adanya kedamaian dan stabilitas menjadi hal yang sangat diimpikan. Kesadaran akan kekacauan yang ada, dan harapan untuk menemukan rumah—baik secara fisik maupun emosional—menjadi jantung dari lagu ini. Dalam konteks yang lebih luas, "home" bisa dilihat sebagai simbol dari kebersamaan dan harmoni yang diidam-idamkan oleh banyak orang.
Metafora Musik dan Kehidupan
Perpaduan aspek kehidupan sehari-hari juga ditonjolkan, dengan lirik yang mencakup referensi kepada alat musik terkenal, Fender dan Gibson. Ini menunjukkan bahwa meskipun kita berbeda dalam banyak hal, ada kesamaan dalam pengalaman hidup kita:
"Fender and Gibson / Why do we fight? / Why can not we both rhyme as one?"
Metafora ini mengajak kita untuk memahami bahwa kolaborasi dan kerja sama sejatinya dapat menghasilkan harmoni yang indah, seperti dalam sebuah lagu.
Pengalaman Personal dan Refleksi
Di bagian terakhir lagu, kita ditemukan dengan refleksi pribadi yang dalam:
"Then again I was in a cafe in Jakarta / The music was loud / They were playing Kendrick."
Penggambaran kehidupan yang sederhana namun penuh makna ini menjadi simbol dari pencarian identitas diri dan koneksi sosial. Dalam kebisingan kehidupan sehari-hari, ada kehampaan sekaligus keajaiban yang bisa ditemukan saat kita berinteraksi dengan sesama, atau bahkan saat berbicara dengan diri kita sendiri.
Kesimpulan
Lagu "Jerusalem" oleh .Feast dan Rubina mengajak pendengarnya untuk merenungkan hubungan antar manusia, konflik sosial, serta keinginan untuk hidup dalam kedamaian. Dengan lirik yang puitis dan penuh makna, lagu ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah panggilan untuk refleksi dan pembelajaran. Melalui setiap baitnya, kita diajak untuk memperhatikan apa yang sebenarnya penting: cinta, harapan, dan keinginan untuk bersatu sebagai satu entitas manusia.

