
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Malam dan siang yang tidak pernah bertatap muka
Sebab diantara nya kemilau jingga masuk mengukir nama
Akan jurang yang membedakan diri mereka masing-masing
Lirik ini menggambarkan perbedaan waktu antara siang dan malam yang tidak mungkin bertemu.... tampilkan semua
The night is holding down the sun
It's darkest before dawn
I set my eyes on this wall that
Separates us all
Lirik ini menggambarkan perlawanan antara malam dan siang, mengedepankan konsep kegelapan ... tampilkan semua
Ooh-oh-oh
This time now I know-how
Ooh-oh-oh
We're not the same after all
Ooh-ooh ooh
Ooh ooh ooh
Melalui pengulangan suara 'ooh', lirik ini menekankan pada kesadaran bahwa ada perubahan d... tampilkan semua
When Friday calls all gather round
And mocking can be found
No responds made on Sunday
Yet you here always wail
Lirik ini menggambarkan bagaimana orang berkumpul dan saling mengejek pada hari Jumat, sem... tampilkan semua
Dey bin hyah, dey bin hyah
My medah's bin birthin ever since uh child an o a na-na
Help dem Lord, help dem Lord
Me voices was heard in the heat tso tse day and isy cool o de nah
Kumbaya, Lord, Kumbaya, Kumbaya, Lord
Lirik ini sebagian besar menggunakan bahasa yang mendekati gaya spiritual atau keagamaan. ... tampilkan semua
Oh our Lord is never he, it, or she
Our Lord is never as well as Fa'afafine
Shut down, shut down, shut down
Hallelujah from the poplar tree
Oh yes, we are different an' all ben Papua been bloodin' thousands of death toll
Dalam lirik ini, ada pandangan yang menyoroti bahwa Tuhan melampaui batas gender, dan berb... tampilkan semua
If we crash, the military will have all the money
If we peace, they gwyne lost their investments and their honey
But if they force to own the sole all money
We will shed in forever constant irony
Lirik ini menyoroti ironi ekonomi dan politik. Jika terjadi kerusuhan, maka pihak militer ... tampilkan semua
Save me, shoot me
Save me, rape me
Lord, if my tongue split to three, then I'll strike up upon thee
But somehow upon all of my puffed-up-ness
We sank down deep in this river full of Victorian dress
Lirik ini memadukan rasa putus asa dengan renungan spiritual. Ada permohonan untuk keselam... tampilkan semua
Break it down, Lord! Break it down!
If I had a hammer this holy then I'll hit it every day
If I had a phone this loud I'll ring it everyday
Lirik ini adalah seruan untuk perubahan yang revolusioner, jika seseorang memiliki kekuata... tampilkan semua
Don't, no more Captain Ahab
This is a wreck ship and we've been sailing from the massive crack in Africa
What if I named the whale "Milk"
It would've bring us calamities that are wrapped in silk
Lirik ini merujuk pada referensi literatur 'Moby-Dick', dengan Captain Ahab yang terobsesi... tampilkan semua
Oh God, in the name of Bhinneka
We're expecting you, Lord of the Saints
I gaze up to those flyin' crane
They flew into volcanic plume
That went to meet their hurtful doom
Willingly
Peacefully
Menggunakan simbol nasionalisme, lirik ini menggambarkan harapan akan penyatuan di bawah T... tampilkan semua
I am the watcher of the wall
I am the watcher
I am the hot iron ball
Peace be upon y'all, fuckers
Shalom
Ooh-ooh ooh
Ooh ooh ooh
Lirik ini menggambarkan peran sebagai penjaga atau pengamat, dengan kekuatan kuat seperti ... tampilkan semua
Tapi kata rendra
Tanpa oposisi mereka akan sepi dan onani
Apakah malam bisa gelap?
Jika matahari tidak berperan di tempat lain
Mana indah bianglala tunggal warna
Bagaimana kelahiran tanpa pelukan Yoni kepada Lingga
Lirik ini menarik filosofi Rendra tentang pentingnya oposisi dalam hidup, sebagai kontras ... tampilkan semua
Bahasa di tiap lidah, selera di tiap tafsir, Aamiin di tiap iman, Batas di tiap identitas
Karna tanpa oposisi rezim terus berkuasa, Tanpa oposisi persepsi memakan kepala sendiri
Berbicara tentang bahasa dan identitas, lirik ini menyinggung bagaimana persepsi dan kekua... tampilkan semua
"Watcher of the Wall" adalah sebuah lagu yang ditulis dan dinyanyikan oleh .Feast dan Oscar Lolang. Lagu ini menggabungkan berbagai elemen antara lirik yang mendalam dan melankolis bersama dengan penggambaran situasi sosial yang kompleks. Dalam lagu ini, kita melihat pertempuran antara kegelapan dan cahaya, serta ketegangan antara berbagai identitas dan pandangan. Melalui liriknya, lagu ini menawarkan pandangan yang tajam tentang realitas yang dihadapi oleh banyak orang di era modern.
Makna dan Tema
Lagu ini dimulai dengan penggambaran kontras antara malam dan siang, di mana "malam dan siang yang tidak pernah bertatap muka" mencerminkan perbedaan yang ada di antara individu maupun kelompok. Penggunaan kata "kemilau jingga" memberikan gambaran indah tentang pertemuan matahari terbenam, sementara "jurang yang membedakan diri mereka masing-masing" menyoroti adanya pemisahan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Selanjutnya, ada penggambaran tentang "The night is holding down the sun," yang menggambarkan ketidakpastian dan tantangan yang muncul ketika harapan tampak memudar. Dalam bagian ini, penulis tampaknya mengajak pendengar untuk merenungkan perpisahan dan ketidakpastian yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Ketegangan Sosial dan Identitas
- Oposisi dan Ketidakadilan: Tema oposisi muncul kembali dalam lirik yang menyatakan "tanpa oposisi mereka akan sepi dan onani." Hal ini menyoroti pentingnya kekritisan dalam masyarakat, di mana tanpa perlawanan, keadilan dan suara yang terpinggirkan akan hilang.
- Identitas dan Perbedaan: Terdapat penggarapan tentang identitas dan bagaimana perbedaan dapat menjadi sumber konflik. "Bahasa di tiap lidah, selera di tiap tafsir" menggambarkan pluralitas budaya yang ada, sementara "tanpa oposisi persepsi memakan kepala sendiri" mencerminkan betapa pentingnya dialog antar budaya untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik.
Keberagaman Spiritual dan Sosial
Dalam lagu ini, ada pula penyebutan aspek spiritual dan ketuhanan melalui lirik "Kumbaya, Lord." Ini mengisyaratkan harapan dan permohonan untuk persatuan di tengah beragam identitas. Lagu ini menantang pendengar untuk mempertimbangkan pandangannya tentang Tuhan dan bagaimana dia diinterpretasikan berbeda oleh setiap individu.
Puitis dan Kritis
Liriknya yang puitis ditandai dengan penggunaan metafora yang kuat, termasuk ungkapan "I am the watcher of the wall," yang menunjukkan sikap kewaspadaan terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Ini memberi kita gambaran tentang bagaimana seseorang harus terus menyadari dan memperhatikan tantangan yang ada, serta bertindak sebagai pengamat dalam masyarakat yang penuh dengan kontradiksi.
Kesimpulan
"W atcher of the Wall" adalah lebih dari sekadar lagu; ini adalah cerminan dari perjalanan hidup, identitas, dan perlawanan terhadap norma yang ada. Dengan sentuhan puitis dan lirik yang tajam, .Feast dan Oscar Lolang menghadirkan narasi yang mendalam tentang kegelapan dan harapan, perpecahan dan persatuan. Setiap elemen dalam lagu ini mengajak pendengar untuk merenung dan mungkin memicu diskusi tentang bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
Melalui karya ini, kita diingatkan bahwa meskipun kita mungkin berbeda, penting untuk memahami satu sama lain dan memperjuangkan keadilan dalam berbagai bentuknya. Dalam dunia yang semakin kompleks, pesan ini menjadi semakin relevan dan mendesak untuk diangkat ke permukaan.

