Lagu 'Intermezzo' yang dinyanyikan oleh Iwan Fals menjadi salah satu karya yang kaya akan makna dan menggugah perasaan. Melalui liriknya yang puitis, Iwan Fals menggambarkan pengalaman malam yang berbeda antara desanya dan kota, serta menyelami kedalaman emosi yang mendasari perasaan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu ini.

Kontras antara Malam di Desa dan Kota

Dari lirik pembuka, Iwan Fals mengemukakan pernyataan yang mengejutkan: "Katanya malam sepi, ternyata malam tak sepi." Melalui kalimat ini, ia menunjukkan adanya dualisme dalam pengertian malam. Di desanya, malam tidak hanya sepi, tetapi penuh dengan irama kehidupan yang tersimpan dalam suara jangkrik. Sebaliknya, malam di kota diilustrasikan dengan "keluh kesah bertalu," menciptakan gambaran tentang kebisingan dan kesedihan yang mendominasi. Dalam konteks ini, Iwan Fals berhasil menggambarkan bagaimana masing-masing tempat mempengaruhi perasaan dan pengalaman individu.

Perspektif Pribadi terhadap Malam

Pada bagian berikutnya, Iwan Fals menekankan bahwa meskipun malam ada dalam hati kedua belah pihak, "namun, malammu tak sama malamku". Ini menyiratkan bahwa setiap orang memiliki cara unik dalam mengalami malam. Dalam pandangannya, malam tidak hanya sebagai waktu, tetapi juga sebagai simbol dari emosi dan kondisi jiwa seseorang. Hal ini mengundang pendengar untuk merenungkan bagaimana pengalaman mereka sendiri berinteraksi dengan kondisi sekitar.

Malam sebagai Ruang Refleksi

Iwan Fals melanjutkan dengan menggambarkan malam di desanya dan di hati seseorang. "Malam di hatiku tetap gelap, tak terang" menunjukkan suasana hati yang kelam, suatu keadaan di mana kedamaian batin tampaknya sulit dijangkau. Sebaliknya, "malam di hatimu gelap jadi bumerang" mencerminkan bagaimana pengalaman pahit bisa menimpa kembali kepada individu lainnya. Iwan seolah berusaha menjelaskan bahwa malam tidak hanya berfungsi sebagai ruang untuk merenung tetapi juga sebagai cermin bagi emosi yang tersimpan.

Perjuangan dan Kesedihan

Pada bagian selanjutnya, lirik menunjukkan seorang lelaki yang berjuang melawan problema hidup. "Hanguslah problema yang menghimpit dada" mengisyaratkan bahwa ada harapan untuk melewati kesulitan, meski dihadapkan pada kenyataan pahit. Dalam konteks ini, kehadiran "seorang pemabuk" menjadi simbol dari pencarian arti hidup yang tidak jarang berakhir pada pengabaian diri. Ia berbicara kepada dunia yang meremehkan dirinya, sebuah protes terhadap ketidakadilan dan pengabaian sosial yang sering terjadi.

Kesimpulan

Lagu 'Intermezzo' adalah sebuah karya yang menyentuh hati dan mengajak pendengar untuk merefleksikan pengalaman pribadi mereka terhadap malam. Iwan Fals dengan jeniusnya mengolah lirik menjadi puisi kehidupan yang menggambarkan kontras antara desa dan kota, serta menyelami kedalaman emosi manusia. Pesan yang diusung menjadi jelas: waktu malam merupakan cermin dari hati dan pengalaman yang tentu saja sangat beragam. Melalui lagu ini, Iwan Fals tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak kita untuk berpikir dan merasakan lebih dalam tentang hidup, perjuangan, dan harapan.

• 1Sore Tugu Pancoran4:09
• 2Aku Antarkan3:41
• 3Ujung Aspal Pondok Gede5:08
• 4Tince Sukarti Binti Machmud3:29
• 5Yang Tersendiri4:30
• 6Angan Dan Ingin3:52
• 7Berapa3:35
• 8Damai Kami Sepanjang Hari2:42
• 9Intermezzo4:42
• 10Cik4:09