
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan Tugu Pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Makna lirik lagu ini menggambarkan kehidupan seorang anak kecil, Budi, yang berjuang untuk... tampilkan semua
Menjelang Magrib, hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas Isya, melangkah pulang
Makna lirik lagu ini menggambarkan suasana hati dan kehidupan sehari-hari seseorang, yaitu... tampilkan semua
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal
Makna lirik lagu ini menggambarkan perjuangan seorang anak kecil yang harus menghadapi tan... tampilkan semua
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi?
Makna lirik lagu ini menggambarkan aktivitas sehari-hari seorang pelajar, si Budi, yang te... tampilkan semua
Lagu "Sore Tugu Pancoran" yang dinyanyikan oleh Iwan Fals menggambarkan sebuah cerita sosial yang mendalam melalui liriknya. Lagu ini menyoroti kehidupan seorang anak kecil bernama Budi yang harus berjuang menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya, terutama dalam konteks impian dan waktu.
Kesedihan dan Ketahanan Si Budi
Di awal lirik, kita diperkenalkan dengan sosok Budi kecil yang kuyup dan menggigil hanya dengan satu lapisan pelindung diri. Ia berdiri di simpang jalan Tugu Pancoran, sebuah lokasi yang mungkin menjadi simbol perjuangan dan harapan. Dia menunggu pembeli untuk jajakan korannya, menciptakan gambaran kehidupan sehari-hari yang penuh dengan ketidakpastian dan kesedihan.
Perjuangan Menghadapi Waktu
- Menjelang Magrib: Saat hujan tak reda, Budi murung menghitung laba. Ini menunjukkan bahwa bahkan di tengah kesulitan cuaca, ia tetap berusaha mencari rezeki.
- Tak Sempat Nikmati Waktu: Lirik ini menggambarkan bahwa anak sekecil itu seolah berkelahi dengan waktu, dihadapkan pada impian yang mengganggu tidurnya. Dia terpaksa mengorbankan masa kanakannya demi mencari nafkah.
Konflik Antara Impian dan Kenyataan
Lirik yang menyatakan, "Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu," mencerminkan tekanan yang dialami oleh Budi. Dia bukan hanya sekedar menjual koran; ada harapan dan impian yang harus ia raih, meskipun itu harus mengorbankan waktu dan kebahagiaannya sebagai anak-anak.
Pendidikan dan Tanggung Jawab
Ketika disebutkan bahwa "Si Budi sibuk siapkan buku", terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi prioritas, meskipun biasa untuk anak-anak seusianya. Tugas sekolah yang harus diselesaikan menggambarkan perjuangan seorang anak untuk menyeimbangkan tanggung jawab sosial dan akademisnya. Apakah Budi mampu diam di dua sisi? Pertanyaan ini menyiratkan betapa berat beban yang harus ditanggung seorang anak dalam menghadapi kenyataan hidup.
Simbolisme di Balik Tugu Pancoran
Tugu Pancoran itu sendiri dapat diinterpretasikan sebagai simbol harapan dan impian. Namun, dalam lirik ini, Tugu Pancoran juga bisa dilihat sebagai tempat pertemuan antara mimpi dan kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh Budi. Setiap kali menyebut Tugu Pancoran, ada kesan bahwa Budi selalu kembali ke titik tersebut—pengingat akan kehidupannya yang penuh perjuangan.
Kesimpulan
Mel alui "Sore Tugu Pancoran", Iwan Fals berhasil mengangkat tema yang berat namun sangat relevan tentang perjuangan hidup dan ketahanan seorang anak. Lagu ini bukan hanya sekedar cerita, tetapi juga sebuah refleksi atas tantangan yang dihadapi oleh banyak anak-anak di luar sana, khususnya yang terjebak dalam keadaan ekonomi yang sulit. Iwan Fals, dengan lirik sederhana namun kuat ini, mengajak pendengar untuk merenung dan menyadari pentingnya menghargai waktu dan impian, tanpa melupakan masa kecil yang semestinya penuh keceriaan.

