
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Gonjang-ganjing gonggongan anjing
Anjing herder sampai anjing peking
Dar-der-dor otak digedor
Dengan pelor hati diteror
O-o-oh
O-o-oh
O-o-o-oh
Ngeles!
Makna lirik lagu ini mengungkapkan situasi penuh kekacauan dan ketegangan yang digambarkan... tampilkan semua
Sas-sis-sus dengar desas-desus
Banyak kasus bikin sakit usus
Hang-heng-hong berita bohong
Kongkalikong sindikat kingkong
O-o-oh
O-o-oh
O-o-o-oh
Cuek aje!
Makna lirik lagu ini menggambarkan fenomena masyarakat yang terjebak dalam arus informasi ... tampilkan semua
Kwek-kwek-kwek suara bebek
Merem melek denger geledek
Dalam benteng diadu gambreng
Bandar judi tambah mentereng
O-o-oh
O-o-oh
O-o-o-oh
Untung banyak doi!
Makna lirik lagu ini mengisyaratkan suasana gembira dan penuh warna dalam kegiatan perjudi... tampilkan semua
Sengkuni kilik sana-sini
Kurawa dan Pandawa rugi
Dewa-dewa kerjanya berpesta
Sambil nyogok bangsa manusia
O-o-oh
O-o-oh
O-o-o-oh
Hancur!
Makna lirik lagu ini menggambarkan konflik dan intrik dalam mitologi, khususnya cerita Mah... tampilkan semua
Hak azasi hidup di sini
Tinggal kata tinggal piagam
Bukan keki bukan patah hati
Sebab hukum berwajah muram
O-o-oh
O-o-oh
O-o-o-oh
Busyet dah!
Makna lirik lagu ini mencerminkan kritik sosial terhadap kondisi hak asasi manusia yang se... tampilkan semua
Gonjang-ganjing gonggongan anjing
Anjing herder sampai anjing peking
Dar-der-dor otak digedor
Dengan pelor hati diteror
Makna lirik lagu ini menggambarkan situasi penuh kegaduhan dan ketegangan yang diwakili ol... tampilkan semua
Sas-sis-sus dengar desas-desus
Banyak kasus bikin sakit usus
Hang-heng-hong berita bohong
Kongkalikong sindikat kingkong
Makna lirik lagu ini mencerminkan fenomena penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoa... tampilkan semua
Kwek-kwek-kwek suara bebek
Merem melek denger geledek
Dalam benteng diadu gambreng
Bandar judi tambah mentereng
Makna lirik lagu ini menggambarkan suasana kehidupan yang melibatkan hiburan sekaligus per... tampilkan semua
Sengkuni kilik sana-sini
Kurawa dan Pandawa rugi
Dewa-dewa kerjanya berpesta
Sambil nyogok bangsa manusia
Makna lirik lagu ini mencerminkan gambaran tentang intrik dan konflik yang terjadi dalam k... tampilkan semua
Hak azasi hidup di sini
Tinggal kata tinggal piagam
Bukan keki bukan patah hati
Sebab hukum berwajah muram
Makna lirik lagu ini menggambarkan keprihatinan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yan... tampilkan semua
Gonjang-ganjing gonggongan anjing
Anjing herder sampai anjing peking
Dar-der-dor otak digedor
Dengan pelor hati diteror
O-o-oh
O-o-oh
O-o-o-oh
Habis!
Makna lirik lagu ini mengisyaratkan tentang kegaduhan dan dinamika kehidupan yang dapat di... tampilkan semua
Lagu "17 Juli 1996" yang dinyanyikan oleh Iwan Fals merupakan sebuah karya yang sarat dengan kritik sosial dan refleksi terhadap kondisi masyarakat di Indonesia. Dalam lagu ini, Iwan Fals mengungkapkan berbagai masalah sosial yang terjadi, serta bagaimana pemahaman dan persepsi masyarakat dapat dipengaruhi oleh informasi yang tidak akurat. Melalui liriknya, Iwan Fals berbicara tentang ketidakadilan, korupsi, dan lemahnya perlindungan hak asasi manusia, yang menjadi tema sentral.
Gonjang-ganjing dan Desas-desus
Diawali dengan kata-kata "Gonjang-ganjing gonggongan anjing," Iwan Fals segera memberikan gambaran tentang kekacauan yang terjadi dalam masyarakat. Anjing herder dan anjing peking menjadi simbol dari berbagai kepentingan dan kelas dalam masyarakat. Di sini, Iwan Fals menangkap perhatian pendengar dengan suara gaduh, yang mencerminkan kekacauan dalam komunikasi dan berita yang beredar.
Berita Bohong dan Sindikat
Lirik "Hang-heng-hong berita bohong" menunjukkan bahwa banyak informasi yang beredar bersifat menyesatkan. Dalam konteks ini, "sindikat kingkong" merujuk pada kekuatan yang lebih besar yang memanfaatkan situasi huru-hara untuk kepentingan mereka sendiri. Misalnya, di tengah kebisingan yang ada, sebagian orang masih dapat meraup keuntungan besar, seperti yang tergambar dalam lirik yang menyebutkan "Bandar judi tambah mentereng." Efek negatif dari berita bohong tersebut dapat memicu keresahan dan kegelisahan di kalangan masyarakat.
Permainan Kekuasaan
Bagian berikutnya dari lirik mengacu pada "Sengkuni kilik sana-sini, Kurawa dan Pandawa rugi," yang menggambarkan permainan politik dan intrik di antara penguasa. Di sini, Iwan Fals mengajak kita untuk merenungkan bagaimana banyak yang rugi akibat pertikaian dan permainan kekuasaan yang tidak adil. Lirik ini mengingatkan pendengar tentang perlunya kesadaran politik dan keterlibatan aktif untuk membawa perubahan.
Hak Asasi Manusia dan Hukum
Iwan Fals juga mengangkat isu hak asasi manusia yang sering kali terabaikan. Dengan liriknya, "Hak azasi hidup di sini, tinggal kata tinggal piagam," ia menunjukkan bahwa meskipun ada landasan hukum, dalam praktiknya, hak-hak itu tidak ditegakkan. Hal ini menjadikan umat manusia semakin terluka oleh tindakan hukum yang tidak adil dan tidak menyayangkan. Frasa "Sebab hukum berwajah muram" menandakan bahwa hukum sering kali berfungsi untuk melindungi kepentingan tertentu, bukan untuk keadilan bagi semua.
Kritik Ironis terhadap Masyarakat
Melalui pengulangan frasa dalam lirik seperti "O-o-oh" dan "Cuek aje!", Iwan Fals seolah-olah ingin menyoroti sikap apatis masyarakat yang semakin menurun. Mereka yang dianiaya oleh sistem sering kali hanya bisa meratapi keadaan tanpa melakukan sesuatu. Sementara itu, "dewa-dewa kerjanya berpesta sambil nyogok bangsa manusia" adalah gambaran ironis yang memperlihatkan bahwa mereka yang berada di posisi kekuasaan sering kali mengabaikan kepentingan rakyat kecil demi keuntungan pribadi.
Kesimpulan
Lagu "17 Juli 1996" oleh Iwan Fals adalah karya yang kompleks dan menggugah pemikiran. Dengan memakai simbol-simbol yang kuat serta satir yang tajam, Iwan Fals berhasil menyampaikan pesan penting mengenai kondisi masyarakat dan sistem hukum yang tidak adil. Melalui lirik sekali lagi, ia mengajak pendengar untuk peka terhadap sekitar dan aktif berkontribusi dalam menghentikan ketidakadilan yang ada.

