
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Puing berserakan
Di segenap penjuru
Bekas pertempuran
Makna lirik lagu ini mencerminkan kondisi pasca-konflik, di mana puing-puing yang berserak... tampilkan semua
Bau amis darah
Sisa asap mesiu
Sesak napasku
Makna lirik lagu ini mencerminkan suasana kelam yang berkaitan dengan kekerasan dan konfli... tampilkan semua
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Makna lirik lagu ini menggambarkan sebuah keadaan yang tragis dan mengerikan, di mana maya... tampilkan semua
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Makna lirik lagu ini menggambarkan suasana yang kontras antara keindahan dan kegelapan. Bu... tampilkan semua
Di ujung sana
Banyak orang kelaparan
Ujung lainnya
Wabah busung menyerang
Makna lirik lagu ini menyiratkan kondisi sosial yang memprihatinkan, di mana ada kesenjang... tampilkan semua
Di sudut sana
Banyak orang kehilangan
Sudut lainnya
Bayi bertanya bimbang:
"Mama, kapan Ayah pulang?"
"Mama, sebab apa perang?"
Makna lirik lagu ini menggambarkan suasana nostalgia dan kepedihan akibat perang, dengan f... tampilkan semua
Banyak jatuh korban
Dari mereka
Yang tak mengerti apa-apa
Suara tangis terdengar
Dari bekas reruntuhan
Seorang ibu muda
Yang baru melahirkan
Lama meratapi sesosok tubuh
Mayat suaminya
Makna lirik lagu ini menggambarkan kesedihan mendalam akibat kehilangan yang dialami oleh ... tampilkan semua
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Makna lirik lagu ini menggambarkan suatu keadaan yang kontras, di mana burung-burung bangk... tampilkan semua
Tinggi peradaban
Teknologi berkembang
Senjata hebat terciptakan
Sarana pembantaian
Semakin bisa diwujudkan
Oh, mengerikan
Makna lirik lagu ini menggambarkan ironi yang terjadi di tengah kemajuan peradaban dan tek... tampilkan semua
Berhentilah
Jangan salah gunakan kehebatan
Ilmu pengetahuan untuk menghancurkan
Makna lirik lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenungkan tanggung jawab yang melekat p... tampilkan semua
Lagu 'Puing' karya Iwan Fals merupakan sebuah karya yang tidak hanya menyentuh, tetapi juga mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap akibat dari perang dan kehampaan yang ditinggalkan olehnya. Melalui liriknya yang tajam dan menggugah, Iwan Fals membawakan pesan yang sangat relevan tentang kondisi kemanusiaan dalam situasi konflik.
Pertempuran dan Konsekuensinya
Pembukaan lagu sudah memberikan gambaran yang jelas mengenai suasana pasca-pertempuran. "Puing berserakan di segenap penjuru" menandakan kehancuran yang melanda, baik secara fisik maupun emosional. Ada kontras yang mencolok antara sistem masyarakat yang tinggi peradaban dan teknologi, dengan kekejaman yang muncul dari perang. Lirik tersebut menggambarkan “Bau amis darah, sisa asap mesiu”, yang menciptakan citra mengerikan tentang dampak fisik dari konflik ini.
Kehilangan dan Kesedihan
Dalam lirik, terdapat gambaran mengharukan tentang korban yang tidak bersalah. “Bayi bertanya bimbang: 'Mama, kapan Ayah pulang?'” dan “Lama meratapi sesosok tubuh mayat suaminya” memberikan suara kepada mereka yang terdampak langsung oleh perang: anak-anak dan para ibu. Alunan rasa kehilangan ini menciptakan kedalaman emosional yang menyentuh hati, menunjukkan bagaimana perang merenggut kehidupan dan hubungan keluarga.
Burung-Burung Bangkai: Simbol Kematian dan Ketidakpedulian
Angka repetisi “burung-burung bangkai menatap liar” dan “berdansa senang” menjadi simbol dari kematian dan ketidakpedulian. Burung bangkai, yang biasanya identik dengan pemangsa yang hidup dari kematian, menciptakan kontras antara kehidupan dan kematian, serta kejamnya realitas pasca-perang. Dalam konteks ini, burung bangkai dapat diinterpretasikan sebagai simbol bagi mereka yang mendapatkan keuntungan dari hancurnya peradaban manusia.
Peradaban dan Kemanusiaan
Iwan Fals menyoroti ironi di mana meskipun peradaban dan teknologi mengalami kemajuan, “senjata hebat terciptakan”, hasilnya justru digunakan untuk destruksi. Ini menekankan pentingnya tanggung jawab dalam menggunakan ilmu pengetahuan. “Berhentilah, jangan salah gunakan kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan” mengajak pendengar untuk merenungkan kembali etika dalam pengembangan teknologi dan senjata.
Kesimpulan
Lagu 'Puing' bukan sekadar karya seni; ia adalah kritik sosial yang tajam mengenai perang dan dampaknya terhadap manusia. Iwan Fals dengan cerdas menggunakan liriknya untuk menggambarkan rasa kehilangan, penderitaan, dan ironi kemajuan di tengah kehampaan akibat konflik. Melalui liriknya, kita diingatkan untuk tidak melupakan nilai-nilai kemanusiaan di tengah kemajuan teknologi dan untuk terus berjuang untuk perdamaian.

