v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Review Lagu • 1 tahun lalu
Album Artwork
Berjalan Di Hutan Cemara
Dangdut, Pop Rock
2008 • 5:22 • Track 10/14
Ebiet G. Ade
  • Tentang
  • Lirik
  • Review
  • Tracklist
  • Komentar
Makna Lagu
Makna lagu ini mengisyaratkan perjalanan spiritual dan pencarian jati diri dalam hidup. Melalui simbol hutan dan kabut, penyanyi menggambarkan rasa bingung dan kerinduan yang mendalam dalam menjelajahi makna keberadaan. Pertanyaan-pertanyaan di akhir lirik mencerminkan usaha untuk memahami diri sendiri dan hubungan dengan Tuhan serta sesama.
Makna Lirik
Berjalan di hutan cemara
Langkahku terasa kecil dan lelah
Makin dalam lagi
Ku ditelan fatamorgana

Makna lirik lagu ini menggambarkan perjalanan seseorang yang sedang melewati hutan cemara,... tampilkan semua

Tebing tanah basah di pinggir jalan setapak
Seperti garis wajah-Mu teduh dan kasih
Makin dalam lagi
Ku dicekam kerinduan

Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan mendalam terhadap kerinduan serta keindahan ya... tampilkan semua

Kabut putih melintas di jalanku
Jarak pandangku dua langkah ke depan
Ada seberkas cahaya
Menembus rimbun dedaunan

Makna lirik lagu ini menggambarkan perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan t... tampilkan semua

Sanggupkah menerangi jalanku?
Dan aku berharap
Kapankah kiranya
Sampai di puncak sana?

Makna lirik lagu ini menggambarkan harapan dan pencarian terang dalam perjalanan hidup yan... tampilkan semua

Aku ′kan bertanya, "Siapa diriku?"
Aku 'kan bertanya, "Siapakah Kamu?"
Aku ′kan bertanya, "Siapa mereka?"
Aku 'kan bertanya, "Siapakah kita?"

Makna lirik lagu ini mengisyaratkan pencarian identitas dan hubungan antarindividu dalam d... tampilkan semua

Review Lagu

Lagu "Berjalan Di Hutan Cemara" karya Ebiet G. Ade menawarkan sebuah perjalanan emosional melalui lirik yang penuh makna dan simbolis. Dalam lagu ini, pendengar diajak untuk merenung dan merenungkan perjalanan hidup serta pencarian jati diri di tengah kerinduan dan ketidakpastian.

Pengantar Perjalanan

Di awal lirik, terdapat penggambaran tentang berjalan di tengah hutan cemara yang menggambarkan konteks alam yang tenang tetapi juga misterius. "Langkahku terasa kecil dan lelah", mengisyaratkan perasaan kelelahan dan ketidakpastian dalam perjalanan hidup. Hal ini bisa diartikan sebagai simbol dari perjuangan individu yang sering kali merasa terasing dan lelah dalam menghadapi tantangan.

Fatamorgana dan Kerinduan

Selanjutnya, lirik menyebutkan "Ku ditelan fatamorgana", yang bisa dilihat sebagai metafora untuk ilusifnya harapan dan keinginan. Ketika menghadapi kenyataan yang pahit, kita sering kali terjebak dalam angan-angan yang tidak realistis. Ini diperkuat dengan ungkapan "Makin dalam lagi, ku dicekam kerinduan", menunjukkan bahwa perjalanan tersebut bukan hanya fisik tetapi juga emosional, di mana kerinduan menjadi beban yang semakin berat seiring dengan waktu.

Simbolisme Alam dan Pencarian Jati Diri

Kabut putih yang melintas dan "jarak pandangku dua langkah ke depan" menggambarkan ketidakpastian dan ketidakjelasan yang sering kali kita hadapi dalam hidup. Di sini, alam mencerminkan keadaan batin, di mana cahaya seberkas yang menembus dedaunan bisa dibilang sebagai harapan yang mungkin masih ada di ujung perjalanan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam lirik seperti "Siapa diriku?" dan "Siapakah Kamu?" mencerminkan pencarian identitas dan makna hidup. Dan saat "Siapakah kita?" diungkapkan, itu menunjukkan bahwa perjalanan ini tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga bersifat kolektif, melibatkan hubungan dengan orang lain di sekitar kita.

Harapan dan Ketegangan

Melalui lirik ini, Ebiet G. Ade berhasil menyampaikan pesan tentang harapan yang diwarnai dengan keraguan. Sinopsis dari perjalanan yang kuat dan mendalam ini adalah tentang bagaimana kita terus melangkah meski dalam ketidakpastian, di mana cahaya dan kerinduan menyatu dalam satu perjalanan. Terkadang kita harus bertanya pada diri sendiri mengenai siapa kita, dan lebih luas lagi, memahami hubungan kita dengan sesama.

Kesimpulan

"Berjal an Di Hutan Cemara" bukan sekadar lagu tentang berjalan di alam, tetapi paduan yang harmonis antara perjalanan fisik dan spiritual. Melalui liriknya, Ebiet G. Ade membimbing kita untuk merenung dan berintrospeksi, menggugah perasaan kita dalam menghadapi ketidakpastian. Lagu ini adalah pengingat bahwa meskipun jalannya tidak selalu terang, perjalanan itu sendiri memberikan makna yang berharga.

Tracklist Album