Musik adalah bahasa universal yang mampu menyampaikan perasaan dan cerita tanpa membutuhkan banyak kata. Salah satu karya yang menunjukkan kekuatan tersebut adalah lagu "Satu Sisi" oleh Dewa 19. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenungi berbagai sisi kehidupan melalui lirik yang dalam dan puitis.

Refleksi Kesepian dan Ketakutan

Lirik pembuka, "Sepi aku sendiri, Terjebak direntan hari," menciptakan suasana melankolis yang menggambarkan perasaan kesepian dan keterasingan. Kondisi ini diperkuat dengan penggalan kata "Takut menghalangi, Batasi gerak diri," yang menunjukkan adanya pertentangan antara keinginan untuk bergerak maju dan rasa takut akan halangan yang mungkin muncul.

Lebih jauh lagi, ungkapan "Akal sehatku mati, Agungkan yang tak pasti" menyoroti kebingungan dan kehilangan arah. Dalam situasi tersebut, bahkan kematian, simbol ketidakpastian yang paling ekstrem, juga dianggap sebagai ancaman yang menghantui. Penulis lirik berhasil mengungkapkan keadaan emosional yang kompleks, mengundang pendengar untuk merasakan apa yang sedang dialami tokoh dalam lagu.

Sisi Kehidupan yang Berubah

Frasa "Satu sisi telah terhapus, Sisakan perih" menjadi inti dari refleksi ini. Proses kehilangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan, dan sering kali meninggalkan rasa sakit yang dalam. Namun, lagu ini tidak hanya bermanfaat dalam penggambaran penderitaan, melainkan juga menyiratkan adanya harapan. "Satu sisi telah terlahir, Memecah sunyi" menandakan bahwa setiap pengalaman, baik yang menyakitkan maupun menyenangkan, selalu memiliki peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Asa yang Menari dan Harapan untuk Kembali

Dalam paragraf selanjutnya, lirik "Asa yang menari, Menggeliat dibenakku" menciptakan gambaran positif mengenai harapan dan keinginan untuk memulihkan diri. Panggilan "Samar nurpun melambai, Memanggilku untuk kembali" menunjukkan bahwa meskipun kita terjebak dalam kesedihan, ada kekuatan luar yang memanggil kita untuk bangkit dan melanjutkan kehidupan.

Persepsi terhadap Sisi Kehidupan

Berlanjut ke manifestasi sisi yang baru, lirik "Satu sisi melimpah berkah, Memeluk lelahku" mencerminkan penerimaan atas semua bagian diri. Dalam hidup, penting untuk menghargai semua sisi yang ada, baik yang membawa kebahagiaan maupun yang membawa kepedihan. "Satu sisi takkan kulepas, Tuk temani hariku" menggambarkan sebuah komitmen untuk menerima dan mengintegrasikan semua pengalaman ke dalam diri.

Kesimpulan

Dari keseluruhan lirik "Satu Sisi" dapat dipahami bahwa Dewa 19 berhasil menghadirkan pesan tentang perjalanan emosional yang kompleks. Mereka menekankan bahwa kehilangan dan perih adalah bagian dari kehidupan, tetapi pada saat yang sama, harapan selalu ada. Menghargai setiap sisi kehidupan, baik yang indah maupun yang penuh kesedihan, adalah kunci untuk menemukan makna dan kebahagiaan sejati. Lirik ini mengajak pendengar untuk merenung dan memahami bahwa dalam setiap perpisahan, terdapat peluang untuk lahir kembali dan menemukan kebahagiaan baru.

• 1Kirana4:20
• 2Aku Disini Untukmu4:48
• 3Bunga5:17
• 4Suara Alam6:00
• 5Sebelum Kau Terlelap4:23
• 6Satu Sisi5:21
• 7Aspirasi Putih3:24
• 8Cindi4:18
• 9Petuah Bijak3:49
• 10Selatan Jakarta4:48
• 11Kamulah Satu - Satunya3:59