
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Untuk dilihat
Bukan untuk dimakan
Bukan untuk disayang
Bukan untuk dicinta
Bukan untuk masa depan
Ditinggal di masa lalu
Kaki tangan terbelenggu
Hanya pandai menjengkelkan
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan kecewa dan frustrasi terhadap sesuatu atau ses... tampilkan semua
Jangan ditelan banyak-banyak
Jangan ditelan banyak-banyak
Aku dan pahitku dan kotorku
Persetan siapa aku
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan ketidakpuasan dan penolakan terhadap penilaian... tampilkan semua
Lagu "Jangan Ditelan" yang dinyanyikan oleh Nadin Amizah menyiratkan pesan yang dalam dan kompleks tentang eksistensi, pemahaman diri, dan pengolahan perasaan. Melalui liriknya, Nadin mengajak pendengar untuk merenung tentang berbagai aspek dalam hidup yang sering kali terabaikan atau salah pengertian.
Pemisahan antara Realitas dan Harapan
Dari lirik pertama, "Untuk dilihat, bukan untuk dimakan", Nadin mengisyaratkan bahwa banyak hal dalam hidup tidak seharusnya hanya menjadi konsumsi, melainkan harus dipahami dan dihargai. Hal ini mencerminkan pentingnya makna di balik setiap pengalaman dan perasaan yang kita alami. Lebih lanjut, ketika dia menyatakan, "Bukan untuk disayang, bukan untuk dicinta", ada penekanan terhadap ketidakpastian dalam hubungan dan bagaimana harapan sering kali tidak sejalan dengan realita.
Menghadapi Masa Lalu
Nadin juga membahas tentang masa lalu dengan mengungkapkan, "Ditinggal di masa lalu, kaki tangan terbelenggu". Ini dapat diartikan sebagai refleksi dari perasaan terjebak akibat kenangan atau pengalaman buruk yang menyakitkan. Melalui penggambaran ini, mendengarkan lagu ini seolah membawa pendengar pada perjalanan ke dalam diri masing-masing, berusaha melepaskan diri dari beban emosional yang tidak perlu dibawa ke masa depan.
Patah Hati dan Pembebasan
Kemudian, lirik "Hanya pandai menjengkelkan" melukiskan rasa frustrasi dan keletihan yang sering muncul dari hubungan yang tidak memuaskan. Di sini, Nadin seakan mengingatkan pendengar bahwa terkadang kita hanya perlu menyadari ketika suatu hubungan sudah tidak sehat bagi diri kita.
Menegaskan Identitas Diri
Pengulangan frasa "Jangan ditelan banyak-banyak" menjadi inti dari lagu ini. Frasa ini mencerminkan peringatan untuk tidak terjerat dalam hal-hal negatif atau pengalaman menyakitkan yang dapat merugikan diri kita. Nadin menegaskan pentingnya penerimaan diri dengan pernyataan "Aku dan pahitku dan kotorku, persetan siapa aku". Ini menunjukkan sikap tegas untuk tidak peduli pada penilaian orang lain dan menerima segala aspek dari diri kita sendiri, termasuk sisi gelap dan pengalaman yang tidak menyenangkan.
Penutup
Seca ra keseluruhan, "Jangan Ditelan" bukan hanya sebuah lagu, melainkan sebuah karya yang menyajikan eksplorasi kekuatan dan kerentanan manusia. Nadin Amizah mampu menyuarakan perasaan yang kompleks dengan cara yang pas dan menyingkap beberapa lapisan dari perihal identitas, masa lalu, dan hubungan sosial. Melalui lirik yang tajam dan penuh makna, ia mengajak kita untuk refleksi dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi realita hidup.

