"Wonderful Life" adalah lagu yang menggambarkan kompleksitas emosional manusia dan tantangan yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kolaborasi dengan Dani Filth, vokalis dari band metal Cradle of Filth, Bring Me The Horizon menawarkan sebuah interpretasi mendalam tentang perasaan kesepian, ketidakpastian, dan pertanyaan eksistensial yang menghantui setiap individu. Lirik yang terinspirasi dan simbolis ini memberikan lapisan makna yang menarik untuk dibahas.

Refleksi Pribadi dan Kesehatan Mental

Diawali dengan pertanyaan retoris, "Hey where we going?" lagu ini segera menarik pendengar ke dalam dunia batin yang bergelora. Penulis lirik mengungkapkan ketidakpuasan dan kebingungan mengenai hidupnya, di mana ia menyentuh fakta bahwa otak manusia mulai mengalami penurunan fungsi pada usia 27 tahun. Hal ini menjadi titik tolak bagi pemikiran mendalam tentang kesehatan mental dan usaha untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Secara gamblang, lirik ini menyampaikan bahwa proses tersebut memberikan dampak emosional yang buruk, hingga penulis merasa kehilangan arah. Ungkapan "I've forgotten what I'm on about" mencerminkan ketidakpastian dan kebingungan yang seringkali datang seiring dengan bertambahnya usia. Ini adalah refleksi yang kuat tentang bagaimana kecemasan dan ketidakberdayaan dapat mempengaruhi cara seseorang melihat dunia.

Konfrontasi dengan Kenyataan Hidup

Lirik "Alone getting high on a Saturday night" menggambarkan momen-momen kesepian yang bisa dialami seseorang, terjebak antara keinginan untuk merasa 'hidup' tetapi menghadapi kenyataan bahwa tidak ada yang peduli. Frasa "I'm on the edge of a knife" dengan jelas menggambarkan rasa ketidakpastian dan bahaya emosional yang dirasakan. Dalam hal ini, lagu ini mengajak pendengar untuk merenungkan tentang bagaimana sering kali kita merasa terabaikan dalam keramaian, terutama saat menjalani ritual sosial yang tampaknya biasa.

Optimisme Sinis dalam Kesedihan

Kendati nada pesimis mendominasi, ada elemen sinis dalam lirik yang menyebutkan "Oh, what a wonderful life." Ironi ini menyoroti kontras antara persepsi yang tampak positif dan kenyataan pahit yang dihadapi. Kecenderungan untuk menyembunyikan rasa sakit dengan "happy face" menunjukkan bagaimana individu sering kali berusaha mempertahankan citra positif di luar meskipun merasa tertekan di dalam.

• Kerisauan Existensial: Penulis mencerminkan kerisauan yang dialami banyak orang di usia muda ketika mereka mulai bertanya-tanya tentang makna hidup dan tujuan mereka.
• Satir Sosial: Frasa “Debbie Downer” menciptakan gambaran tentang orang yang selalu berpikir negatif di tengah-tengah lingkungan yang ceria, menunjukkan betapa sulitnya untuk menyesuaikan diri.
• Kesadaran Diri: Pengakuan tentang "FOMO" (Fear of Missing Out) mencerminkan realitas sosial modern, di mana tekanan dari lingkungan sekitar dapat meningkatkan kecemasan individu.

Momen Transformasi dan Harapan Tersembunyi

Lagu ini juga menyoroti kekuatan dan keberanian untuk menerima keadaan diri sendiri—“I made vows” menunjukkan komitmen penulis terhadap jalan hidupnya meskipun dalam situasi yang sulit. Lirik-lirik yang mengekspresikan pengalaman dan kerentanan ini membuat lagu "Wonderful Life" sangat relatable bagi siapa saja yang pernah merasakan ketidakpastian dan kesepian.

Secara keseluruhan, "Wonderful Life" dari Bring Me The Horizon (feat. Dani Filth) bukan hanya sekedar lagu; ia adalah cerminan dari perjuangan mental yang dihadapi oleh banyak individu di era modern ini. Melalui lirik yang tajam dan konfrontatif, lagu ini berhasil mengajak pendengar untuk terlibat dalam pemikiran yang lebih dalam tentang kehidupan, kesedihan, dan harapan.

• 1i apologise if you feel something2:19
• 2MANTRA3:53
• 3nihilist blues (feat. Grimes)5:25
• 4in the dark4:31
• 5wonderful life (feat. Dani Filth)4:34
• 6ouch1:49
• 7medicine3:47
• 8sugar honey ice & tea4:21
• 9why you gotta kick me when i'm down?4:28
• 10fresh bruises3:18
• 11mother tongue3:37
• 12heavy metal (feat. Rahzel)4:00
• 13i don't know what to say5:52