Lagu 'Driven To Tears' karya band legendaris The Police menyajikan sebuah refleksi mendalam terhadap ketidakpedulian dan keempat kasus ketidakadilan yang terus berlangsung di dunia. Melalui liriknya yang kuat dan penuh emosi, lagu ini mengajak pendengar untuk merenungkan sikap kita terhadap tragedi, ketidakadilan, dan ketidakefektifan aksi protes yang sering kali diabaikan tanpa hasil nyata.

Gambaran Umum dan Nuansa Lirik

Lirik lagu ini dimulai dengan pertanyaan retoris: "How can you say that you're not responsible? What does it have to do with me?" yang menunjukkan sebuah kritikan terhadap sikap apatis atau pembelaan diri dari mereka yang merasa tidak bertanggung jawab atas kejadian buruk di sekitarnya. Hal ini mencerminkan fenomena umum di mana individu sering merasa jauh dari masalah sosial, merasa bahwa peran mereka kecil atau tidak relevan.

Pesan Utama: Rasa Empati dan Frustrasi

Ungkapan seperti "Confronted by this latest atrocity" dan pengulangan "Driven to tears" menegaskan bahwa kejadian-kejadian mengerikan membuat hati seseorang terenyuh dan tersesat dalam empati yang meluap. Frustrasi ini tidak hanya karena tragedi sendiri, tetapi juga karena ketidakmampuan atau ketidakpedulian masyarakat untuk benar-benar berbuat sesuatu.

Refleksi Sosial dan Kritik terhadap Kesenjangan

Bagian lirik seperti "My comfortable existence is reduced to a shallow meaningless party" menyiratkan kritik terhadap kesenangan dan kepuasan diri yang dangkal, sementara masalah besar tetap terabaikan. Selain itu, pengamatan "Seems that when some innocent die, all we can offer them is a page in a magazine" menunjukkan kekhawatiran terhadap minimnya perhatian nyata, beralih ke simbolisme konsumsi media yang lebih mementingkan citra daripada solusi konkret.

Kepasra-an Terhadap Situasi yang Sulit Diubah

Selanjutnya, frasa "Protest is futile, nothing seems to get through" mengungkapkan rasa putus asa terhadap efektivitas aksi protes dan upaya perubahan sosial. Lagu ini menyiratkan bahwa meskipun ada keinginan untuk memperbaiki keadaan, kenyataannya jalan menuju perubahan sangat berat dan seolah-olah tak memberi hasil yang memuaskan.

Elemen Emosional dan Pesan Moral

Pengulangan frase 'Driven to tears' di seluruh lagu menjadi simbol ekstraintensitas perasaan—rasa marah, kecewa, dan keinginan untuk bangkit dari keputusasaan. Lagu ini secara keseluruhan mengajak pendengar untuk mempertanyakan sikap pasif dan mengingatkan pentingnya empati serta tindakan nyata terhadap ketidakadilan dan tragedi di dunia ini.

Kesimpulan

Melalui liriknya yang lugas dan penuh makna, 'Driven To Tears' menjadi sebuah peringatan sosial yang mendalam. Lagu ini bukan hanya sekadar kritik terhadap ketidakpedulian, tetapi juga merupakan panggilan untuk lebih menyadari tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat global. Dengan pesan yang kuat dan emosi yang membara, lagu ini tetap relevan sebagai pengingat akan pentingnya berbicara dan berbuat demi perubahan yang lebih baik.

• 1Don't Stand So Close To Me4:02
• 2Driven To Tears3:20
• 3When The World Is Running Down, You Make The Best Of What's Still Around3:36
• 4Canary In A Coalmine2:26
• 5Voices Inside My Head3:53
• 6Bombs Away3:07
• 7De Do Do Do, De Da Da Da4:07
• 9Man In A Suitcase2:18
• 10Shadows In The Rain5:02