
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Malam ini bintang menemani
Mendung melangkah diam-diam
Pergi entah ke ujung mana
Makna lirik lagu ini mencerminkan suasana malam yang tenang namun penuh dengan perpaduan a... tampilkan semua
Siang tadi matahari berkuasa
Mendung tak sempat bicara
Hujan masih bersembunyi
Makna lirik lagu ini menggambarkan keadaan alam yang penuh dengan nuansa ketidakpastian da... tampilkan semua
Bumi merintih cemas
Sungai makin kurus
Lelah seharian berjalan
Makna lirik lagu ini menggambarkan keadaan bumi yang semakin terbebani oleh aktivitas manu... tampilkan semua
Tetaplah tersenyum memandangi bintang
Memetik ranting di pinggir jalan
Teruslah tertawa
Ditemani angin kering
Dikelilingi debu dan daun
Dikelilingi debu dan daun
Makna lirik lagu ini menggambarkan suasana yang penuh harapan meskipun dikelilingi oleh ko... tampilkan semua
Lagu "Tertawalah" dari band indie Indonesia, Payung Teduh, menyuguhkan sebuah perjalanan emosional yang kaya akan simbolisme dan makna mendalam. Melalui liriknya, lagu ini menggambarkan kontras antara cuaca dan perasaan yang dialami seseorang, serta refleksi terhadap kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian.
Kontras Cuaca dan Emosi
Pembukaan lagu ini sudah memberikan nuansa melankolis dengan lirik, "Malam ini bintang menemani, Mendung melangkah diam-diam." Frasa ini memperlihatkan gambaran malam yang seharusnya indah dan romantis, namun terganggu oleh mendung yang menandakan kesedihan atau beban emosi. Ada kehadiran bintang sebagai simbol harapan, tetapi mendung yang datang diam-diam menunjukkan bahwa masalah dapat muncul tanpa pemberitahuan.
Pergantian Musim dan Rasa Cemas
Ketika melanjutkan kevakuman emosi ini, lirik melanjutkan dengan, "Siang tadi matahari berkuasa, Mendung tak sempat bicara, Hujan masih bersembunyi." Bagian ini mencerminkan siklus kehidupan yang berulang, di mana satu momen penuh cahaya dan kekuatan (dalam hal ini matahari) dapat tergantikan oleh kegelapan dan ketidakpastian. Terdapat rasa cemas yang tergambar dalam kalimat, "Bumi merintih cemas, Sungai makin kurus," yang seolah menyoroti bagaimana lingkungan kita pun merasakan dampak dari pergeseran emosi manusia.
Pesan Ketahanan dan Kebahagiaan
Di tengah semua kegundahan tersebut, lagu ini menyajikan pesan yang kuat untuk tetap bertahan. Refrain, “Tetaplah tersenyum memandangi bintang, Memetik ranting di pinggir jalan, Teruslah tertawa, Ditemani angin kering,” menjadi aspirasi yang mendalam. Dalam menghadapi kesulitan, menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil dan sederhana merupakan panduan hidup yang berharga. Ini menekankan pentingnya sikap positif, meski dilema dan keadaan hidup mungkin tidak selalu mendukung.
- Memandangi bintang: Menjadi simbol harapan dan mimpi yang harus dijaga dalam hidup.
- Memetik ranting: Melambangkan kekuatan untuk mengambil kesempatan bahkan di saat-saat sulit.
- Terus tertawa: Menjadi penegasan bahwa meskipun ada tantangan, kebahagiaan masih bisa ditemukan.
Momen Refleksi
Lagu ini, di setiap pergantian liriknya, mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita mengatasi situasi yang tidak pasti. Di satu sisi, kita dihadapkan pada kegelisahan dan keletihan, seperti yang digambarkan oleh “Sungai makin kurus, Lelah seharian berjalan.” Di sisi lain, terdapat harapan yang terjawab ketika kita memilih untuk tertawa dan menemukan keindahan dalam kebangkitan. Proses ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.
Kesimpulan
"Ter tawalah" bukan hanya sekadar sebuah lagu; ia adalah sebuah karya seni yang mengajak pendengar untuk berdialog dengan diri sendiri. Melalui lirik yang sederhana namun puitis, Payung Teduh berhasil menjembatani emosi dengan pengalaman sehari-hari. Pesan dari lagu ini jelas dan lugas: meskipun dunia di sekitar kita bisa penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, selalu ada ruang untuk harapan dan kebahagiaan. Dengan cara ini, lagu ini tidak hanya menggugah perasaan tetapi juga menginspirasi untuk menghadapi masa-masa sulit dengan apresiasi dan tawa.

