اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ جَنّٰتُ النَّعِيْمِۙ
Innal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti lahum jannātun na‘īm(i).
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, baginya surga-surga yang penuh kenikmatan.
Balasan yang akan diterima oleh orang yang menjadikan percakapan kosong untuk menyesatkan manusia berbanding terbalik de-ngan ganjaran bagi orang mukmin. Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dengan mengimani Al-Qur’an dan mengamalkan isinya dan dengan tulus mengerjakan kebajikan yang memberi manfaat dan maslahat, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan;
Ayat ini menerangkan bahwa bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, membenarkan para rasul, dan mengerjakan amal saleh, baik yang terdapat di dalam kitab yang diturunkan-Nya maupun yang disampaikan oleh rasul, menghentikan semua yang dilarang-Nya, tidak mendengarkan nyanyian, do-ngengan, dan segala macam bunyi-bunyian yang dapat merusak iman, me-ngurangi ketaatan, dan membawa ke jalan yang menjurus kepada per-buatan jahat, disediakan surga yang penuh kenikmatan. Di dalamnya terdapat segala macam kesenangan yang diinginkan, seperti makanan, minuman, pakaian, kamar-kamar, dan sebagainya.
Lahw al-Ḥadīṡ لَهْوَ الْحَدِيْث (Luqmān/31: 6)
Lahw al-ḥadīṡ adalah kalimat murakkab yang terdiri dari dua kata, lahw dan al-ḥadīṡ. Lahw yang berakar dari fi’il maḍi lahā, secara kebahasaan bermakna bermain-main, tidak berguna atau sembarangan. Sedang al-ḥadīṡ secara kebahasaan bermakna omongan, perkataan, percakapan, obrolan, perbincangan, dan sejenisnya. Dalam konteks ayat di atas, Allah sedang menjelaskan bahwa di antara manusia ada saja orang yang menggunakan omongannya yang main-main, tak berguna, dan sembarangan, untuk menyesatkan manusia lainnya dari jalan Allah. Omongan mereka itu sama sekali tidak dilandasi oleh pengetahuan yang benar sehingga menyebabkan ajaran Allah menjadi olok-olok. Mereka itulah orang-orang yang telah dijanjikan siksaan menghinakan (‘ażāb muhīn).

