خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Khālidīna fīhā, wa‘dallāhi ḥaqqā(n), wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Mereka kekal di dalamnya sebagai janji Allah yang benar. Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Mereka kekal di dalamnya dengan penuh suka cita. Yang demikian itu sebagai janji Allah yang benar kepada siapa saja yang beriman dan beramal saleh. Dan Dia Mahaperkasa; tidak seorang pun bisa mengalahkan-Nya, Mahabijaksana pada setiap kebijakan-Nya.
Mereka kekal di dalam surga itu selama-lamanya. Semua itu adalah janji Allah kepada makhluk-Nya, yang pasti terjadi, dan tidak akan dimungkiri sedikit pun. Di sisi lain, sangat keras pula azab yang ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang berdosa dan menghalangi manusia menempuh jalan-Nya. Allah Maha Bijaksana dalam mengurus dan menyelesaikan segala urusan makhluk-Nya.
Lahw al-Ḥadīṡ لَهْوَ الْحَدِيْث (Luqmān/31: 6)
Lahw al-ḥadīṡ adalah kalimat murakkab yang terdiri dari dua kata, lahw dan al-ḥadīṡ. Lahw yang berakar dari fi’il maḍi lahā, secara kebahasaan bermakna bermain-main, tidak berguna atau sembarangan. Sedang al-ḥadīṡ secara kebahasaan bermakna omongan, perkataan, percakapan, obrolan, perbincangan, dan sejenisnya. Dalam konteks ayat di atas, Allah sedang menjelaskan bahwa di antara manusia ada saja orang yang menggunakan omongannya yang main-main, tak berguna, dan sembarangan, untuk menyesatkan manusia lainnya dari jalan Allah. Omongan mereka itu sama sekali tidak dilandasi oleh pengetahuan yang benar sehingga menyebabkan ajaran Allah menjadi olok-olok. Mereka itulah orang-orang yang telah dijanjikan siksaan menghinakan (‘ażāb muhīn).

