مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ اِلَّا كَنَفْسٍ وَّاحِدَةٍ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ
Mā khalqukum wa lā ba‘ṡukum illā kanafsiw wāḥidah(tin), innallāha samī‘um baṣīr(un).
Menciptakan dan membangkitkan kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (mudahnya menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Jika kehendak dan kuasa-Nya bersifat mutlak, maka menciptakan dan membangkitkan kamu setelah kematanmu bagi Allah hanyalah seperti menciptakan dan membangkitkan satu jiwa saja; itu sama sekali bukan hal sulit bagi-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat (Lihat Surah Yasin/36: 82).
Ayat ini menerangkan bahwa menjadikan segala sesuatu merupakan hal yang mudah bagi Allah. Apakah menjadikan sesuatu yang besar, kecil, ruwet, atau menjadikan sesuatu dalam jumlah yang sedikit, semuanya sama saja bagi Allah. Begitu pula membangkitkan manusia dari dalam kuburnya di hari Kiamat adalah mudah bagi Allah. Membangkitkan seluruh manusia bagi Allah tidak ubahnya seperti membangkitkan seorang saja. Tidak ada sesuatu pun yang sukar bagi-Nya. Jika Allah berkehendak terjadinya sesuatu, cukuplah Dia mengucapkan, “Kun” (jadilah), maka jadilah yang dikehen-daki-Nya itu. Allah berfirman:
اِنَّمَا ٓ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ٨٢ (يٰسۤ)
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu. (Yāsīn/36: 82)
Dan firman Allah:
وَمَآ اَمْرُنَآ اِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ ۢبِالْبَصَرِ ٥٠ (القمر)
Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata. (al-Qamar/54: 50)
Pada akhir ayat ini, Allah menyatakan bahwa Dia mendengar segala perkataan hamba-Nya dan Maha Melihat segala perbuatan mereka.
Aqlām اَقْلَامُ (Luqmān/31: 27)
Makna dasar dari kata qalama-yaqlamu-qalaman adalah “memotong” sedikit demi sedikit. Qalam jamaknya aqlām ujung sesuatu yang runcing yang digunakan untuk menulis. Maksudnya pena. Pena dikatakan demikian karena ia runcing dan seakan-akan ia memotong-motong kertas yang ditulis dengan goresan-goresannya.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat: Nūn, wa al-qalami wa mā yasṭurun (Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan). Maksudnya, Allah bersumpah dengan huruf nun dan pena, untuk menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat penting digali sebagai karunia Allah swt. Juga ada ayat: Wa lau anna mā fil-arḍi min syajaratin aqlāmuw wal-baḥru yamudduhū mim ba’dihī sab’atu abḥurim mā nafidat kalimātullāh(i) (Sekiranya (segala) pohon yang di bumi merupakan pena, dan samudera (merupakan tinta), ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, tiadalah firman Allah habis (dituliskan)). Hal itu karena firman Allah itu tidaklah hanya Al-Qur’an, tetapi banyak sekali yang di antaranya tersimpan di Lauḥ Maḥfūẓ. Juga berarti bahwa nikmat Allah itu banyak sekali, tak terhitung.

