v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 27 - Surat Luqmān (Luqman)
لقمٰن
Ayat 27 / 34 •  Surat 31 / 114 •  Halaman 413 •  Quarter Hizb 42 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَامٌ وَّالْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Wa lau anna mā fil-arḍi min syajaratin aqlāmuw wal-baḥru yamudduhū mim ba‘dihī sab‘atu abḥurim mā nafidat kalimātullāh(i), innallāha ‘azīzun ḥakīm(un).

Seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta) ditambah tujuh lautan lagi setelah (kering)-nya, niscaya tidak akan pernah habis kalimatullah601) (ditulis dengannya). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Makna Surat Luqman Ayat 27
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Ayat ini menggambarkan betapa sempurna kuasa Allah dan betapa luas ilmu-Nya. Seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, dan ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi untuk menjadi tinta setelah habis-nya lautan yang pertama, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat-kalimat Allah dituliskan. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, tidak ada satu pun yang sanggup mengalahkan-Nya Mahabijaksana dalam setiap pengaturan dan kebijakan-Nya (Lihat Surah al-Kahf/18: 109).

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Diriwayatkan bahwa tatkala Rasulullah masih berada di Mekah turunlah ayat:

وَيَسْـَٔل وْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥ (الاسراۤء)

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (al- Isrā’/17: 85)

Tatkala berhijrah ke Medinah, Rasulullah datang kepada rahib-rahib Yahudi. Mereka berkata, “Ya Muhammad, telah sampai kepada kami bahwa engkau berkata, ‘dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’. Apakah kami yang kamu maksudkan dengan perkataan itu, atau kaummu?” Rasulullah menjawab, “Semuanya yang aku maksudkan.” Mereka berkata, “Bukankah telah engkau baca dalam kitab yang diturunkan kepadamu bahwa kepada kami telah diturunkan Taurat dan di dalamnya terdapat ilmu tentang segala sesuatu.” Rasulullah berkata, “Ilmu dalam Taurat itu sedikit, jika dibandingkan dengan ilmu Allah, dan sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku sesuatu, yang jika kamu amalkan, niscaya akan memberi manfaat kepadamu.” Mereka berkata, “Ya Muhammad, kenapa kamu mengatakan demikian, sedang engkau mengatakan, ‘dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberikan kebajikan yang banyak’. Bagaimana mungkin berkumpul pada sesuatu, ilmu yang sedikit dan kebaikan yang banyak?” Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai jawaban.

Ayat ini menerangkan tentang keluasan ilmu Allah. Hal ini diibaratkan bahwa seandainya seluruh pohon-pohon yang di muka bumi dijadikan pena untuk mencatat ilmu Allah itu, dan seluruh air laut dijadikan tintanya, kemudian ditambah dengan tujuh kali sebanyak itu, maka kalimat Allah itu belum juga habis tertulis. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا ١٠٩ (الكهف)

Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (al- Kahf/18: 109)

Arti “kalimat Allah” dalam ayat ini banyak sekali, termasuk di dalamnya kekuasaan Allah, hakikat segala sesuatu, ketentuan dan perkataan Allah, ilmu dan segala macam ciptaan-Nya. Di samping itu, juga termasuk ke dalamnya penciptaan langit dan bumi dengan segala macam yang ada di dalamnya, sejak dari yang besar sampai kepada yang halus, sejak dari binatang yang paling besar sampai kepada ribuan bakteri yang paling halus. Tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, binatang-binatang yang ada di cakrawala dengan segala aturan-aturan dan banyak lagi yang lain yang tidak terhitung jumlahnya, semuanya termasuk dalam kalimat Allah.

Pada ayat ini ditegaskan bahwa Allah Mahakeras tuntutan-Nya. Segala kehendak dan keputusan-Nya pasti terlaksana dan Dia Maha Bijaksana dalam segala tindakan-Nya.

Isi Kandungan Kosakata

Aqlām اَقْلَامُ (Luqmān/31: 27)

Makna dasar dari kata qalama-yaqlamu-qalaman adalah “memotong” sedikit demi sedikit. Qalam jamaknya aqlām ujung sesuatu yang runcing yang digunakan untuk menulis. Maksudnya pena. Pena dikatakan demikian karena ia runcing dan seakan-akan ia memotong-motong kertas yang ditulis dengan goresan-goresannya.

Dalam Al-Qur’an terdapat ayat: Nūn, wa al-qalami wa mā yasṭurun (Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan). Maksudnya, Allah bersumpah dengan huruf nun dan pena, untuk menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat penting digali sebagai karunia Allah swt. Juga ada ayat: Wa lau anna mā fil-arḍi min syajaratin aqlāmuw wal-baḥru yamudduhū mim ba’dihī sab’atu abḥurim mā nafidat kalimātullāh(i) (Sekiranya (segala) pohon yang di bumi merupakan pena, dan samudera (merupakan tinta), ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, tiadalah firman Allah habis (dituliskan)). Hal itu karena firman Allah itu tidaklah hanya Al-Qur’an, tetapi banyak sekali yang di antaranya tersimpan di Lauḥ Maḥfūẓ. Juga berarti bahwa nikmat Allah itu banyak sekali, tak terhitung.