v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 17 - Surat Al-Fajr (Fajar)
الفجر
Ayat 17 / 30 •  Surat 89 / 114 •  Halaman 593 •  Quarter Hizb 60 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

كَلَّا بَلْ لَّا تُكْرِمُوْنَ الْيَتِيْمَۙ

Kallā bal lā tukrimūnal-yatīm(a).

Sekali-kali tidak! Sebaliknya, kamu tidak memuliakan anak yatim,757)

Makna Surat Al-Fajr Ayat 17
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Sekali-kali tidak demikian. Ketahuilah, kemuliaan seseorang tidak diukur dari kekaya annya dan kehinaan tidak dipandang dari kemiskinannya. Kemulian diukur dari ketaatan dan kehinaan adalah akibat kemaksiatan seseorang kepada Allah. Bahkan kamu tidak memuliakan, menyantuni, mengasihi, dan menolong anak yatim. Kamu biarkan mereka susah, padahal menyantuni mereka adalah amal saleh yang menjanjikan derajat tinggi di sisi Allah.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Akan tetapi banyak manusia yang ingkar, mereka tidak mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya. Bersyukur adalah mengucapkan kata-kata syukur dan menggunakan nikmat itu sesuai dengan ketentuan Yang Memberinya. Salah satu ketentuan-Nya adalah bahwa orang yang diberi kelebihan rezeki harus memperhatikan mereka yang berkekurangan. Di antara mereka adalah anak-anak yatim. Anak yatim perlu diasuh sampai mereka dewasa. Manusia yang ingkar dan tak mau bersyukur tidak mau memperhatikan pengasuhan anak-anak yatim itu.

Isi Kandungan Kosakata

1. Ahānan اَهَانَن (al-Fajr/89: 16)

Kata ahānan berarti Dia menghinakanku. Ia diambil dari akar kata hāna yang berarti hina dan rendah. Darinya diambil kata ażāb muhīn yang berarti siksa yang menghinakan. Dan darinya diambil kata hayyin yang berarti sepele, sebagaimana dalam firman Allah, “Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (an-Nūr/24: 15) Dan makna inilah yang dimaksud pada ayat ini. Jika Allah menguji mereka dengan rezeki yang sempit, maka mereka meyakininya sebagai penghinaan dari Allah.

2. At-Turāṡ التُّرَاث (al-Fajr/89: 19)

Kata turāṡ berarti warisan. Ini adalah maṣdar dari kata waraṡa yang berarti mewarisi. Kata waraṡa ini memiliki beberapa bentuk maṣdar yang lazim digunakan. Di antaranya adalah: turāṡ, irṡ, waraṡah, wirṡ, dan lain-lain. Kata turāṡ itu sendiri terbentuk dari kata wurāṡ yang kemudian huruf wāw-nya diganti dengan huruf tā’. Darinya diambil kata al-wāriṡ, salah satu nama Allah yang berarti: Dia yang Mahaabadi dan mewarisi makhluk-makhluk-Nya; Dia tetap ada sesudah mereka lenyap. Semua hamba pasti musnah, sehingga semua yang menjadi milik para hamba itu kembali kepada-Nya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan, “Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yakub.” (Maryam/19: 6) Yang dimaksud dengan mewarisi di sini adalah mewarisi kenabian. Dan yang dimaksud dengan kata turāṡ di ayat yang sedang ditafsirkan ini adalah harta warisan.

3. Al-Māl الْمَال (al-Fajr/89: 20)

Kata al-māl berarti harta. Ia diambil dari kata māla yang berarti condong. Harta disebut demikian karena manusia condong kepadanya. Pada mulanya, kata al-māl ini digunakan untuk menyebut emas dan perak yang dimiliki seseorang, namun selanjutnya kata ini digunakan untuk menyebut benda-benda yang dimiliki dan dikuasai seseorang. Kata ini oleh orang Arab sering digunakan untuk menyebut unta, karena kebanyakan harta mereka berupa unta. Dan yang dimaksud di sini adalah harta dalam bentuk apa saja.