v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 16 - Surat Al-Fajr (Fajar)
الفجر
Ayat 16 / 30 •  Surat 89 / 114 •  Halaman 593 •  Quarter Hizb 60 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ

Wa ammā iżā mabtalāhu fa qadara ‘alaihi rizqah(ū), fa yaqūlu rabbī ahānan(i).

Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah menghinaku.”756)

Makna Surat Al-Fajr Ayat 16
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinakanku.” Mereka tidak dapat memahami bahwa kefakiran dan kesusahan bukanla htolok ukur mutlak bagi kehinaan seseorang di mata Allah karena keduanya tidak lain hanyalah cobaan dari Allah.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Sebaliknya, bila Allah menguji mereka dengan cara membatasi rezeki, mereka menyangka bahwa Allah telah membenci mereka. Pandangan itu tidak benar, karena Allah memberi siapa yang disukai-Nya atau tidak memberi siapa yang tidak disukai-Nya. Allah ingin menguji manusia, dan karena itu Ia menghendaki agar manusia itu selalu patuh kepada-Nya, baik dalam keadaan berkecukupan maupun kekurangan. Bila Allah memberi, maka manusia yang diberi harus bersyukur, dan bila Ia tidak memberi, manusia harus bersabar.

Isi Kandungan Kosakata

1. Ahānan اَهَانَن (al-Fajr/89: 16)

Kata ahānan berarti Dia menghinakanku. Ia diambil dari akar kata hāna yang berarti hina dan rendah. Darinya diambil kata ażāb muhīn yang berarti siksa yang menghinakan. Dan darinya diambil kata hayyin yang berarti sepele, sebagaimana dalam firman Allah, “Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (an-Nūr/24: 15) Dan makna inilah yang dimaksud pada ayat ini. Jika Allah menguji mereka dengan rezeki yang sempit, maka mereka meyakininya sebagai penghinaan dari Allah.

2. At-Turāṡ التُّرَاث (al-Fajr/89: 19)

Kata turāṡ berarti warisan. Ini adalah maṣdar dari kata waraṡa yang berarti mewarisi. Kata waraṡa ini memiliki beberapa bentuk maṣdar yang lazim digunakan. Di antaranya adalah: turāṡ, irṡ, waraṡah, wirṡ, dan lain-lain. Kata turāṡ itu sendiri terbentuk dari kata wurāṡ yang kemudian huruf wāw-nya diganti dengan huruf tā’. Darinya diambil kata al-wāriṡ, salah satu nama Allah yang berarti: Dia yang Mahaabadi dan mewarisi makhluk-makhluk-Nya; Dia tetap ada sesudah mereka lenyap. Semua hamba pasti musnah, sehingga semua yang menjadi milik para hamba itu kembali kepada-Nya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan, “Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yakub.” (Maryam/19: 6) Yang dimaksud dengan mewarisi di sini adalah mewarisi kenabian. Dan yang dimaksud dengan kata turāṡ di ayat yang sedang ditafsirkan ini adalah harta warisan.

3. Al-Māl الْمَال (al-Fajr/89: 20)

Kata al-māl berarti harta. Ia diambil dari kata māla yang berarti condong. Harta disebut demikian karena manusia condong kepadanya. Pada mulanya, kata al-māl ini digunakan untuk menyebut emas dan perak yang dimiliki seseorang, namun selanjutnya kata ini digunakan untuk menyebut benda-benda yang dimiliki dan dikuasai seseorang. Kata ini oleh orang Arab sering digunakan untuk menyebut unta, karena kebanyakan harta mereka berupa unta. Dan yang dimaksud di sini adalah harta dalam bentuk apa saja.