اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
Iqra' bismi rabbikal-lażī khalaq(a).
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
Wahai Nabi, bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan terlebih dahulu menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan keesaan-Nya.
Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya.) apa saja yang telah Ia ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Al-Qur’an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah). Membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan mengharapkan pertolongan-Nya. Dengan demikian, tujuan membaca dan mendalami ayat-ayat Allah itu adalah diperolehnya hasil yang diridai-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
‘Alaq عَلَق (al-‘Alaq/96: 2)
Kata ‘alaq diambil dari kata ‘aliqa-ya‘laqu-‘uluqan yang berarti bergantung, melekat. Kata ‘alaq berarti darah beku, segumpal darah/ segumpal sel, juga berarti binatang lintah/cacing yang terdapat di dalam air, bila terminum oleh binatang, maka ia tersangkut di kerongkongannya. Sebagian ulama mengartikan ‘alaq dengan makna segumpal darah, dan sebagian yang lainnya memahaminya dalam arti sesuatu yang tergantung di dinding rahim. Hal ini disebabkan karena setelah terjadinya pertemuan antara sperma dan indung telur dan setelah terjadi pembuahan, maka hasil pembuahan itu melekat dan bergantung pada dinding rahim. Kata ‘alaq juga berbicara tentang sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, tetapi selalu bergantung kepada selainnya.
Kata ‘alaq dan yang serumpun dengannya disebutkan 7 kali dalam Al-Qur’an yang antara lain adalah pada Surah al-‘Alaq ayat 2. Juga kata ‘alaq sebagai nama salah satu surah dalam Al-Qur’an.

