v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 2 - Surat Al-‘Alaq (Segumpal Darah)
العلق
Ayat 2 / 19 •  Surat 96 / 114 •  Halaman 597 •  Quarter Hizb 60.5 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

Khalaqal-insāna min ‘alaq(in).

Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

Makna Surat Al-‘Alaq Ayat 2
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dia telah menciptakan manusia yang sempurna bentuk dan pengetahuannya dari segumpal darah, sebagai kelanjutan dari fase nutfah. Setelah itu berturut-turut akan terbentuk sekepal daging, tulang, pelapisan tulang dengan daging, dan peniupan roh.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menyebutkan bahwa di antara yang telah Ia ciptakan adalah manusia, yang menunjukkan mulianya manusia itu dalam pandangan-Nya. Allah menciptakan manusia itu dari ‘alaqah (zigot), yakni telur yang sudah terbuahi sperma, yang sudah menempel di rahim ibu. Karena sudah menempel itu, maka zigot dapat berkembang menjadi manusia. Dengan demikian, asal usul manusia itu adalah sesuatu yang tidak ada artinya, tetapi kemudian ia menjadi manusia yang perkasa. Allah berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَآ اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ ٢٠

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (ar-Rūm/30: 20)

Asal usulnya itu juga labil, zigot itu bisa tidak menempel di rahim, atau bisa terlepas lagi dari rahim itu, sehingga pembentukan manusia terhenti prosesnya. Oleh karena itu, manusia seharusnya tidak sombong dan ingkar, tetapi bersyukur dan patuh kepada-Nya, karena dengan kemahakuasaan dan karunia Allah-lah, ia bisa tercipta. Allah berfirman menyesali manusia yang ingkar dan sombong itu:

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ ٧٧

Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata! (Yāsīn/36: 77)

Menurut kajian ilmiah, ‘alaqah merupakan bentuk perkembangan pra-embrionik, yang terjadi setelah percampuran sel mani (sperma) dan sel telur. Moore dan Azzindani menjelaskan bahwa ‘alaqah dalam bahasa Arab berarti lintah (leech) atau suatu suspensi (suspended thing) atau segumpal darah (a clot of blood). Lintah merupakan binatang tingkat rendah, berbentuk seperti buah per, dan hidup dengan cara menghisap darah. Jadi ‘alaqah merupakan tingkatan (stadium) embrionik, yang berbentuk seperti buah per, di mana sistem kardiovaskuler (sistem pembuluh-jantung) sudah mulai tampak, dan hidupnya tergantung dari darah ibunya, mirip dengan lintah. ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan pra-embrionik ‘alaqah ini diambil keluar (digugurkan), memang tampak seperti segumpal darah (a blood clot like). Lihat pula telaah ilmiah pada penjelasan Surah Nūḥ/71 ayat 14.

Isi Kandungan Kosakata

‘Alaq عَلَق (al-‘Alaq/96: 2)

Kata ‘alaq diambil dari kata ‘aliqa-ya‘laqu-‘uluqan yang berarti bergantung, melekat. Kata ‘alaq berarti darah beku, segumpal darah/ segumpal sel, juga berarti binatang lintah/cacing yang terdapat di dalam air, bila terminum oleh binatang, maka ia tersangkut di kerongkongannya. Sebagian ulama mengartikan ‘alaq dengan makna segumpal darah, dan sebagian yang lainnya memahaminya dalam arti sesuatu yang tergantung di dinding rahim. Hal ini disebabkan karena setelah terjadinya pertemuan antara sperma dan indung telur dan setelah terjadi pembuahan, maka hasil pembuahan itu melekat dan bergantung pada dinding rahim. Kata ‘alaq juga berbicara tentang sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, tetapi selalu bergantung kepada selainnya.

Kata ‘alaq dan yang serumpun dengannya disebutkan 7 kali dalam Al-Qur’an yang antara lain adalah pada Surah al-‘Alaq ayat 2. Juga kata ‘alaq sebagai nama salah satu surah dalam Al-Qur’an.