v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 8 - Surat At-Tīn (Buah Tin)
التّين
Ayat 8 / 8 •  Surat 95 / 114 •  Halaman 597 •  Quarter Hizb 60.5 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ

Alaisallāhu bi'aḥkamil-ḥākimīn(a).

Bukankah Allah hakim yang paling adil?

Makna Surat At-Tin Ayat 8
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Bukankah Allah adalah hakim yang paling adil? Jangan kaukira Allah menciptakan manusia secara sia-sia dengan tidak memberinya perintah dan larangan. Allah telah menurunkan aturan syariat. Dia akan memberi putusan dengan adil; memberi pahala kepada orang yang taat dan menghukum orang yang bersalah.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menegaskan bahwa menerapkan ketentuan tentang kemuliaan manusia itu didasarkan atas iman dan perbuatan baiknya, itu adalah bukti bahwa Allah Mahabijaksana. Hal itu karena iman itulah yang akan membuahkan perbuatan baik, sedangkan keingkaran hanya akan membuahkan kejahatan, sebagaimana disampaikan di atas. Bila kemuliaan diletakkan pada kekafiran dan kejahatan, itu akan menghancurkan alam ini.

Isi Kandungan Kosakata

Al-Ḥākimīn الْحَاكِمِيْنَ (at-Tīn/95: 8)

Kata al-ḥākimīn adalah bentuk plural (jama‘) dari al-ḥākim yang menunjukkan pelaku (fā‘il). Berasal dari akar kata ḥakama-yaḥkumu-ḥukman wa ḥikmatan. Kata ini dan derivasinya mempunyai makna dasar "mencegah". Ilmu disebut hikmah karena dapat mencegah dan menghindari kebodohan. Putusan pengadilan disebut al-ḥukm karena dapat mencegah seseorang dari tindakan zalim. Kata al-hākim memiliki makna antara lain: (1) Hakim yang memutuskan, dengan demikian Allah disifati dengan aḥkam al-hākimīn, dalam bentuk superlatif, karena Dia adalah Zat yang paling adil dalam memutuskan segala perkara; (2) Kata al-ḥākim adalah yang memiliki hikmah, yaitu pengetahuan akan sesuatu yang paling baik sesuai dengan cara yang paling tepat. Biasa diartikan juga dengan orang bijak. Dengan demikian Allah adalah Zat yang paling bijak dan paling tahu akan segala sesuatu yang terbaik. (3) Kata al-ḥākim juga seringkali disandingkan kepada seseorang yang paling teliti dalam segala hal. Dengan demikian Allah adalah Zat yang paling teliti dan cermat dalam menciptakan segala sesuatu. Ketiga makna itu sangat pantas dimiliki oleh Allah, sehingga setiap manusia harus tunduk dan mengikuti putusan dan ketentuan Allah dengan penuh ikhlas, serta meyakini bahwa semua ciptaan Allah penuh dengan ketelitian dan kesempurnaan.