
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Puaskah kau lukaiku?
Puaskah kau sakitiku?
Puaskah khianatiku?
Puaskah, oh, sayangku?
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan mendalam seseorang yang merasa tersakiti akiba... tampilkan semua
Di manakah nuranimu?
Di mana akal sehatmu?
Sekarang kau campakkanku
Setelah kau dapatkanku
Makna lirik lagu ini mencerminkan perasaan kehilangan dan ketidakpastian yang dialami sese... tampilkan semua
Mungkin hanya bila ku mati
Kau ′kan berhenti 'tuk menyakiti
Sampai kapan aku begini?
Terus begini, terus engkau lukai, uh-uh
Makna lirik lagu ini mencerminkan perasaan sakit dan penderitaan yang dialami seseorang da... tampilkan semua
Uh-uh
Uh-uh
Makna lirik lagu ini mencerminkan perasaan yang dalam dan emosional, di mana frasa 'Uh-uh'... tampilkan semua
Ingatkah saat yang lalu
Saat kau peluk diriku?
Tapi kini semua lalu
Kau tega khianatiku
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan nostalgia dan kehilangan yang mendalam akibat ... tampilkan semua
Mungkin hanya bila ku mati
Kau ′kan berhenti 'tuk menyakiti
Sampai kapan aku begini?
Terus begini, terus engkau lukai
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan sakit hati dan ketidakberdayaan seseorang yang... tampilkan semua
Mungkin hanya bila ku mati
Kau 'kan berhenti ′tuk menyakiti
Sampai kapan aku begini?
Terus begini, terus engkau lukai
Makna lirik lagu ini mencerminkan perasaan sakit dan penderitaan yang dialami seseorang da... tampilkan semua
Lagu 'Puaskah' yang dinyanyikan oleh grup musik Wali menyajikan tema yang dalam dan emosional, menggambarkan perasaan sakit hati dan pengkhianatan dalam sebuah hubungan. Melalui lirik yang sederhana tapi sangat menyentuh, pemirsa diajak untuk merenungkan pengalaman cinta yang pahit.
Perasaan Terluka dan Pengkhianatan
Sejak bait pembuka, pertanyaan retoris yang dilontarkan seperti "Puaskah kau lukaiku?" dan "Puaskah kau sakitiku?" menunjukkan kedalaman rasa sakit yang dialami oleh penyanyi. Hal ini menciptakan kesan seolah-olah sang penyanyi sedang berhadapan langsung dengan orang yang telah menyakiti dirinya. Rasa sakit ini tidak hanya bersifat fisik, namun lebih kepada perasaan emosional yang dalam.
Kehilangan dan Kerinduan
Sambungan lirik yang menyaksikan "Di manakah nuranimu?" dan "Di mana akal sehatmu?" menunjukkan kebingungan penulis, yang merasa terabaikan dan ditinggalkan setelah semua yang telah dibagikan dalam hubungan tersebut. Ada rasa nostalgia yang kuat yang tersirat ketika mengingat masa-masa indah ketika pasangan saling berpelukan, menunjukkan kontras yang mencolok antara masa lalu yang bahagia dengan keadaan sekarang yang penuh luka.
Harapan yang Patah
Ketika penyanyi mengatakan, "Mungkin hanya bila ku mati, kau 'kan berhenti 'tuk menyakiti," terdapat rasa putus asa yang mendalam. Ungkapan ini mencerminkan keinginan untuk diakui dan dihargai, bahkan jika itu hanya dapat terjadi setelah kepergian. Ini adalah refleksi menyentuh tentang seberapa jauh seseorang bisa menderita dalam sebuah hubungan yang tidak seimbang.
Perulangan Rasa Sakit
Dengan pengulangan frasa "Sampai kapan aku begini?" dan "Terus begini, terus engkau lukai," ada elemen kesedihan yang kronis dalam pengalaman penyanyi. Perasaan terperangkap tanpa harapan untuk masa depan yang lebih baik bisa dirasakan melalui lirik-lirik ini. Ini menggarisbawahi sebuah siklus kekuatan dan kelemahan dalam cinta yang sering dialami oleh banyak orang.
Kesimpulan
Lagu 'Puaskah' oleh Wali tidak hanya sekadar untaian kata-kata; ia berfungsi sebagai sebuah cermin yang memantulkan emosi mendalam yang sering kali dihadapi di dalam suatu hubungan yang turbulen. Dengan lirik yang kaya makna, Wali berhasil mengajak pendengar untuk merasakan setiap detak emosi yang terkandung seolah-olah mereka sedang mengalami situasi tersebut. Lagu ini tentu saja merupakan pengingat bahwa cinta bisa sangat indah, tetapi juga bisa membawa luka yang mendalam.
Dengan semua elemen tersebut, Wali tidak hanya sekadar menyampaikan cerita, tetapi juga menjangkau hati pendengar, membuatnya terhubung dengan pengalaman cinta yang universal.

