فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ
Faqultustagfirū rabbakum innahū kāna gaffārā(n).
Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.
Itu semua telah kulakukan maka aku pun berkata kepada mereka, “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu atas segala dosa terutama dosa syirik. Sungguh, Dia Maha Pengampun bagi siapa saja yang tulus memohon ampunan-Nya."
Nuh menyeru kaumnya agar memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka menyembah berhala. Bila mereka memohon ampunan, maka Allah pasti akan mengabulkannya, karena Ia Maha Pengampun. Keimanan mereka akan menghapus dosa-dosa syirik yang telah mereka lakukan.
1. Waqāran وَقَارًا (Nūh/71: 13)
Kata waqār terambil dari kata kerja waqara yang artinya “diam tak bergerak”. Dalam Al-Qur’an Surah al-Aḥzāb/33: 33 terdapat ayat yang berisi perintah kepada istri-istri Nabi saw: waqarna fī buyūtikunna…. (dan hendaklah kamu tetap di rumahmu). Al-Waqr adalah sesuatu yang tak bergerak. Bila terdapat di dalam telinga, ia disebut sumbatan (al-An‘ām/6: 25. Waqār bermakna “kemantapan”. Bila kemantapan itu datang dari Allah untuk manusia, itu berarti kehormatan atau pemeliharaan yang diberikan kepada makhluk-Nya.
2. Aṭwāran اَطْوَارًا (Nūḥ/71: 14)
Aṭwār adalah bentuk jamak dari ṭaur artinya fase atau periode. Maksud ungkapan wa qad khalaqakum aṭwārān (Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)) dalam Surah Nūḥ/71: 14 ini adalah sebagaimana yang diterangkan dalam Surah al-Mu'minūn/23: 12-14. (Lihat Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid VI, Juz 18).

