نُمَتِّعُهُمْ قَلِيْلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ اِلٰى عَذَابٍ غَلِيْظٍ
Numatti‘uhum qalīlan ṡumma naḍṭarruhum ilā ‘ażābin galīẓ(in).
Kami membiarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami memaksa mereka (masuk) ke dalam azab yang keras.
Semua akan mendapat balasan setimpal, karena itulah Kami biarkan mereka bersenang-senang di dunia yang hanya sebentar dan serba terbatas. Kemudian apabila masa yang telah Kami tentukan tiba, Kami paksa mereka masuk ke dalam azab yang keras.
Ayat ini menerangkan kepada orang-orang kafir bahwa mereka hanya diberi kesenangan hidup yang sebentar dan bersifat sementara. Selama waktu yang sedikit itu, mereka dapat mempergunakan nikmat-nikmat yang disediakan Allah dan mengecap kesenangan hidup. Akan tetapi, kesenangan sementara itu tidak ada artinya sama sekali jika dibandingkan dengan kesenangan ukhrawi. Kesenangan sementara itu akan hilang, seakan-akan tidak pernah mereka alami, di saat mereka menemui azab yang pedih di alam neraka nanti. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah yang lain:
قُلْ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ ٦٩ مَتَاعٌ فِى الدُّنْيَا ثُمَّ اِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيْقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيْدَ بِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ ࣖ ٧٠ (يونس)
Katakanlah, Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung. (Bagi mereka) kesenangan (sesaat) ketika di dunia, selanjutnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka azab yang berat, karena kekafiran mereka. (Yūnus/10: 69-70)
al-’Urwah لْعُرْوَة اَ (Luqmān/31: 22)
Kata dasarnya adalah ‘arā-ya’rū-’urwan artinya “memberinya tempat bergantung”. ‘Arā al-qamīṣ artinya “memberi kemeja tempat gantungan”. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat: fa man yakfur bi aṭ-ṭāgūt wa yu’min billāh faqad (i)stamsaka bi al-urwah al-wuṡqā lā (i)nfiṣāma lahā (Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus), (al-Baqarah/2: 256). Maksudnya ialah siapa yang kafir kepada setan dan beriman kepada Allah berarti tempat ia bergantung atau tempat ia berpijak sudah kuat. Akan tetapi, siapa yang meminta kepada setan, setan itu saja nanti tidak akan dapat mempertanggungjawabkan dosanya di depan Allah.

