تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِۙ
Tilka āyātul-kitābil-ḥakīm(i).
Itulah ayat-ayat Al-Kitab (Al-Qur’an) yang penuh hikmah,
Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang meski tersusun dari huruf-huruf yang dikenal oleh masyarakat Arab namun mereka tidak mampu membuat tandingannya. Inilah ayat-ayat yang mengandung hikmah dan pelajaran yang tidak bertentangan antara satu ayat dengan lainnya.
Ayat ini menerangkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu disusun dengan rapi dan teliti, dengan gaya bahasa yang tinggi nilai sastranya, dan dengan tujuan yang agung dan mulia bagi manusia yang mengikuti petunjuk-petunjuknya. Tidak terdapat di dalamnya cacat, cela, dan kekurangan walaupun sedikit. Juga tidak ada satu pun dari ayat-ayatnya yang bertentangan satu sama lain. Perintah-perintahnya mudah dilaksanakan oleh siapa pun, dalam keadaan bagaimanapun dan di mana pun ia berada.
Al-Ākhirah اَلآخِرَةِ (Luqmān/31: 4)
Kata al-ākhirah secara kebahasaan berarti hari akhir, hari penghabisan, atau kehidupan lanjutan (yang kekal) setelah kehidupan di dunia (yang fana) ini berakhir. Kata al-ākhirah dalam konteks ayat di atas tidak bisa dilepaskan dari ayat sebelumnya, karena Allah sesungguhnya sedang menjelaskan predikat al-muḥsinīn yang terdapat pada ayat sebelumnya. Dijelaskan-Nya, al-muḥsinīn adalah orang-orang yang mendirikan salat, membayar zakat, dan yakin pada al-ākhirah, yaitu kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini. Al-Ākhirah itulah tempat pembalasan bagi manusia atas segala perbuatan yang dilakukannya selama hidup di dunia.

