v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 5 - Surat Ibrāhīm (Ibrahim)
ابرٰهيم
Ayat 5 / 52 •  Surat 14 / 114 •  Halaman 255 •  Quarter Hizb 26.25 •  Juz 13 •  Manzil 3 • Makkiyah

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اَنْ اَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ

Wa laqad arsalnā mūsā bi'āyātinā an akhrij qaumaka minaẓ-ẓulumāti ilan-nūr(i), wa żakkirhum bi'ayyāmillāh(i), inna fī żālika la'āyātil likulli ṣabbārin syakūr(in).

Sungguh Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan (membawa) tanda-tanda (kekuasaan) Kami (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kaummu dari berbagai kegelapan kepada cahaya (terang-benderang) dan ingatkanlah mereka tentang hari-hari Allah.”384) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur.

Makna Surat Ibrahim Ayat 5
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Di antara para rasul yang Kami utus itu adalah Nabi Musa. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nabi Musa kepada Bani Israil dengan membawa tanda-tanda Kami, yakni berbagai mukjizat yang membuktikan kebenarannya, dan Kami perintahkan kepadanya, “Wahai Nabi Musa, keluarkanlah kaummu dari kegelapan (penindasan Fir’aun) kepada cahaya terang-benderang (pengesaan kepada Allah) dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari ketika Allah menurunkan nikmat dan azab-Nya kepada mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang penyabar atas ketentuan Allah dan banyak bersyukur atas nikmat-Nya.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini, Allah swt menunjukkan bahwa rasul-rasul yang telah diutus kepada manusia mempunyai tugas yang sama, yaitu menyampaikan ayat-ayat Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, mengeluarkan mereka dari kegelapan yang disebabkan kejahilan, kekafiran, dan kemaksiatan, kepada cahaya yang terang benderang karena iman, hidayah dan ilmu pengetahuan serta akhlak yang mulia. Allah menceritakan dalam ayat ini bahwa Nabi Musa a.s. pun telah diutus untuk menyampaikan tugas tersebut, dan diperintahkan untuk menyeru kaumnya. Allah berfirman, “Keluarkanlah umatmu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang, serulah mereka agar beriman, dan mengingat hari-hari Allah”.

Yang dimaksud dengan “hari-hari Allah” ialah peristiwa penting yang telah dialami oleh umat manusia terdahulu, seperti nikmat Allah yang telah mereka peroleh ketika lepas dari perbudakan Fir‘aun, atau kemurkaan dan siksa Allah yang telah menimpa diri mereka karena keingkaran.

Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa “hari-hari Allah” tersebut mengandung tanda-tanda keesaan dan kekuasaan-Nya. Tanda-tanda tersebut hanya dapat dipahami oleh setiap orang yang sabar dan banyak bersyukur.

Isi Kandungan Kosakata

Ayyāmillāh أَيَّامِ اللهِ (Ibrāhīm/14: 5)

Ungkapan ayyāmillāh terdiri dari dua kata, yaitu kata “ayyām” yang di-iḍafat-kan (disandarkan) pada kata “Allāh.” Dalam Al-Qur’an, ungkapan ini disebutkan dua kali, yaitu dalam ayat ini dan dalam Surah al-Jāṡiyah /45: 14. Secara bahasa, ungkapan tersebut berarti “hari-hari Allah.” Menurut Mujāhid, Qatādah, dan Ibn Qutaibah, berdasarkan riwayat Ubay bin Ka‘ab dari Nabi saw, kata ayyāmullāh artinya kenikmatan Allah. Pemakaian ungkapan yang artinya serupa dengan itu sudah dikenal dalam kesusastraan Arab, misalnya kata ayyām al-‘arab atau hari-hari Arab, digunakan dalam arti pertempuran bangsa Arab, karena pertempuran merupakan sumber kenikmatan bagi yang menang, dan sumber kesusahan bagi yang kalah. Maka kata ayyāmullāh atau hari-hari Allah artinya perlakuan kasih sayang Allah terhadap orang yang tulus dalam beramal dan siksaan Allah terhadap orang yang durhaka kepada-Nya.