v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 27 - Surat Ibrāhīm (Ibrahim)
ابرٰهيم
Ayat 27 / 52 •  Surat 14 / 114 •  Halaman 259 •  Quarter Hizb 26.5 •  Juz 13 •  Manzil 3 • Makkiyah

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ ࣖ

Yuṡabbitullāhul-lażīna āmanū bil-qauliṣ-ṣābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah(ti), wa yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn(a), wa yaf‘alullāhu mā yasyā'(u).

Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh388) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Makna Surat Ibrahim Ayat 27
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah meneguhkan hati orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dari jalan kebenaran, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, seperti memberi hidayah kepada orang mukmin dan membiarkan sesat orang yang ingkar.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa Dia meneguhkan orang-orang yang mukmin dengan ucapan-ucapan yang baik dan teguh, baik dalam kehidupan di dunia ini, maupun di akhirat. Dengan demikian, ada hubungan timbal balik antara iman dengan ucapan yang baik dan teguh. Iman mendorong seseorang untuk senantiasa menggunakan ucapan yang baik dan teguh. Sebaliknya, ucapan yang baik itu dapat memelihara keteguhan iman seseorang.

Dalam ayat ini selanjutnya, Allah swt menegaskan bahwa Dia membiarkan sesat orang-orang yang zalim dan yang suka berbuat menurut kehendaknya sendiri, tanpa mengabaikan peraturan yang benar, antara lain ialah mengucapkan kata-kata yang buruk yang mengajak kepada kekafiran, kemusyrikan, kemaksiatan, dan sebagainya.

Isi Kandungan Kosakata

Kalimah Ṭayyibah كَلِمَة طَيِّبَة (Ibrāhīm/14: 24)

Kata tersebut, dalam Al-Qur’an, disebutkan satu kali. Dari segi bahasa, kalimah ṭayyibah artinya kalimat (ajaran) yang baik. Maksud ungkapan ini, setidaknya terdapat dua macam pendapat: Pertama, menurut pendapat ‘Abdullāh bin ‘Abbās yang dimaksud kalimah ṭayyibah adalah kalimat tauhid, lā ilāha illallāh (tidak ada Tuhan kecuali Allah) yang merupakan aspek ajaran Islam yang paling asasi. Kalimat inilah yang membedakan antara Islam dengan bukan Islam. Kedua, menurut ‘Abdullāh bin ‘Umar, yang dimaksud kalimah ṭayyibah adalah Islam, agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw yang mengandung berbagai aspek ajaran, yang dalam ayat ini diumpamakan sebagai sebuah pohon yang indah (syajarah ṭayyibah). Kedua pendapat tersebut tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi. Pendapat yang pertama dapat diterima karena kalimah ṭayyibah memang ajaran Allah yang tersarikan dalam kalimat lā ilāha illallāh (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Pendapat kedua juga dapat diterima, mengingat Islam merupakan agama yang lengkap dan sempurna dimana lā ilāha illallāh merupakan prinsip ajarannya yang paling mendasar.