v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 28 - Surat Ibrāhīm (Ibrahim)
ابرٰهيم
Ayat 28 / 52 •  Surat 14 / 114 •  Halaman 259 •  Quarter Hizb 26.75 •  Juz 13 •  Manzil 3 • Makkiyah

۞ اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ كُفْرًا وَّاَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِۙ

Alam tara ilal-lażīna baddalū ni‘matallāhi kufraw wa aḥallū qaumahum dāral-bawār(i).

Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekufuran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,

Makna Surat Ibrahim Ayat 28
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah membiarkan sesat orang yang ingkar, namun bukan berarti Allah berbuat sewenang-wenang. Apa yang mereka alami merupakan akibat dari perbuatan buruk mereka sendiri. Wahai manusia, tidakkah kamu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang telah menukar nikmat yang telah Allah turunkan kepada mereka, seperti nikmat kesejahteraan dan pengutusan para rasul kepada mereka, dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan dengan mengajak mereka memusuhi Allah dan utusan-Nya?

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini disampaikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi bukan untuk dijawab, melainkan hanyalah sebagai peringatan bagi kaum Muslimin agar mereka jangan sekali-kali berbuat dan bertindak seperti yang dilakukan oleh orang kafir. Hendaklah mereka selalu taat, tunduk, dan patuh kepada perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan-Nya. Jika mereka ingkar kepada Allah, mereka pasti akan diazab di dunia dan di akhirat seperti yang ditimpakan kepada orang kafir.

Menurut Ibnu ‘Abbās yang dimaksud dengan “orang-orang yang telah menukar nikmat Allah” dalam ayat ini ialah orang-orang kafir Mekah. Mereka telah dianugerahi bermacam-macam nikmat yang tidak diberikan Allah kepada bangsa lain. Negeri Mekah telah dijadikan sebagai tanah haram yakni tanah yang dihormati, tanah yang terjamin keamanannya, dan tempat berdirinya Ka’bah yang dikunjungi manusia dari segala penjuru dunia setiap tahun. Allah swt telah mendatangkan air, makanan, dan buah-buahan ke tanah yang tandus itu. Nikmat yang lebih besar lagi ialah diangkatnya Muhammad dari bangsa mereka sendiri sebagai nabi dan rasul penutup, yang membawa agama Allah, yang menjadi petunjuk dan pegangan hidup bagi seluruh manusia.

Semua nikmat yang telah dilimpahkan itu mereka ingkari. Bahkan mereka menyiksa Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin dan menghambat tersiarnya agama Islam. Oleh karena itu, Allah swt menimpakan azab dan siksa kepada mereka berupa musim kemarau yang kering dan lama, sehingga mereka banyak yang mati kelaparan. Menurut riwayat, ada di antara mereka yang sampai memakan tulang karena tidak ada lagi makanan yang akan dimakan.

Allah menerangkan bahwa mereka adalah orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dan telah menempatkan kaum mereka yang jadi pengikut-pengikut mereka di tempat yang penuh kesengsaraan, yaitu neraka Jahanam yang menyala-nyala, yang bahan bakarnya adalah batu dan manusia.

Dari ayat ini dipahami bahwa Allah swt memerintahkan manusia agar selalu mensyukuri nikmat-Nya dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan menghentikan larangan-larangan-Nya. Seluruh manusia dan makhluk sangat tergantung kepada nikmat itu, baik nikmat dalam bentuk lahir, maupun nikmat dalam bentuk batin atau yang tidak nampak.

Isi Kandungan Kosakata

Dār al-Bawār دَارَ الْبَوَارِ (Ibrāhīm/14: 28)

Istilah dār al-bawār dalam Al-Qur’an disebutkan satu kali, terdiri dari kata dār, yang artinya negeri atau tempat, dan kata al-bawār yang artinya “kebinasaan” (al-halak). Secara harfiah, dār al-bawār berarti negeri kebinasaan, suatu lembah atau tempat buruk yang disiapkan untuk mem-binasakan orang-orang yang mengganti nikmat Allah dengan kekufuran. Negeri yang nista itu adalah neraka Jahanam yang akan mereka masuki sebagai tempat menetap yang amat buruk, na‘ūżu billāh min żālik.