v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 84 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 84 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 231 •  Quarter Hizb 24 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

۞ وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗوَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ اِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ بِخَيْرٍ وَّاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيْطٍ

Wa ilā madyana akhāhum syu‘aibā(n), qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), wa lā tanquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu ‘alaikum ‘ażāba yaumim muḥīṭ(in).

Kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syuʻaib. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan! Sesungguhnya Aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang meliputi (dan membinasakanmu, yaitu hari Kiamat).

Makna Surat Hud Ayat 84
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah diuraikan kisah Kaum Nabi Lut yang diazab oleh Allah akibat kedurhakaan dan perbuatan keji yang mereka lakukan, kemudian diuraikan kembali kisah umat terdahulu, yaitu kaum Nabi Syuaib sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad. Dan kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara satu keturunan dengan mereka, yaitu Nabi Syuaib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu yang berhak disembah selain Dia. Kemudian Nabi Syuaib menasihati mereka seraya berkata, “Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan dalam berniaga, karena perbuatan itu sama saja menipu manusia. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik ekonominya ditopang dengan keadaan wilayah yang subur, sehingga hidup makmur, bahagia dan sejahtera sehingga tidak perlu melakukan kecurangan. Dan sesungguhnya aku khawatir jika kamu menipu dan berbuat curang, kamu akan ditimpa azab pada suatu hari yang merata, yakni azab itu menimpa seluruh manusia yang ada di dalamnya karena dahsyatnya azab tersebut, sehingga tidak ada satu pun yang selamat.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah swt mengutus Syu’aib sebagai rasul-Nya kepada penduduk Madyan. Syu’aib dipilih dari kaumnya sendiri. Syu’aib adalah seorang putera keturunan dari Madyan bin Ibrahim a.s. Madyan membangun suatu daerah untuk kaumnya yang terletak di Hajar dekat negeri Syam, dan dinamakan sesuai dengan namanya, sehingga daerah itu beserta penduduknya dan kabilahnya dikatakan Madyan. Syu’aib a.s. sebagai rasul Allah memulai tugas dakwahnya dengan mengajak kaumnya supaya menyembah Allah dan melarang mempersekutukan-Nya dengan berhala-berhala, patung-patung, dan sebagainya, karena tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa yang menciptakan seluruh alam semesta. Kemudian Syu’aib a.s. melarang kaumnya mengurangi takaran dan timbangan, sebagaimana yang mereka lakukan dalam segala macam perdagangan dan jual-beli, sebab perbuatan itu sama dengan mengambil hak orang dengan kecurangan yang sangat jahat dan keji. Larangan serupa ini diterangkan pula dalam firman Allah:

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِ يْنَۙ ١ الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ ۖ ٢ وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ ٣ (المطفّفين)

Celaka lah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. (al-Muṭaffifin/83: 1- 3)

Syu’aib a.s. menjelaskan kepada kaumnya, bahwa ia melihat mereka hidup berkecukupan dan kaya raya, mereka tidak perlu melakukan kecurangan dalam takaran dan timbangan. Sebab, perbuatan itu selain mengambil hak orang lain dengan cara yang licik dan keji juga berarti mengingkari nikmat Allah yang telah memberi kekayaan yang banyak kepada mereka. Semestinya mereka bersyukur kepada-Nya, bukan sebalik-nya mereka menambah harta kekayaan dengan kecurangan-kecurangan dan kelicikan-kelicikan yang sangat dimurkai Allah. Nabi Syu’aib a.s. mem-peringatkan kaumnya, bahwa apabila mereka masih tetap membangkang dalam kekafiran dan terus melakukan pekerjaan tercela itu, maka ia khawatir mereka akan ditimpa azab yang membinasakan mereka.

Isi Kandungan Kosakata

Mikyāl wal-Mīzān مِكْيَالَ وَالْمِيْزَان (Hūd/11: 84)

AI-Mikyāl adalah isim alat dari kata kala - yakilu – kailan, yang berarti menakar. Biasanya orang Arab menggunakannya untuk menakar makanan atau sejenisnya. Kemudian menjadi ukuran, yang disebut dengan shā’ yang berkaitan dengan kewajiban membayar zakat, kifarat, dan nafaqat yang lain. Mikyāl menjadi ukuran penduduk Medinah. Kata mukāyalah bisa juga digunakan untuk saling mengukur dalam bentuk celaan, seperti hadis Rasulullah yang melarang untuk saling mukāyalah yakni saling memaki, mencaci dan membalas, apa yang dikatakan dan diperbuat orang lain. Sedangkan Mīzān adalah bentuk isim alat dari kata wazana yazinu yang berarti mengetahui ukuran sesuatu. Awalnya antara mikyāl dan mīzān bermakna sama, tetapi kemudian mikyāl biasa digunakan untuk menakar sedangkan mīzān untuk menimbang.