v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 122 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 122 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 235 •  Quarter Hizb 24.25 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

وَانْتَظِرُوْاۚ اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ

Wantaẓirū innā muntaẓirūn(a).

dan tunggulah. Sesungguhnya kami pun menunggu.”

Makna Surat Hud Ayat 122
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan tunggulah sanksi yang akan dijatuhkan Allah kepadamu, akibat perbuatan yang kamu lakukan, sesungguhnya kami, yakni nabi dan orang-orang beriman pun termasuk yang menunggu imbalan dari Allah berupa kebahagiaan atau kesuksesan yang akan diberikan kepada kami.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada orang-orang kafir yang tetap membangkang kepada Rasul agar mereka menunggu apa yang akan terjadi dengan dakwah Rasul, dan musibah apa yang menimpa Rasul, yang memang sangat mereka harapkan, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

اَمْ يَقُوْلُوْنَ شَاعِرٌ نَّتَرَبَّصُ بِهٖ رَيْبَ الْمَنُوْنِ ٣٠

Bahkan mereka berkata, “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya.” (aṭ-Ṭūr/52: 30)

Kemudian Rasul diperintahkan untuk mengatakan kepada mereka bahwa ia juga menunggu apa yang akan terjadi dengan nasib mereka, apakah mereka akan diazab Allah, ataukah mereka akan dikalahkan oleh orang-orang mukmin, dalam peperangan yang akan terjadi antara kedua belah pihak, sebagaimana nasib yang diterima umat-umat terdahulu, yang membangkang kepada nabi-nabi mereka. Sesungguhnya Allah menjamin kemenangan bagi orang-orang yang membela agama, dan kekalahan serta kehinaan bagi orang-orang yang zalim. Ayat-ayat ini serupa dengan firman Allah:

فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. (al-An‘ām/6: 135)

Isi Kandungan Kosakata

Fu’ādaka فُؤَادَكَ (Hūd/11: 120)

Fu’ād, bentuk jamaknya af’idah, artinya hati atau qalb. Perbedaannya kalau qalb dinamakan demikian karena seringnya bergejolak (kaṡratut-taqallub). Sedangkan fu’ād karena mengandung makna terbakar (tawaqqud). Daging yang dibakar disebut laḥm fa’īd ( لحم فئيد ) . Ibn Fāris mengatakan bahwa akar kata yang terdiri dari (ف – ء - د) menunjukkan arti panas yang sangat atau membara (ḥummā wa syiddatul ḥarārah) Dari sini yang tergambarkan dari ungkapan fu’ād adalah tempat terbakarnya emosi dalam diri manusia. Ungkapan qalb tidak ditujukan kepada bendanya yang berupa jantung, tapi apa yang terkandung dalam benda tersebut yaitu seperti keberanian, ilmu pengetahuan, ketakwaan, dan lainnya