v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 112 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 112 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 234 •  Quarter Hizb 24.25 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Fastaqim kamā umirta wa man tāba ma‘aka wa lā taṭgau, innahū bimā ta‘malūna baṣīr(un).

Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Makna Surat Hud Ayat 112
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah diuraikan tentang keberadaan umat terdahulu yang ragu dan berselisih terhadap ajaran nabinya, maka pada ayat ini Allah memperingatkan kepada nabi dan umatnya agar konsisten terhadap ajaran yang benar. Maka tetaplah engkau wahai Nabi Muhammad, tetap teguh dan konsisten dalam melaksanakan perintah Allah dan menyeru ke jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu dari perbuatan syirik dan dosa, dan janganlah kamu melampaui batas terhadap perintah dan larangan-Nya. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan kemudian akan memberikan balasan atas perbuatan yang kamu kerjakan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini memberikan tuntutan kepada Nabi Muhammad saw terhadap apa yang semestinya ia perbuat pada waktu umatnya melancarkan tantangan, dan meragukan Al-Qur’an yang dibawanya. Dia diperintahkan untuk tetap pada pendiriannya, berjalan di atas jalan yang lurus, menyampaikan syariat yang diamanatkan kepadanya, melaksanakan risalahnya dan jangan sampai terlintas di dalam hatinya akan meninggalkan sebagian dari apa yang telah diwahyukan kepadanya, karena kekejaman fitnahan umatnya, sebagaimana firman Allah:

فَلَعَلَّك َ تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَضَاۤىِٕقٌۢ بِهٖ صَدْرُكَ

Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya. (Hūd/11: 12)

Begitu pula orang-orang yang telah sadar dan insyaf serta tobat dari kemusyrikan dan kekafiran dan telah beriman bersama Muhammad saw supaya tetap dalam pendiriannya, mempertahankan akidah tauhidnya dan jangan sekali-kali bergeser dari jalan yang lurus dan benar yang telah diimani dan diyakininya, karena Allah melihat dan mengetahui semuanya itu. Sejalan dengan ayat ini, Allah berfirman:

فَلِذٰلِ كَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ ۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ۗ ١٥ (الشورى)

Karena itu serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal perbuatan kami dan bagi kamu amal perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.” (asy-Syūra/42: 15)

Isi Kandungan Kosakata

Fastaqim فَاسْتَقِمْ (Hūd/11: 112)

Kata ini merupakan fi’il amar dari istaqāma-yastaqīmu-istiqā matan. Artinya tetaplah engkau (di jalan yang benar). Akar katanya dari (ق – و – م) yang berarti tegak, berdiri (intiṣāb), atau keteguhan hati (‘azm). Lalu ada tambahan huruf Sin dan Ta’ yang menunjukkan arti kesungguhan. Maka kata istaqim berarti berdiri tegaklah (tetap dalam pendirian) kamu secara sungguh-sungguh. Ungkapan lainnya adalah konsisten dengan sesuatu pekerjaan. Ungkapan istiqamah diperuntukkan pada kepatuhan seseorang secara terus menerus dalam menempuh jalan yang benar. Istiqamah juga menjadi ungkapan untuk jalan yang lurus (ṭarīq mustaqīm).

Allah membalas mereka yang selalu beristiqamah dalam menjalankan perintah agama dengan balasan yang berlimpah yaitu mereka tidak akan mendapatkan ketakutan dan kesusahan (al-Aḥqāf/46: 13) masuk sorga yang penuh dengan kenikmatan, selalu ditemani oleh para malaikat baik di dunia maupun di akhirat (Fuṣṣilat/41: 30)

Dalam Al-Qur’an, kata yang terambil dari kata istiqāmah ada di 47 tempat. Terdiri dari fi’il māḍī (istaqāmu) di 4 tempat, fi’il muḍāri’ (yastaqīm) di 1 tempat, fi’il amar (istaqim, istaqīmū, istaqīmā) di 5 tempat, isim fa’il (mustaqīm) yang didahului oleh kata ṣirāṭ di 37 tempat.