v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 113 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 113 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 234 •  Quarter Hizb 24.25 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ

Wa lā tarkanū ilal-lażīna ẓalamū fa tamassakumun-nār(u), wa mā lakum min dūnillāhi min auliyā'a ṡumma lā tunṣarūn(a).

Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong364) pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.

Makna Surat Hud Ayat 113
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan selain itu, janganlah kamu menjadi lemah semangat, sehingga cenderung tunduk atau loyal kepada orang yang zalim yang tingkah laku mereka melampaui batas, merampas hak orang lain, atau menghalalkan segala macam cara yang dilarang oleh agama. Jika kamu loyal atau mengikuti tingkah laku orang-orang zalim tersebut, maka perbuatan itu akan menyebabkan kamu ditimpa api neraka bersama dengan mereka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan untuk menghindar dari azab itu. Tidak ada yang kuasa mendatangkan manfaat selain Allah, dan tidak ada yang bisa menolak kemudaratan selain Allah.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini, Allah swt menandaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad dan menganut agamanya, supaya jangan sekali-kali cenderung kepada orang-orang zalim, yaitu musuh-musuh kaum Muslimin yang selalu menyakitinya dan orang-orang musyrik yang selalu berusaha mengembalikannya kepada kemusyrikan. Jangan sekali-kali minta bantuan dan pertolongan dari mereka, seakan-akan mereka telah dijadikan pemimpinnya, karena bila hal itu sudah sampai kepada derajat yang demikian, maka termasuklah orang-orang mukmin itu seperti mereka juga yang tidak akan mendapat petunjuk. Firman Allah:

وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (al-Mā’idah/5: 51)

Satu-satunya yang dapat dijadikan pemimpin serta diminta bantuan dan pertolongannya hanya Allah. Barang siapa yang berbuat selain dari itu, maka ia termasuk orang yang zalim yang tak mempunyai penolong, sebagaimana firman Allah:

وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu. (al-Mā’idah/5: 72)

Isi Kandungan Kosakata

Fastaqim فَاسْتَقِمْ (Hūd/11: 112)

Kata ini merupakan fi’il amar dari istaqāma-yastaqīmu-istiqā matan. Artinya tetaplah engkau (di jalan yang benar). Akar katanya dari (ق – و – م) yang berarti tegak, berdiri (intiṣāb), atau keteguhan hati (‘azm). Lalu ada tambahan huruf Sin dan Ta’ yang menunjukkan arti kesungguhan. Maka kata istaqim berarti berdiri tegaklah (tetap dalam pendirian) kamu secara sungguh-sungguh. Ungkapan lainnya adalah konsisten dengan sesuatu pekerjaan. Ungkapan istiqamah diperuntukkan pada kepatuhan seseorang secara terus menerus dalam menempuh jalan yang benar. Istiqamah juga menjadi ungkapan untuk jalan yang lurus (ṭarīq mustaqīm).

Allah membalas mereka yang selalu beristiqamah dalam menjalankan perintah agama dengan balasan yang berlimpah yaitu mereka tidak akan mendapatkan ketakutan dan kesusahan (al-Aḥqāf/46: 13) masuk sorga yang penuh dengan kenikmatan, selalu ditemani oleh para malaikat baik di dunia maupun di akhirat (Fuṣṣilat/41: 30)

Dalam Al-Qur’an, kata yang terambil dari kata istiqāmah ada di 47 tempat. Terdiri dari fi’il māḍī (istaqāmu) di 4 tempat, fi’il muḍāri’ (yastaqīm) di 1 tempat, fi’il amar (istaqim, istaqīmū, istaqīmā) di 5 tempat, isim fa’il (mustaqīm) yang didahului oleh kata ṣirāṭ di 37 tempat.