
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
(Renggang)
Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang
Di esok hari
Lagu ini menggambarkan momen introspeksi di mana seseorang merenungkan kapan terakhir kali... tampilkan semua
Tubuh yang berpatah hati
Bergantung pada gaji
Berlomba jadi asri
Mengais validasi
Lirik ini mencerminkan realitas hidup banyak orang yang bergantung pada penghasilan dan va... tampilkan semua
Dan aku pun tak hadir
Seakan paling mahir
Menenangkan dirimu
Yang merasa terpinggirkan dunia
Lagu ini berbicara tentang ketidakhadiran seseorang dalam situasi di mana dukungan sangat ... tampilkan semua
Tak pernah adil
Kita semua gagal
Angkat minumanmu
Bersedih bersama-sama
Lirik ini menggarisbawahi bahwa kehidupan kadang-kadang terasa tidak adil dan penuh kegaga... tampilkan semua
(Ah-ah-ah-ah-ah)
Sia-sia (Pada akhirnya)
Putus asa, (Terekam pedih semua)
Masalahnya, (Lebih dari yang)
Secukupnya
Dalam lagu ini, frasa 'sia-sia' dan 'putus asa' melukiskan perasaan kekecewaan dan keputus... tampilkan semua
Rekam gambar dirimu yang terabadikan bertahun
Silam
Momen dalam lirik ini berputar pada nostalgia dan kenangan yang terekam dalam foto atau in... tampilkan semua
Putra-putri sakit hati
Ayah-ibu sendiri
Komitmen lama mati
Hubungan yang menyepi
Lagu ini melukiskan potret keluarga atau hubungan yang tengah menghadapi masalah. Ada kese... tampilkan semua
Wisata masa lalu
Kau hanya merindu
Mencari pelarian
Dari pengabdian yang terbakar sirna
(Mengapur berdebu)
Kita semua gagal
Ambil s'dikit tisu
Bersedihlah secukupnya
Lirik ini menggambarkan perjalanan ke masa lalu, merindukan dan mencari pelarian dari keny... tampilkan semua
(Ah-ah-ah-ah-ah)
Secukupnya ('Kan masih ada)
Penggantinya (Belum waktunya kau bisa)
Menjawabnya (Ah-ah-ah-ah-ah)
Secukupnya
Melalui lirik ini, penghiburan diberikan bahwa sesuatu yang lebih baik akan menggantikan a... tampilkan semua
Semua yang sirna 'kan kembali lagi
Semua yang sirna 'kan nanti berganti
(Ah-ah-ah-ah-ah)
(Ah-ah-ah-ah-ah)
Lirik ini menyampaikan satu siklus kehidupan yang berkelanjutan. Apa yang hilang atau bera... tampilkan semua
Lagu "Secukupnya" yang dinyanyikan oleh Hindia menyajikan sebuah refleksi mendalam mengenai kondisi emosional dan sosial yang dihadapi banyak orang di era modern ini. Dengan lirik yang puitis dan musik yang menyentuh, Hindia berhasil menciptakan suatu karya yang menggugah perasaan. Dalam ulasan kali ini, kami akan menggali tema, makna, dan nuansa yang terkandung dalam setiap bait lirik lagu ini.
Temanya: Kerapuhan dan Penerimaan
Dari awal lirik, kita disuguhkan dengan pertanyaan retoris: "Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?" Pertanyaan ini membuka diskusi tentang keresahan yang sering kali menghinggapi kehidupan sehari-hari. Rasa tidak nyaman dan seringnya kita terjebak dalam pikiran akan hal-hal yang akan datang menjadi pokok bahasan di sini. Dalam dunia yang dipenuhi ketidakpastian, ketenangan menjadi semakin sulit dijumpai.
Selanjutnya, tema ketidakadilan dan kegagalan manusia juga diangkat dalam bait-bait lagu. Saat menyebutkan "Kita semua gagal", Hindia menyoroti kenyataan bahwa kegagalan adalah bagian dari pengalaman hidup yang universal. Momen-momen bersedih bersama, seperti yang diungkapkan melalui lirik "Angkat minumanmu, Bersedih bersama-sama", menunjukkan pentingnya kebersamaan dalam mengatasi rasa sakit.
Nuansa Kehidupan dan Realitas yang Menyakitkan
- Kepedihan yang Menjadi Kenyataan: Lirik-lirik yang menyentuh tentang "Putra-putri sakit hati, Ayah-ibu sendiri" menggambarkan berbagai kekecewaan dalam hubungan keluarga. Hal ini menciptakan gambaran kuat tentang bagaimana berbagai generasi bisa terhubung melalui rasa sakit yang sama.
- Kehilangan dan Kerinduan: Frasa "Mencari pelarian" menekankan usaha manusia untuk melarikan diri dari kenyataan pahit, menggambarkan keinginan untuk menemukan kebahagiaan dalam kenangan yang lebih baik.
Pesan Tentang Penerimaan dan Harapan
Walaupun lagu ini mencerminkan banyak kesedihan, ada juga nada harapan yang diusung, terutama dalam bait "Semua yang sirna 'kan kembali lagi". Pesan ini seolah menjadi pengingat bahwa setiap kesedihan memiliki batasnya, dan waktu akan membawa perubahan. Harapan akan penggantian dan perbaikan mencuat dalam lirik, memberikan semangat kepada pendengar untuk tetap optimis.
Di akhir lagu, Hindia menekankan bahwa tak ada salahnya untuk bersedih, namun juga penting untuk mengetahui bahwa "Secukupnya" adalah kata kunci. Ini mengingatkan kita untuk merasakan setiap emosi, tetapi tidak terjebak di dalamnya untuk waktu yang terlalu lama.
Kesimpulan
Lagu "Secukupnya" karya Hindia bukan hanya sekedar melodi yang enak didengar, tetapi juga merupakan sebuah karya seni yang memuat berbagai pelajaran berharga tentang kehidupan. Melalui lirik yang mendalam dan emosi yang tulus, Hindia berhasil menggugah kesadaran kita akan pentingnya merasakan, menerima, dan akhirnya melepaskan. Dengan nuansa melankolis yang menyelimuti, lagu ini mengajak kita untuk merenung sejenak dan menemukan kekuatan dalam keterpurukan.

