
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
No, I was just telling that I, I got this, this girl before
And I was together since three years
And uh, I was not even cheating her or what
And Facebook arrived and, uh
Bagian ini menceritakan seorang pria yang berbicara tentang hubungan panjangnya selama tig... tampilkan semua
She wanted me to accept her on Facebook
And I don't want it, because I was, like, in front of her
In front of her, and she told me, like, "Accept me on Facebook"
Pria tersebut mencerminkan pandangannya bahwa hubungan tatap muka lebih nyata daripada int... tampilkan semua
It was virtual, means no sense
So I say, "I'm in front of you, I don't need to accept you on Facebook"
She starting to be crazy
She thought that because I didn't accept her, she thought I was cheating
Dialog ini menjelaskan bagaimana ketidakpahaman terhadap penggunaan media sosial bisa meni... tampilkan semua
She told me like, uh, "It's, it's over, I can't believe you"
I said, "Come on, you're crazy," because like, yeah
"I'm in front of you, I'm every day, here in your house"
That's, it means, like, it's jealousy, pure jealousy
For nothing, you know?
Virtual thing
Pesan ini menggambarkan konflik yang disebabkan oleh media sosial, dianggap sebagai 'hal v... tampilkan semua
Dan kami bersama sejak tiga tahun
Dan uh, saya bahkan tidak selingkuh atau apa
Dan Facebook datang d... tampilkan semua
Lagu "Facebook Story" karya Frank Ocean menyajikan narasi yang mendalam mengenai hubungan modern yang terdistorsi oleh ketidakpahaman dan kecemburuan. Melalui liriknya yang sederhana namun kaya makna, Ocean menggambarkan bagaimana teknologi, khususnya media sosial, dapat mempengaruhi dinamika interaksi antar manusia, terutama dalam konteks percintaan.
Di awal lirik, pendengar diperkenalkan pada sebuah hubungan yang tampaknya kuat, terjalin selama tiga tahun tanpa adanya pengkhianatan. Namun, kedatangan Facebook menjadi titik balik yang mengguncang kepercayaan dan perasaan antara kedua belah pihak. Dalam kalimat “She wanted me to accept her on Facebook,” terlihat bahwa hubungan yang seharusnya nyata dan intim mulai tergantikan oleh tuntutan-tuntutan virtual yang tidak berdasar.
Pemilihan kata yang digunakan dalam lirik, seperti “It was virtual, means no sense,” menunjukkan bahwa sang penyanyi berusaha mengedepankan kesadaran akan realitas yang lebih signifikan dibandingkan interaksi digital. Hal ini menggarisbawahi ketidakrasionalan dari kecemburuan yang muncul ketika pasangan merasa terancam oleh aspek-aspek yang tidak nyata. Dengan kembali menekankan keberadaannya yang fisik dan konstan, yaitu “I'm in front of you, I don't need to accept you on Facebook,” Ocean berusaha meyakinkan pasangannya bahwa cinta sejatinya tidak terhalang oleh dinding-dinding dunia maya.
Kecemburuan yang dihadapi sang penyanyi menjadi perwakilan dari realitas hubungan romantis di era digital. Selanjutnya, ketika lirik menyebutkan “She thought that because I didn't accept her, she thought I was cheating,” kita melihat bahwa kecemasan dan ketidakamanan emosional sering kali berdampak negatif pada hubungan. Percakapan yang awalnya ringan berujung pada konflik yang berkepanjangan, di mana sang penyanyi merasa tidak ada alasan untuk dicurigai. Penekanan pada frasa “pure jealousy for nothing” menciptakan resonansi yang kuat, menggambarkan frustrasi dan ketidakberdayaan di tengah situasi yang salah paham ini.
- Aspek Kemanusiaan vs. Media Sosial: Lagu ini menunjukkan bahwa meskipun kita terhubung secara virtual, hubungan antar individu harus tetap berlandaskan pada kehadiran fisik dan komunikasi yang jujur.
- Kecemburuan dan Kepercayaan: “Facebook Story” mempertanyakan bagaimana platform digital dapat menimbulkan kecemburuan, bahkan dalam hubungan yang sehat.
- Realitas vs. Ilusi: Keterikatan emosional yang dibangun di dunia maya sering kali tidak memiliki fondasi yang kuat, dan Ocean mengajak pendengarnya untuk mempertimbangkan nilai dari koneksi nyata.
Secara keseluruhan, “Facebook Story” bukan hanya sekadar lagu tentang cinta, tetapi juga sebuah refleksi atas kompleksitas hubungan manusia di zaman now. Frank Ocean berhasil menangkap esensi dari permasalahan modern yang dihadapi oleh banyak pasangan, sekaligus menyoroti pentingnya komunikasi yang terbuka dan kejujuran. Melalui liriknya yang tajam dan bermakna, pendengar diajak untuk berpikir lebih dalam tentang prioritas dalam suatu hubungan, serta bagaimana teknologi seharusnya menjadi alat yang memperkuat, bukan yang merusak.

