
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
We painted our faces
We were at resting place in from the light
I must admit on that resting site
We looked alright
Makna lirik lagu ini menggambarkan momen refleksi dan perenungan di tengah kehidupan yang ... tampilkan semua
But now it′s just traces
As we fade in black and white
We put makeup on with no light
We're too uptight
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan kehilangan dan penyesalan dalam hubungan yang ... tampilkan semua
Color me this way
Color me that way
Color me inside out
Color me upside down
Makna lirik lagu ini menggambarkan pencarian identitas dan ekspresi diri yang kompleks. Fr... tampilkan semua
To show my true colors
I must first be exposed to the light
I trust first then secondly fight
With all my might
Makna lirik lagu ini menggambarkan proses penemuan jati diri seseorang yang memerlukan keb... tampilkan semua
I′ve blown my cover
In plain view I'm as plain as you
But you can't deny my hues
Red blue chartreuse
Makna lirik lagu ini mencerminkan pengakuan dan penerimaan diri yang autentik. Dengan meny... tampilkan semua
Kami berada di tempat istirahat dari cahaya
Aku harus mengakui di tempat istirahat itu
Kami terlihat baik-baik saja
Tapi sekarang hanya tinggal je... tampilkan semua
Lagu "Chartreuse" oleh Capital Cities menyajikan perjalanan emosional yang mengajak pendengarnya untuk merenungkan tema identitas, eksposur, dan penerimaan diri. Melalui lirik yang kaya akan makna, lagu ini menggambarkan proses di mana seseorang mencari jati diri dan bagaimana lapisan-lapisan eksistensi dapat ditampilkan dalam warna-warna yang berbeda.
Eksplorasi Identitas Melalui Warna
Sejak pembukaan lagu, kita disuguhkan dengan gambaran visual yang mencolok: 'We painted our faces'. Frasa ini menggambarkan usaha untuk menyembunyikan atau memodifikasi identitas yang sebenarnya. Pernyataan bahwa 'We looked alright' menunjukkan bahwa ada kepuasan atau penerimaan diri yang sementara, namun hal itu berangsur pudar menjadi 'traces' ketika terpapar pada kenyataan.
Pemilihan kata 'fade in black and white' menggambarkan kehilangan warna atau vibrasi emosional yang biasanya menyertai individu ketika berusaha untuk tampil sesuai ekspektasi sosial, bahkan ketika mereka merasa 'too uptight'. Ini menciptakan sebuah kecanggungan antara keinginan untuk menjadi diri sendiri dan tuntutan untuk menyesuaikan diri.
Proses Penerimaan Diri
Pengulangan frasa 'Color me this way, color me that way' menjadi inti dari lagu ini. Ia mengekspresikan permintaan untuk dilihat dan diterima dalam berbagai bentuk, menunjukkan kerinduan untuk dikenali lebih dalam dari sekadar penampilan luar. Dalam konteks ini, warna menjadi simbol kehidupan, kepribadian, dan kompleksitas individu.
Lirik 'To show my true colors, I must first be exposed to the light' menyoroti pentingnya kebenaran dan transparansi dalam proses penerimaan diri. Ada keinginan untuk mengungkap lapisan yang lebih dalam dari diri seseorang, yang tidak dapat terlihat tanpa pencahayaan yang tepat atau situasi yang mendukung. Memperjuangkan identitas sejati membutuhkan keberanian, seperti yang ditunjukkan dalam frasa 'I trust first then secondarily fight with all my might', menggambarkan perjalanan yang penuh tantangan untuk menemukan dan mengungkapkan diri.
Pemaknaan Warna-Warna Emosi
Frasa 'I've blown my cover' menggambarkan momen penyerahan diri. Dalam konteks ini, penampilan yang 'plain' bukanlah sesuatu yang negatif, tetapi sebuah pengakuan bahwa kita semua memiliki keterbatasan dan kesamaan. Menariknya, lirik 'you can't deny my hues, Red blue chartreuse' menegaskan bahwa meskipun mungkin tampak biasa, setiap individu memiliki warna unik yang berkontribusi pada keindahan kolektif sebagai manusia.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, lagu "Chartreuse" mengajak kita untuk merefleksikan bagaimana kita melihat diri sendiri dan bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain. Melalui penggunaan imageri warna, narratif tentang penemuan diri, dan perjuangan untuk kejujuran, lagu ini merangkum esensi dari identitas manusia yang kompleks. Capital Cities berhasil menyampaikan pesan mendalam bahwa setiap orang memiliki spektrum warna yang menunggu untuk dieksplorasi, dan kadang-kadang kita hanya perlu mengizinkan diri kita untuk bersinar.

