كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ
Kallā lau ta‘lamūna ‘ilmal-yaqīn(i).
Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya).
Sekali-kali tidak pantas bagimu bermegah-megahan! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti akibat buruk dari perbuatanmu itu di akhirat nanti, niscaya kamu akan meninggalkannya dan beralih menyibukkan diri dengan hal-hal yang menyelamatkanmu dari siksa neraka.
Ayat ini merupakan peringatan Allah dalam bentuk perintah agar waspada terhadap tingkah laku yang buruk itu. Keinginan untuk berlebih-lebihan dapat menyibukkan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Pendirian yang dianggapnya benar itu sebenarnya adalah salah. Itu hanya sangkaan belaka yang pasti berubah, karena tidak sesuai dengan kenyataan. Yang harus menjadi pendirian adalah yang sesuai dengan kenyataan yang dapat disaksikan oleh mata, oleh perasaan atau berdasarkan dalil sahih.
1. Al-Maqābir اَلْمَقَابِر (at-Takāṡur/102: 2)
Kata al-maqābir adalah jamak dari maqbarah yang berarti pekuburan (tempat pemakaman), yang terambil dari kata: qabara-yaqburu-qabran, yang berarti menguburkan.
Kata al-maqābir dan yang serumpun dengannya disebutkan 8 kali dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, kata khusus al-maqābir hanya 1 kali disebutkan dalam Al-Qur’an.
2. Al-Yaqīn اَلْيَقِيْن (at-Takāṡur/102: 5)
Kata al-yaqīn berarti yakin, tidak ragu, yang diambil dari kata yaqina-yaiqanu-yaqnan, yaqanan, yang berarti terang/jelas dan yakin. Jika kata al-yaqīn digandengkan dengan kata ‘ilm (‘ilmul-yaqīn), maka maknanya adalah pengetahuan yang yakin. Jika digandengkan dengan kata ‘ain (‘ainul-yaqīn), maka maknanya adalah mata telanjang yang tidak sedikit pun disentuh oleh keraguan.
Kata al-yaqīn disebutkan 8 kali dalam Al-Qur’an, 2 kali di antaranya terdapat pada Surah at-Takāṡur, yaitu pada ayat 5 dan ayat 7

