v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 4 - Surat As-Sajdah (Sajdah)
السّجدة
Ayat 4 / 30 •  Surat 32 / 114 •  Halaman 415 •  Quarter Hizb 42 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا شَفِيْعٍۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ

Allāhul-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmin ṡummastawā ‘alal-‘arsy(i), mā lakum min dūnihī miw waliyyiw wa lā syafī‘(in), afalā tatażakkarūn(a).

Allah adalah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy.604) Bagimu tidak ada seorang pun pelindung dan pemberi syafaat selain Dia. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?

Makna Surat As-Sajdah Ayat 4
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Nabi Muhammad diutus untuk mendakwahkan ajaran tauhid dan dibekali dengan bukti-bukti nyata tentang hal itu. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa contoh dan tidak pernah ada sebelumnya, dalam enam masa, meski sesungguhnya Dia mampu menciptakannya dalam waktu sekejap. Hal ini bermaksud mendidik manusia bersabar dalam menangani semua urusan. Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy yang tidak diketahui hakikatnya oleh selain Allah, namun wajib kita imani sesuai dengan kebesaran dan kesucian-Nya. Bagimu tidak ada seorang pun penolong maupun pemberi syafaat selain Dia. Tanpa izin Allah, tidak ada yang mampu menolongmu, baik itu para rasul maupun orang-orang tertentu, meringankan azab atau bebanmu di akhirat. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan dan mengambil pelajaran dari hal ini sehingga kamu beriman dan mengeesakan-Nya?

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Al-Qur’an kepada Muhammad saw itu adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Maksud enam masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi, serta setelah adanya peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah menciptakan langit dan bumi, Allah pun bersemayam di atas ‘Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya. (lihat al-A‘rāf/7: 54) Allah menegaskan bahwa tidak seorang pun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka, dan siksa. Tidak seorang pun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata, karena Dialah Yang Mahakuasa menentukan segala sesuatu.

Kemudian Allah memperingatkan, “Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah?”

Isi Kandungan Kosakata

Sulālah min Mā’ Mahīn سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِيْنٍ (as-Sajdah/32: 8)

Kalimat ini terdiri dari 4 (empat) kata, yaitu sulālah, min, mā’, dan mahīn. Yang pertama (sulālah) terambil dari kata salla yang antara lain berarti mengambil atau mencabut. Bentuk kata sulālah ini mengandung makna keturunan atau sesuatu yang sedikit, sehingga kata ini dapat diartikan sebagai mengambil sedikit. Yang kedua (min) artinya dari, untuk mengung-kapkan asal sesuatu. Yang ketiga (mā’) artinya air, yaitu benda cair yang merupakan salah satu sarana kehidupan. Yang keempat (mahīn) dapat diartikan sebagai lemah. Kata ini juga dapat berarti sedikit. Dengan demikian min mā’ mahīn artinya adalah dari air yang sedikit dan lemah.

Mahīn dapat pula berasal dari kata kerja mahana, yang artinya memerah susu, dan susu yang diperah biasanya memancar dan sedikit. Dari sini dapat dipahami pendapat ulama yang mengatakan bahwa makna mā’ mahīn itu adalah air yang memancar. Selanjutnya dari uraian tersebut dapat disimpul-kan bahwa makna sulālah min mā’ mahīn adalah bahwa asal manusia itu dari air sedikit yang memancar dan lemah.