v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 27 - Surat As-Sajdah (Sajdah)
السّجدة
Ayat 27 / 30 •  Surat 32 / 114 •  Halaman 417 •  Quarter Hizb 42.25 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَسُوْقُ الْمَاۤءَ اِلَى الْاَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ اَنْعَامُهُمْ وَاَنْفُسُهُمْۗ اَفَلَا يُبْصِرُوْنَ

Awalam yarau annā nasūqul-mā'a ilal-arḍil juruzi fanukhriju bihī zar‘an ta'kulu minhu an‘āmuhum wa anfushum, afalā yubṣirūn(a).

Tidakkah mereka memperhatikan bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami menumbuhkan dengannya (air hujan) tanam-tanaman, sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka, mengapa mereka tidak memperhatikan?

Makna Surat As-Sajdah Ayat 27
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah kuasa membinasakan dan menghidupkan mereka kembali. Dan tidakkah mereka, yakni para pendusta hari kebangkitan, memperhatikan bahwa Kami mampu menghidupkan orang yang sudah mati sebagaimana Kami mampu mengarahkan awan yang mengandung air ke bumi yang tandus, lalu dengan air hujan itu Kami tumbuhkan tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan juga mereka sendiri dapat makan darinya sehingga tubuh mereka sehat dan kuat? Maka, mengapa mereka tidak memperhatikan hal tersebut sebagai bukti kemampuan Kami membangkitkan manusia pada hari kebangkitan?

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini mempertanyakan apakah orang-orang kafir itu buta, sehingga tidak dapat melihat bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah? Bukankah Allah yang menghalau awan ke tempat yang kering dan tandus serta tidak mempunyai tumbuh-tumbuhan? Awan itu berubah menjadi air hujan yang menyirami tanah itu sehingga memungkinkan manusia mengalirkannya ke tanah-tanah yang kering. Tanah itu lalu menjadi subur dan ditumbuhi oleh bermacam-macam tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman. Sebagian tanaman itu dimakan oleh manusia dan sebagian lagi oleh binatang ternak piaraan mereka.

Apakah mereka tidak melihat bukti-bukti yang demikian itu sehingga mereka dapat mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menghidup-kan manusia yang telah mati dan membangkitkan mereka dari kuburnya? Jika mau memperhatikan, mereka tentu akan sampai kepada keyakinan bahwa Allah Mahakuasa, tidak ada yang sukar bagi-Nya. Jika Dia meng-hendaki, cukuplah Dia mengatakan “kun” (jadilah), maka jadilah yang dikehendaki-Nya itu.

Isi Kandungan Kosakata

Miryah مِرْيَةٍ (as-Sajdah/32:21)

Kata miryah terbentuk dari kata marā-yamrī-maryan yang berakar makna mengeluarkan. Kata marā al-ibila berarti memerah ambing unta dan mengeluarkan air susunya. Kata al-ibil al-mariyyu berarti unta yang banyak air susunya. Darinya diambil kata mārā ar-rajula yang berarti mendebat seorang laki-laki dan membuatnya mengeluarkan argumen-argumen mengenai pandangan dan pendapatnya, seperti layaknya mengeluarkan air susu dari ambing unta. Darinya terambil kata tatamārā yang berarti mendebat sesuatu lantaran meragukan, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah, “Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja..” (al-Kahf/18: 22). Dan yang dimaksud dengan kata miryah di sini adalah keraguan.