v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 20 - Surat As-Sajdah (Sajdah)
السّجدة
Ayat 20 / 30 •  Surat 32 / 114 •  Halaman 416 •  Quarter Hizb 42.25 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَاَمَّا الَّذِيْنَ فَسَقُوْا فَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ كُلَّمَآ اَرَادُوْٓا اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَآ اُعِيْدُوْا فِيْهَا وَقِيْلَ لَهُمْ ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ

Wa ammal-lażīna fasaqū fa ma'wākumun nāru kullamā arādū ay yakhrujū minhā u‘īdū fīhā wa qīla lahum żūqū ‘ażāban nāril-lażī kuntum bihī tukażżibūn(a).

Adapun orang-orang yang fasik (kafir), tempat kediaman mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah azab neraka yang dahulu selalu kamu dustakan.”

Makna Surat As-Sajdah Ayat 20
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan adapun orang-orang yang fasik, kafir, dan melenceng dari ketaatan kepada Allah, maka tempat kediaman mereka adalah neraka. Di sana mereka merasakan siksaan setiap saat, sehingga setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan lagi ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka dengan nada hinaan dan ejekan, “Rasakanlah azab neraka yang di dunia dahulu kamu dustakan.” Inilah balasan setimpal bagi orang zalim dan fasik.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Adapun orang-orang yang kafir, mengingkari Allah dan rasul-Nya, serta mengerjakan perbuatan-perbuatan jahat akan dibalas dengan azab neraka di akhirat nanti. Setiap mereka mendekati pintu neraka untuk keluar, mereka dikembalikan ke dalamnya lagi.

Jika neraka itu diibaratkan dengan kawah atau kepundan gunung berapi, maka orang-orang kafir berada di dalamnya. Nyala api dari kawah itu sedemikian berbahaya dan setiap saat menyemburkan bunga api. Dalam gambaran itu terbawa pula orang-orang kafir yang sedang diazab, mereka terlempar ke mulut kawah itu, kemudian mereka dibenamkan lagi ke dasarnya, sehingga tidak mempunyai kesempatan sedikit pun untuk keluar dari neraka itu. Di saat mereka dibenamkan kembali ke dalam neraka, kepada mereka dikatakan, “Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulu kamu tidak mempercayainya sedikit pun sewaktu hidup di dunia.”

Isi Kandungan Kosakata

1. Jannātul Ma’wā جَنَّةُ الْمَأْوَى (as-Sajdah/32: 19)

Kata jannah adalah maṣdar (kata bentukan) dari kata janna-yajinnu-jannah yang berarti menutupi. Di dalam Al-Qur’an disebutkan, “Janna ‘alaihil-lailu” yang artinya malam telah menutupinya. Darinya diambil kata al-jinn yang berarti jin. Disebut demikian karena jin tersembunyi dari pandangan manusia. Darinya diambil kata al-janīn yang berarti janin. Disebut demikian karena ia tersembunyi di dalam perut ibunya. Dari sini, orang Arab menggunakan kata jannah untuk arti kebun yang sangat lebat pohon-pohonnya sehingga tertutup. Kata jannah di dalam Al-Qur’an sering digunakan untuk arti surga.

Adapun kata al-ma’wā adalah ism makān (kata tempat) yang terbentuk dari kata awā-ya’wī-uwiyyan yang berarti mengambil suatu tempat sebagai tempat berlindung. Di dalam Al-Qur’an disebutkan, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah..” (Hud/11: 43). Kata āwā berarti memberi tempat tinggal. Jadi, kata al-ma’wā berarti tempat tinggal. Menurut Ibnu Kaṡīr, yang dimaksud dengan lafal jannātul ma’wā di sini adalah surga-surga yang di dalamnya terdapat banyak tempat tinggal, kamar-kamar, dan ruangan-ruangan yang tinggi.

2. Lanużīqannahum لَنُذِيْقَنَّه ُمْ (as-Sajdah/32: 21)

Kata lanużīqannahum adalah fi’il muḍāri’ (kata kerja sekarang) dari kata ażāqa-yużīqu-iżāqatan yang berarti menjadikan merasa. Kata dasarnya adalah żāqa-yażūqu-żauqan yang berarti merasai, baik dengan mulut atau dengan perasa lain. Kalimat żuqtu fulānan berarti aku menguji fulan dan mengetahui sifat-sifatnya. Darinya diambil kata żawwāq yang berarti orang yang cepat bosan. Di dalam sebuah hadis disebutkan, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai żawwāqīn dan żawwāqāt” yang berarti laki-laki dan perempuan yang cepat menikah tetapi juga cepat bercerai. Tafsirannya adalah hati keduanya tidak tenang sehingga setiap kali menikah maka matanya melirik ke wanita dan laki-laki lain. Darinya diambil kalimat żuq haża al-qaus yang berarti ambillah busur ini dan ujilah untuk mengetahui apakah ia lentur atau keras. Dan yang dimaksud di sini adalah Allah menimpakan siksa pada mereka sehingga mereka merasakan kepedihannya.