v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 11 - Surat Ar-Rūm (Romawi)
الرّوم
Ayat 11 / 60 •  Surat 30 / 114 •  Halaman 405 •  Quarter Hizb 41.25 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

اَللّٰهُ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Allāhu yabda'ul-khalqa ṡumma yu‘īduhū ṡumma ilaihi turja‘ūn(a).

Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi. Lalu, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.

Makna Surat Ar-Rum Ayat 11
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Tempat kembali orang berdosa adalah neraka, yaitu setelah mereka dibangkitkan dari kematian mereka di akhirat kelak. Ayat ini menunjukkan keniscayaan hari kebangkitan itu. Allah Sang Mahakuasalah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian Dia pula yang mengulanginya kembali, yakni membangkitkannya kembali, dan hal itu semestinya lebih mudah bagi-Nya; kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan untuk memperoleh balasan yang setimpal atas amal perbuatanmu.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan makhluk sejak dari permulaan, kemudian mematikannya, dan lalu menghidupkannya kembali. Semua itu merupakan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dibantah ke-benarannya. Ayat ini mengemukakan suatu perumpamaan yang mudah ditangkap manusia, dan sekaligus dapat dijadikan bukti adanya hari kebangkitan nanti. Perumpamaannya ialah jika Allah dapat mewujudkan sesuatu dari tidak ada sama sekali menjadi ada, tentu mengulangi penciptaan itu kembali atau membangkitkannya lebih mudah bagi-Nya daripada menciptakan makhluk itu pada pertama kalinya. Kehidupan di dunia ini dan hari kebangkitan adalah dua kejadian yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya, keduanya saling berhubungan. Akhirnya kepada Allah, Tuhan semesta alam, manusia akan kembali. Allah yang menciptakan kehidupan di dunia dan di akhirat, tujuannya untuk mendidik hamba-hamba-Nya bahwa Allah akan memberi ganjaran kepada mereka yang telah berbuat baik dengan ganjaran surga, dan yang berbuat jahat dengan ganjaran siksa.

Isi Kandungan Kosakata

Yublisu al-Mujrimūn يُبْلِسُ الْمُجْرِمُوْن َ (ar-Rūm/30:12)

Yublisu merupakan fi’il muḍāri’ dari ablasa. Akar katanya dari (ba’-lam-sin) mempunyai beberapa arti yang berdekatan yaitu: kesedihan, kebingungan, putus asa, diam karena tertimpa kesedihan, diam karena tidak bisa melawan dalil lawan bicaranya. Dari akar kata ini muncul kata Iblīs yaitu setan yang tidak tunduk kepada perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Dinamakan demikian karena keputusasaannya mendapatkan rahmat Allah. Al-Mujrimūn merupakan bentuk plural (jamak) dari kata mujrim. Kata al-mujrim adalah isim fā’il dari ajrama. Akar katanya (jim-ra’-mim) artinya melakukan (kasaba). Kata ini seringkali digunakan untuk melakukan sesuatu yang tidak baik. Ajrama berarti melakukan perbuatan dosa. Dalam Al-Qur’an ungkapan al-mujrimūn ditujukan kepada mereka yang melakukan perbuatan kekufuran. Dengan demikian, ungkapan “yublisul mujrimūn” diartikan: pada hari Kiamat orang yang berdosa akan terdiam berputus asa.